Bersujud

Diseperempat malam, Gavril terjaga dari tidurnya. Ia pun segera meraih posel yang berada diatas nakas, dan menghubungi kedua sahabat. Untuk kemudian ia bergegas mengambil air wudhu lalu menunaikan ibadah tahajud. Dengan sangat kusyuk, Gavril bersujud dihadapan Tuhannya, dan juga memohon serta meminta sesuatu yang menjadi niatnya, agar dapat Tuhan berikan baginya.

Dengan untaian tasbih yang terbuat dari kayu dewadaru, Gavril menyerukan semua harapannya dan juga kebesaran akan kuasa dan nama Tuhannya."Jika jodohku maka dekatkan ya Allah, jika bukan buanglah rasa ini." ucap Gavril dipenghujung doannya.

Pagi hari seperti biasa Gavril akan memulai aktifitasnya dengan sarapan bersama orang tua tercinta dan juga adiknya. "Selamat pagi semuanya.!" sapa Gavril seraya memberi ciuman dipipi sang mama, dan usapan sedikit kasar dipucuk kepala sang adik.

"Selamat pagi kakak..! sahut ketiganya. Gavril pun duduk disebelah sang adik. "Aku nebeng kakak ya.?" pinta Zania

"Lah bisanya juga gue yang anter elo. Baru sehari enggak ngerepotin, udah berasa kaya seumur hidup aja." sahut Gavril

"Tinggal jawab iya susah banget sih kak, cerewet banget itu mulut kaya suneo ketemu nobita lagi bareng sizuka" balas Zania.

"Enggak nyambung Saritem, ono suneo mana pernah cerewet soal nobita dan sizuka bareng.?" protes Gavril

"Kalau suneo versi Zania Mahesa, udah pasti ada lah." kilah Zania. Tuan dan nyonya Mahesa hanya menggeleng gelengkan kepala, mendengar perdebatan putra dan putri kebanggaan mereka. Setelah usai sarapan bersama, Gavril dan Zania pamit bersamaan untuk menuju keuniversitas masing masing.

"Lets goo..!" seru Gavril seraya mengapit leher Zania dengan lengannya, dan membawa tubuh ramping Zania berjalan menuju kemobil kesayangan pria itu. Umpatan disertai teriakan dari Zania pun diterima oleh Gavril. Sementara kedua orang tua tersenyum bahagia melihat kedua anaknya yang saling menyayangi dan saling mendukung.

Setelah mengantarkan Zania keuniversitasnya, Gavril menuju keuniversitasnya sendiri. Sebelum jam belajar dimulai, seperti biasa Gavril menyempatkan diri untuk bergabung dengan para sahabatnya. "Tong bajil...!!" seru Adena yang baru saja tiba disana. "Opo nyai Dasimah.?" jawab Gavril

"Kemaren kemana.? cuilan hidung loe enggak terlihat, apa lagi bayangannya, tak nampak pun dimataku." kelakar Adena.

Gavril terkekeh "ada gue sama Sarkali juga Grandong, memperdalam ilmu, guna menyiapkan skripsi, makanya langsung balik." jawab Gavril beralasan. Mereka pun bersama menuju ketempat para sahabat berada.

"Halo bajil.!" sapa Agalia dan Amanda bersamaan.

"Halo Suketi, Katemi.!" sahut Gavril "wajah berseri seri bener ini pada, jadian kalian ya.?" tebak Gavril dengan diselingi kekehan menggoda. "Yoi doang...!!" jawab kedua pasang kekasih, yang beberapa menit lalu resmi berpacaran. Gigas dan Agalia, Gaufar dan Amanda.

"Tinggal gue dong ini ya.?" ucap Gavril.

"Cari makanya dong Jil, gue aja mau jadi pengantin bentar lagi, mas...." ucapan Adena terhenti karena Gavril menyemburkan minuman yang baru saja ia teguk. Sedangkan keempat sahabatnya tersedak oleh makanan dan ludah mereka masing masing.

"Apa loe bilang...??" tanya Gavril seraya menatap sendu kearah Adena yang kini nampak terlihat sangat bahagia. "Aku enggak jadi tunangan sama Temmy tapi langsung nikah." jelas Adena dengan riangnya. Sontak saja Gaufar dan Gigas menatap iba kepada Gavril, sementara yang diberi tatapan langsung menundukan kepalanya, mencoba menahan sakit dan nyeri yang kini menimpa hatinya.

"Loe yakin secepet itu mau nikah sama tongkat mak lampir nyai..?? Elo kan mau mimpin perusahaan bokap loe dulu.?" tanya Amanda. Adena pun kembali menjelaskan rencananya setelah menikah nanti, tentu saja itu semakin membuat ngilu hati sang pria tampan Gavril Mahesa.

❤ Vote, Like, Rate dan kirimkan ⚘⚘ kalian sebagai bentuk dukungan bagi karyaku ini jika kalian menyukainya.❤

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***