Sampai dikampus Fiona diberi hadiah tidak bisa masuk kedalam kelas karena telat satu menit, dosennya tidak masalah akan hal itu namun kakak tingkatnya yang mencegah Fiona.
Siapa yang telat satu detik saja tidak boleh masuk, hal ini dilakukan untuk mendisiplinkan para mahasiswa agar tidak melalaikan waktu.
"Saya minta maaf karena terlambat saya tau saya salah tapi ada alasan untuk itu jadi..."
"Siapa namamu?"
"Fiona,"
"Maaf mu tidak berguna jadi pulanglah, ada banyak mahasiswa yang alasannya sama seperti ini," ucap ketua BEM.
"Tolong,"
"Kau bukan tuan putri disini jadi kenapa aku harus menuruti keinginan mu,"
"Siera biarkan saja dia hanya terlambat beberapa menit," saut pengurus lainnya.
"Fiona si tuan putri kampus silahkan keluar dari dari tempat ini dan persiapkan kuliah mu besok pagi," ucap Siera mengabaikan perkataan pengurus lain.
Fiona meremas tangannya melihat wajah menyebalkan Siera yang sebagai ketua BEM dikampus tersebut.
"Saya akan masuk karena dosen memahami keadaan saya," ujar Fiona.
Dia nekad masuk kedalam namun Siera mendorong Fiona sedikit keras.
"Fiona berani sekali kau melawan peraturan kampus,"
"Ini bukan peraturan kampus, kau sendiri yang membuatnya," ucap Fiona.
"Keluar senada atau aku akan menghubungi security untuk menyeret mu!!" Bentak Siera.
Fiona mengambil nafas panjang lalu pergi dari tempat itu, wajah Siera sudah tersimpan dibenaknya. Fiona yang awalnya tidak tau siapa Siera akhirnya menjadi orang spesial sekarang.
Fiona kembali ke apartemennya menunggu jam kuliah selesai dan kali ini bukan jam kuliahnya yang ditunggu oleh Fiona melainkan jam kuliah Siera kakak tingkatnya.
Hingga malam tiba Fiona keluar dari apartemennya setelah melihat jam dinding, penutup wajah dan switer hitam adalah ciri khasnya ketika melakukan sesuatu.
Sementara dikampus Siera baru pulang setelah rapat tentang peraturan baru yang tidak efisien dan diganti dengan peraturan lain.
"Baiklah semuanya hati hati dijalan," ucap Siera.
Semua bubar dari kampus sedangkan Siera sendiri berjalan kaki karena tempat tinggalnya tidak jauh dari kampus.
Sampai didepan gang menuju apartemennya Siera berjalan dibawah redupnya lampu jalanan dan suara anj*ng yang seakan mencegah Siera untuk melewati tempat itu.
"Aku menunggu lama,"
Siera berhenti melangkah setelah mendengar suara seseorang dipinggir jalan sedang bersender ditembok jalanan.
"Ka-kau menunggu ku? Apa aku mengenalmu?" Tanya Siera.
"Tentu saja kau sangat mengenal ku,"
"Ada yang bisa ku bantu?"
"Ada,"
"Katakan apa itu," ucap Siera walau ia sedikit takut dengan suara dingin itu.
"Aku ingin mengambil jantung mu sebagai hiasan kamar ku,"
Deg!!
Tubuh Siera gemetar dan hampir tersungkur namun ia tahan, ia harus kabur dan meminta pertolongan.
Seringai itu muncul ketika Siera mencoba kabur dengan sisa kekuatan yang ada.
Bughh!!!
Pukulan keras menghantam punggung Siera yang sedang mencoba lari dari tempat itu, dia pingsan tanpa menunggu waktu lama.
"Cihh hanya ini kekuatan seorang pengatur," gumam Fiona sembari membuka penutup wajahnya.
Tidak ingin berlama-lama Fiona memasukkan tubuh Siera kedalam koper lalu membawanya ketempat biasa, tempat paling menyeramkan bagi calon korban Fiona selanjutnya.
Sampai digudang tua Fiona mengeluarkan Siera dari dalam koper lalu mengikatnya dikursi. Fiona menunggu sampai kakak tingkatnya itu sadar.
"Mmhh sshh aaww!!"
Saat membuka mata Siera terkejut meliha dirinya sudah terikat, dia mencoba melepaskan diri namun ikatan tali itu cukup kuat.
"Selamat malam nona," sapa Fiona sembari menyiapkan suntik bius.
Siera melihat kedepan dan ternyata ada orang lain selain dirinya disana.
"Tolong lepaskan aku," ucap Siera.
Fiona tersenyum sinis mendengar permintaan bodoh Siera.
"Permintaan mu terlalu sulit nona lebih baik ucapkan kata kata terakhir mu dan aku akan menulisnya disebuah kertas lalu menggantung kata kata terakhir mu disana,"
Fiona menunjuk pohon mati disebelah Siera dan sudah banyak kertas yang tergantung di pohon tersebut, bibir Siera kelu dan hampir bisu melihat kertas kertas itu.
"A-aku tidak punya masalah dengan mu ja-jangan bunuh aku," ucap Siera terbata bata.
"Haahh sayang sekali aku lebih memilih menjalankan hobi ku daripada mengabulkan permintaan mu,"
Fiona memutar tubuhnya menghadap Siera, kedua gadis itu saling bertatapan namun sayang Siera tidak mengenal Fiona karena dia menggunakan penutup wajah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Nur Mira
si sinting fiona
2022-11-20
0
Awe
bener bener psikopat Fiona
2022-10-07
0
imblue E
jangan membunuh lg fiona kan sudah janji
2022-09-22
1