PLAKK!
Satu tamparan mendarat di pipi Brian, tamparan itu cukup kuat hinga terlihat cairan berwarna merah di sudut bibirnya. Brian memegang pipinya yang baru saja di tampar oleh Pahsa, Brian tak menyangka jika ia akan mendapat tamparan pertama kalinya dari Pasha ayah kandungnya sendiri.
Sungguh ini adalah pertama kalinya Brian di perlakukan Pasha dengan kasar, selama ia di lahirkan dan di besarkan, hingga ia tumbuh sebesar ini, tidak pernah ia merasakan perihnya tangan Pasha. Brian diam dan ia menunduk, Brian semakin membenci Anggia karena ini semua terjadi karena Anggia.
Pasha mengetahui berita kematian orang tua Anggia dan ia langsung menuju kediaman besannya itu. Namun yang ia dapati sampai di sana Anggia yang tengah menangis histeris tanpa Brian di sampingnya, dan setelah pemakaman selesai Pasha pergi bahkan tanpa pamit pada Anggia. Karena Pasha melihat pandangan Anggia kosong, ia hanya duduk diam di kamar kedua orang tuanya sambil memeluk kedua lututnya.
Dan kini Abraham sudah berada di apartement milik Brian, Abraham yang mengetahui pasword apartement milik Brian tidak perlu bersusah payah untuk mengetuk terlebih dahulu. Dengan emosi yang ia bawa ia terus melangkah masuk, dan mata nya menajam saat melihat Brian sedang tertidur dengan nyenyak bersama seorang wanita di samping nya.
Pasha tidak mampu lagi menahan emosinya, Anggia yang menagis tanpa memiliki siapa pun di sampingnya. dan orang tuanya pagi ini baru saja di makamkan, lalu apa? Brian bahkan tidak perduli sedikit pun dengan duka cita yang di rasakan Anggia. Pasha terus berjalan mendekati Brian yang tertidur pulas sambil berpelukan dengan kekasihnya.
KRANGGG!
Pasha melempar sebuah guci yang terletak di sudut kamar Brian, dan ia melempar tepat ke dinding. Suara pecahan yang terdengar begitu keras, membuat Brian dan Bella terbangun dengan shock. Kedua nya reflek terduduk di ranjang, namun Brian semakin bertambah shock saat melihat Pasha yang berdiri di hadapannya.
"Kalau kau memang tidak bisa menerima Anggia, tidak apa, ayah tidak akan lagi memaksamu, kau akan ayah berikan perusahan dan kau bebas melakukan apa pun. Tapi ingat! jangan pernah kau panggil aku ayah lagi!" kata Pasha dengan sangat tegas pada Brian.
"Aku memang tidak mencintainya, aku pun tidak akan pernah mencintai Anggia, tapi kenapa ayah hanya memanggap ku anak, bila aku tetap bersamanya," tanya Brian.
Pasha diam ia masih menatap Brian dan kini ia mulai menatap wanita yang berdiri di samping Brian, Pasha tersenyum sinis dan merutuki kebodahan anak nya sendiri.
"Kau tidak mau menerima Anggia menjadi istrimu?" tanya Pasha dengan terus menatap wanita sexy yang berda di antara mereka.
Sementara itu Bella tersenyum ia salah mengartikan tatapan Pasha. Bella berpikir Pasha juga berminat untuk mencoba tubuh sexy nya. Karena Pasha tersenyum melihatnya, dan tampa ia mengerti bahwa Pasha merasa jijik dengan wanita itu.
"Iya," kata Brian tanpa ragu.
PROK PROK PROK!
Pasha tersenyum sambil bertepuk tangan mendengar jawaban lucu yang di ucapkan Briasan. Sementara Bella berpikir kalau Pasha juga akan merestui hubungannya dengan Brian atau pun ia akan di jadikan teman tidur Pasha.
"Tidak masalah walau pun ayahnya," batin Bella.
"Aku tidak menyangka ternyata kau sebodoh ini Brian," kata Pasha sambil terkekeh.
"Apa maksud ayah?" tanya Brian yang tidak mengerti maksud ucapan Pasha.
"Kau sungguh bodoh! Kau tau Brian emas itu memang kuning. Namun kuning itu belum tentu emas. kau membuang emas demi sampah seperti wanita ini," kata Pasha sambil tangan kirinya menujuk Bella.
