"Kenapa kau berbohong?" Rian mulai menatap Bilmar dengan serius.
"Berbohong apanya Pi?" tanya Bilmar.
"Kau bilang kau tidak tau dimana Anggia, padahal kau kemarin membawanya ke Vila kesayangan mu itu dan menginap di sana," Rian tau apa yang di lakukan putranya kecuali peristiwa terlarang malam itu.
"Bilmar juga yakin papi tau, apa sih yang Aran nggak kasih tau ke papi?" Bilmar sangat tau seperti apa asistennya itu, ia akan selalu melaporkan tentang dirinya pada sang papi.
"Selesaikan masalah mu itu," Rianda melangkah pergi meninggalkan Ratih dan Bilmar yang masih duduk di sofa.
"Bil?" Ratih merasa penasaran tentang apa yang sebenarnya terjadi.
"Ya mi," Bilmar yakin Ratih akan bertanya tentang Anggia. Dan Bilmar tidak akan bisa berbohong pada ibu negara yang sangat ia agungkan itu.
"Kenapa kamu bawa istri orang begitu?" tanya Ratih.
"Mi, Bilmar mau cerita," kata Bilmar menatap Ratih dengan wajah sendu.
"Apa?" tanya Ratih yang juga penasaran.
Bilmar bangun dari duduknya. Ratih tau pasti anak kesayangannya itu ingin menceritakan hal yang sangat penting. Ratih sangat tau seperti apa sikap anak kesayangannya itu. Ratih juga mengikuti langkah Bilmar, Ratih tau Bilmar pasti ingin bicara di kamar agar tidak ada seorang pun yang mendengar pembicaraannya.
"Kamu kenapa?" tanya Ratih kini duduk di sisi ranjang milik Bilmar. Bilmar mengunci pintu dan memeluk Ratih, menenggelamkan wajahnya di perut Ratih, sambil terisak.
"Wah-wah,badan kekar, jabatan Ceo, terkenal dengan playboy dan memiliki sipat sedingin es batu. Tapi malah menasih memeluk mami," ujar Ratih. Ratih hanya ingin menghibur putranya, karena ia tau sipat anaknya sejak dari kecil, jika masalah yang ia hadapi sudah sangat berat itulah yang ia lakukan menangis di pangkuan maminya, tidak ada yang tau sikap Bilmar yang bisa secengeng itu, Rian sekalipun tidak pernah tau, jika putra tunggalnya yang ia didik menjadi pria kejam dan dingin itu bisa menangis. Hanya Ratih saja yang tau hal itu.
"Mi, Bimar cinta sama Anggia," kata Bilmar yang masih memeluk Ratih.
Ratih menarik napasnya panjang, tangannya mulai ter-ulur mengelus punggung sang anak.
"Bil, Anggi sudah punya suami, dan kau harus mengubur rasa cinta mu itu," kata Ratih.
Bilmar bangun dan duduk di samping Ratih.
"Anggia tidak pernah bahagia dengan pernikahannya, yang sudah berusiha hampir dua tahun itu," kata Bilmar pada Ratih.
"Maksud kamu?" tanya Ratih semakin penasaran dengan perkataan Bilmar.
"Ya, Anggia pergi karena sakit hati bahkan Brian tega membiarkannya pergi tengah malam, karena orang tua Anggia meninggal dunia Mi," Bilmar menceritakan apa yang Anggia ceritakan padanya di malam itu.
"Apa mungkin...Brian setega itu Bil," tanya Ratih seperti sedikit ragu dengan perkataan Bilmar, namun ia juga tau putranya itu tidak pernah berbohong padanya.
"Bahkan di malam itu Anggia hampir di perko** oleh segerombolan preman Mi," kata Bilmar melanjutkan ucapannya.
"Apa Bil? di..." Ratih tidak bisa melanjutkan ucapannya, Ratih menutup mulutnya karena merasa ngeri mendengar sebegitu menderitanya Anggia.
"Ya dan Anggia punya hutang pada ayah Brian, orang yang sudah membiayai pengobatan almarmum ayah Anggia. Dan biaya kuliahnya Mi," kata Bilmar terus bercerita apa penyebab Bilmar membawa Anggia.
"Kamu bilang kamu cinta sama Anggia, bayarinlah utangnya," ujar Ratih pada Bilmar.
"Bayarin?" tanya Bilmar sungguh itu tidak pernah terlintas di pikirannya.
"Iya dong, katanya cinta, cinta butuh perjuang dan pengorbanan say," kata Ratih.
Ratih memang tipekal wanita yang gesrek dan gaul, kadang ia mengganggap Bilmar teman kadang bisa juga menjadi lawan.
"Iya Ma nanti Bilmar pikirkan," kata Bilmar ia diam dan berpikir.
