Kini Anggia sedang menyiapkan makan malam dan ia sedang menata semua makanan yang ia masak beberapa saat lalu di meja makan sambil menunggu kepulangan Brian. Tidak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka Anggia yakin itu pasti suaminya.
TAP TAP TAP!
Terdengar suara langkah yang mulai melewati Anggia begitu saja bahakan tanpa meliriknya sedikit pun.
"Mas," Anggia memanggil Brian yang sudah mulai menjauh dari nya.
"Mas," panggil Anggia lagi karena Brian sama sekali tidak menghiraukannya.
"Mas, aku mohon hargai aku sedikit saja," kata Anggia.
Brian mulai menghentikan langkah nya. Karena mendengar ucapan Anggia ia mulai membalikan tubuhnya lalu berjalan mendekati Anggia dan kini keduanya saling berhadapan dengan Brian menatap tajam manik mata Anggia yang terlihat berkaca-kaca.
"Apa belum cukup uang yang di berikan Ayah ku selama ini?" tanya Brian dengan sinis.
"Maksudnya?" tanya Anggia kembali karena ia tidak mengerti.
"Kau tadi bilang ingin di hargai. Memangnya berapa harga yang kau tawarkan? Bukan kah Ayah ku sudah membeli mu dengan uang yang kau gunakan untuk menggapai impian mu menjadi seorang Dokter dan di tambah lagi uang pengobatan untuk Ayah mu? apa itu belum cukup?" tanya Brian sambil memandang intens Anggia.
Anggia tidak percaya mendengar apa yang di ucapkan oleh Brian padanya. Air mata nya mulai mengalir begitu saja. Hatinya begitu sakit mendengar Brian yang selalu menghina dan merendahkannya. Tapi Anggia tidak mau menyerah ia akan berusaha meluluhkan hati suaminya itu. Karena itu lah janjinya pada tuan Pasha Ayah mertuanya.
"Beri aku satu kesempatan saja Mas. Aku ingin satu kali saja menikah dalam hidup ku. Dan aku tidak ingin mempermainkan pernikahan," kata Anggia mencoba memohon pada Brian ia ingin Brian memberinya satu kesempatan saja.
"Tapi kau bukan selera ku. Aku tidak sudi beristri anak pembantu. Dan pernikahan ini hanya karena kau balas budi pada Ayah ku Itu saja. Dan kau tidak perlu mencampuri urusan ku," jawab Brian dengan nada membentak Anggia.
"Aku mohon Mas satu kesempatan saja. Bila aku tidak bisa maka kau boleh menceraikan aku," kata Anggia ia sangat berharap Brian mengabulkan keinginannya
"Aku tidak akan pernah sudi untuk hidup bersama mu. Kau tau sendiri alasan ku menikahi mu. Itu semua karena Ayah ku yang memaksa dan Ayah ku mengancam akan mengambil perusahan yang ku miliki sekarang kalau aku menolak menikah dengan mu," kata Brian mengungkapkan rasa bencinya pada Anggia.
"Lalu sampai kapan pernikahan kita ini Mas. Aku tidak sanggup bila hidup begini?" tanya Anggia dengan suara putus asanya.
"Kenapa kau mengeluh bukankah kau sudah menjual hidup mu pada Ayah ku?" tanya Brian dengan senyum meremehkan Anggia yang menurutnya Anggia hanyalah sampah yang tidak berarti di matanya.
"Aku mohon pada mu Mas. Aku ingin kejelasan dengan rumah tangga kita ini. Aku sungguh tidak sanggup bila terus hidup begini hiks hiks hiks," Anggia mulai menangis karena hidup yang ia jalani sungguh menyakitkan.
"Kalau kau mau aku beri kesempatan duduk dan berlutut di kaki ku lalu memohon pada ku," kata Brian.
Brian menarik kursi meja makan dan ia membuang jas yang ia pegang di lantai. Ia duduk dengan melipatkan kaki nya. Dan tersenyum sinis pada Anggia.
Anggia diam ia sedang berusaha mencerna ucapan Brian ia tidak yakin dengan apa yang ia dengar. Iya pernah membayangkan semasa kecilnya bila ia dewasa ia akan menikah dengan pangeran yang mencintainya bayangan seperti sinderela selalu membayanginya. Namun yang ia dapat saat ia dewasa justru sebaliknya. Ternyata menikah itu tidak sebahagia yang ia bayangkan.