"Ahahahaa. Berapa uang yang aku habiskan untuk sekolah mu, tapi ini ilmu yang kau dapat. Aku sungguh tidak menyangka Brian," ucap Pasha lagi.
"Kenapa Om mengatakan aku sampah?" tanya Bella.
Pasha mengangkat sebelah alisnya, ia tidak menyangka kalau Bella berani bertanya padanya, mungkin jika wanita ini masih memiliki malu, pasti ia lebih memilih pergi dari pada tetap berada di sana.
"Lalu aku harus mengatakan apa?" tanya Pasha dengan sinis.
"Aku memiliki harga diri Om dan Om tidak usah menghina ku!" kata Bella setengah berteriak.
"Ahahahahaa. Apa ada wanita yang memiliki harga diri seperti mu!" tanya Pasha.
"Om mengatakan ini karena Om belum merasakan nya dengan ku," kata Bella dengan tersenyum berharap Pasha tergoda padanya, sunguh wanita yang tidak bermoral.
"Kau dengar Brian? wanita macam apa dia?" kata Pasha.
"Bella keluar!" perintah Brian.
"Tapi."
"Keluar!" bentak Pasha.
"Apa kau sudah tidak ingin memperbaiki hubungan mu dengan Anggia?" tanya Pasha.
"Tidak," jawab Brian dengan tegas.
Pasha diam ia memikirkan sesuatu, setelah lama diam dan mempertimabangkan beberapa keputusan yang akan ia ambil, kini ia menatap wajah Brian yang juga menatapnya.
"Baik. Kau boleh bercerai dengan Anggia dan kau tidak perlu khawatir, aku akan memberikan perusahaan pada mu," kata Pasha dengan tegas.
Brian tersenyum memang dari dulu itu yang ia harapkan.
"Ya dan aku akan segera mengurus perceraian ku," kata Brian dengan bahagia.
"Silahkan. Dan setelah itu kau jangan lagi menggunakan nama belakang Wiratwan. Dan anggap kita tidak pernah ada ikatan darah, lalu kau tidak perlu lagi memanggil ku ayah, aku sudah tidak sudi," kata Pasha dengan sangat tegas.
Brian merasa ucapan Pasha jauh lebih menyakitkan, dari pada tamparan yang Pasha lakukan padanya.
"Tapi aku anak ayah," kata Brian.
"Aku sudah tidak sudi menjadi ayah mu," jawab Pasha.
"Ayah kenapa membela pelac** itu! Ayah tau dia itu pergi pagi dan pulang esok paginya lagi di antar laki-laki, apa wanita itu yang Ayah anggap wanita baik-baik?" tanya Brian dengan sinis.
PLAKK!
Tangan Pasha kembali melayang di pipi Brian dengan kasar.
"Jaga ucapan mu!" kata Pasha dengan suara beratnya, Pasha tidak mengerti entah bagaimana Brian berpikir hingga ia tega menghina Anggia.
"Tapi benar," kata Brian.
"Jangan pernah kau menyesali ucapa mu ini, jangan sampai kau menjilat air ludah yang sudah kau buang!" kata Pasha lalu ia melangkah pergi meninggalkan Brian.
"Wanita sialan aku akan memberimu pelajaran, aku akan membuat mu memohon ampun padaku, ini sungguh penghinaan," gamam Brian.
Brian mengepaikan tangannya dan tidak lama dari kepergian Pasha. Mulai terlihat pintu terbuka dan itu adalah Anggia, Anggia tidak perdulu Brian yang menatapnya tajam. Ia kembali berniat hanya mengambil beberapa barang miliknya, setelah itu ia akan pergi dan tidak akan kembali lagi pada Brian.
"Kenapa kau kembali kemari," kata Brian.
Anggia tidak perduli dengan ucapa Brian, ia terus melangkah menuju kamarnya dan membereskan semua barang-barangnya. Begitulah yang Anggia pikirkan namun sepertinya semua tidak semudah itu, karena Brian dengan kemarannya terus mendekati Anggia yang sedang memasukan pakaiannya kedalam koper.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 183 Episodes
Comments
Sainah Aina
dasar banjingan tu cowo
2023-07-10
0
Aprisya
ayo pergi yang jauh saja,,kapan kamu kena karma brian
2023-07-03
0
Murni Togatorop
mertua yg luar biasa
2023-06-05
0