"Ya ampun Bil, kamu kasih 5m enggak buat kamu rugi, uang segitu kamu pikirin buat orang katanya kamu cinta. Biasanya juga kamu kasih uang cuma-cuma buat pacar-pacar kamu di luar sana," Ratih mulai emosi karena ia menganggap Bilmar tidak serius dengan perkataan cintanya pada Anggia.
"Ya, tapi sekarang Bilmar pusing Mi, semalam Anggia sama Bilmar dan pagi tadi begitu Bilmar bangun Anggia udah nggak ada," kata Bilmar mengatakan apa yang terjadi.
"Bilmar kamu sadar dengan ucapan mu tadi?" Ratih mulai mendekati Bilmar yang berdiri bersandar pada jendela.
"Iya Mi," kata Bilmar dengan mantap tanpa memikirkan ucapannya.
"Coba kamu ulangi ucapan mu tadi?" Ratih ingin mendengar sekali lagi agar telinganya lebih jelas mendengar ucapan sang anak yamg kini berdiri berhadapan dengannya.
"Ya tap....." Bilmar mulai menyadari apa yang tadi ia ucapkan.
"Apa kamu dan Anggia....?" tanya Ratih dengan tidak melanjutkan ucapanya, karena Ratih yakin tanpa di ucapkan pun Bilmar tau apa maksud dari ucapan Ratih barusan.
"Bilmar jawab Mami?" kata Ratih lagi dengan tegas.
"Iya Mi," jawab Bilmar menundukan kepalanya.
Ratih diam, bibirnya terasa kelu mendengar jawaban Bilmar, bagaimana bisa anaknya tidur denga wanita yang masih memiliki ikatan pernikahan.
"Tapi Bilmar khilaf Mi. Bilmar udah berusaha menghidar tapi Anggia terus memohon untuk Bilmar temani. Dan Anggia meminta Bilmar memeluknya mi, agar ia bisa lebih tenang. Bilmar cinta sama Anggia mi, tanpa ada pun hasutan dari syetan Bilmar bisa lupa diri dan melakukan itu mi bila Anggia terus memeluk Bilmar," Bilmar menjelaskan apa yang ia rasakan, kesenangan semalam itu bukan membawanya pada keindahan, melainkan membawanya pada jurang kepedihan yang kini ia rasakan.
Ratih diam, ia yakin Bilmar memang mencintai Anggia. Ratih tidak pernah melihat putra kebanggaannya seperti ini, putranya itu terlihat lemah karena di perdaya cinta yang semu. Cinta yang masih menjadi milik orang lain, Bilmar bagai menggenggam mawar merah yang terlihat indah, dan bila di petik akan tertusuk jarum dan hanya ada darah yang menjadi saksi kepedihan itu.
"Bilmar.....mami di sini tidak menyalahkan Anggia. Namun Mami menyalahkan kamu, karena yang dia butuhkan itu kekuatan dan ketenangan bukan kehangatan ranjang. Dan kamu mengambil kesempatan disaat ada kesempitan yang di rasakan Anggia. Di sini kamu salah," Ratih menyalahkan Bilmar atas apa yang terjadi. Menurut Ratih Bilmar salah karena disaat Anggia lemah dan berada di titik paling bawah namun Bilmar malah memanfaatkan itu semua.
"Mi, Bimar akan melakukan apapun asal Anggia. Jadi milik Bilmar," Bilmar merasa bertanggung jawab atas kesucian yang telah ia renggut begitu saja dari wanita yang ia cintai. Dan ia akan membuat Anggia menjadi kekasih halalnya.
"Kamu mau punya istri jandanya Brian?" tanya Ratih.
"Memangnya Mami nggak setuju Bilmar sama Anggia?" Bilmar bukannya menjawab tapi malah balik bertanya.
"Mami sih setuju mau gadis atau janda, asal kamu laku," Ratih mulai menggoda Bilmar, karena Ratih melihat kesedihan di mata Bilmar.
"Mami apa sih," jengkel Bilmar.
"Bil, apa karena itu Anggia pergi tanpa pamit sama kamu?" tanya Ratih lagi.
"Mi...Bilmar orang pertama untuk Anggia di malam itu," kata Bilmar dengan jujur agar Ratih tahu dan Ratih tidak melaranya merebut Anggia dari Brian. Bilmar tau seperti apa Ratih. Ia tidak akan di ijinkan merebut milik orang lain tanpa alasan yang benar-benar tepat dan jelas.
"Aa-apa... ? tanya Ratih dengan gemetar.
"Bilmar mohon mami jangan halangi Bimar untuk merebut Anggia dari suami brengseknya itu," kata Bimar.
"Iya, terserah kamu saja, yang jelas kamu harus bertanggung jawab, jangan jadi pengecut,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 183 Episodes
Comments
Aprisya
punya ibu yang sangat pengertian banget😁😁
2023-07-04
0
Ananda
🤣🤣🤣
2023-06-27
0
Nana
🤭🤣
2023-06-17
0