"Hey kenapa diam?" tanya Brian yang menyadar kan Anggia dari lamunan nya.
"Apa kau tidak sedikit pun merasa iba pada ku?" tanya Anggia.
"Kalau kau mau aku kasian pada mu ayo duduk di lantai dan memohon di kaki ku," kata Bilmar sambil menunjuk sepatu yang masih melekat di kakinya.
"Apa tidak ada cara lain?" tanya Anggia.
"Kenapa? Apa kau tidak mau?" tanya Brian.
"Baik lah," jawab Anggia.
Anggia terus meneteskan air mata nya. Ia mulai mendudukan tubuh nya di lantai. Dan ia menundukkan kepalanya. Anggia sudah seperti tidak memiliki harga diri lagi ia sudah kehabisan akal bagaimana cara meluluhkan hati Brian. Banyak cara yang sudah ia lakukan namun tidak satu pun berhasil, dan kali ini ia sangat berharap Brian akan berbaik hati pada nya.
"Ayo cepat!" bentak Brian.
"Aku mohon Mas. Beri aku satu kesempatan saja untuk menjadi istri yang baik untuk mu. Aku ingin menjalani rumah tangga seperti orang-orang yang bahagia dan bangga dengan pernikahannya," kata Anggia dengan kepala yang masih tertunduk.
Brian mengambil gelas yang berisi air putih yang tadi di tata oleh Anggia di meja makan. Dan ia mulai menuangkan air itu tepat di kepala Anggia yang sedang menduduk di kakinya.
BYUUURRR!
Suara air itu mengguyur kepala Anggia. Anggia tersadar ia mulai mendongkak dan menatap wajah suaminya. Ia sudah terbiasa dengan kekejaman Brian terhadap nya. Ia hanya menangis tanpa bisa melakukan apa-apa.
"Kenapa Mas. Bukan kah tadi kau menyuruh ku berlutut di kaki mu. Dan setelah itu kau memberikan ku satu kesempatan itu?" tanya Anggia dengan kepala dan wajahnya yang basah.
"Mimpi!" kata Brian.
Brian bangun dari duduknya. Ia berdiri dan mendorong tubuh mungil Anggia hinga wanita itu tersungkur di lantai. Brian berjongkok dan tanyannya mulai mencengkram rahang Anggia dengan sangat kuat. Anggia mulai gemetar dan merasa takut.
"Kau yang sudah membuat aku terpaksa menikahi mu. Dan aku yakin kau menghasut Ayah ku agar ia memaksa ku menikahi wanita seperti mu. Aku yakin tujuan mu menikah dengan ku itu karena harta," kata Brian dan tangannya melepaskan rahang Anggia yang terlihat memerah.
"Tidak Mas hiks hiks hiks," jawab Anggia dengan sesegukan dan rasa dingin akibat air yang di tumpahkan Brian tadi tepat di kepalanya.
"Dan karena kau sudah berani membuat aku masuk kedalam hidup mu. Maka nikmati penderitaan mu. Aku akan membuat mu menderita setelah itu baru kau ku buang," kata Brian dan ia mengambil satu gelas lagi yang masih berisi air putih. Brian mulai mendeguk air itu dan melempar gelas kosong itu ke lantai tepat di samping Anggia.
KRAAANGGG!
Suara gelas itu pecah Anggia tersentak karena terkejut.
"Besok Ayah ku kemari, bersikaplah seolah kita baik-baik saja. Kalau kau mau Ayah mu masih tetap bernapas," kata Brian setelah itu ia meninggalkan Anggia yang sedang menangis. Ia tidak perduli seperti apa keadaan Anggia, yang ia tau Anggia sangat bersalah karena sudah menyetujui keinginan Ayah nya untuk menjadi istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 183 Episodes
Comments
yanni oenni
baru mampir aja aku dah Gedeg ma s Anggia
kenapa jadi wanita ko bodoh ,tolol lemah LG
kenapa ga bisa ngelawan..
harga diri wooyyy harga diri Anggia😠
2023-09-05
1
Yan Ti
dah thor aq malas baca novennya aq berhenti disini bacanya peran utama nya oon bget jd wanita
2023-06-27
0
Tanah Baru
Maaf, cukup sampai di sini aku bacanya 😒
2023-06-26
0