Selesai pekerjaan nya Bara pulang dari kantor, hari ini ada banyak pertemuan dikantornya sehingga Bara dan Rezza harus pulang malam hari.
Rezza hanya mengantar sampai didepan rumah lalu pulang ke apartemennya untuk beristirahat sedangkan Bara masuk kedalam rumahnya.
Keadaan rumah jauh berbeda, biasanya Bara akan menyalakan lampu ketika pulang namun sekarang rumahnya terang benderang diiringi suara pertempuran dari dapur.
Karena penasaran Bara pergi ke dapur dan melihat Fiona sedang memasak.
"Ehem"
Fiona memutar kepalanya dan melihat Bara sedang berdiri didekat meja makan.
"Apa?" Tanya Fiona.
"Kau sedang apa?" Tanya Bara balik.
"Kau buta? Lihat saja sendiri." Jawab Fiona ketus.
"Oh lupa dengan perjanjian."
Fiona memaksakan senyumnya menghadap Bara lalu kembali datar setelah berputar ke arah masakannya.
Bara baru sadar melihat dapurnya ada beberapa barang yang janggal dan tidak biasa ia lihat, ada bermacam-macam barang mulai dari lemari es, microwave, rice cooker, blender, panci, piring, mangkuk dan saudara saudaranya yang lain.
"Kau membeli semua ini?" Tanya Bara.
"Pikir saja sendiri." Jawab Fiona sembari mencicipi masakannya.
Bara berjalan jalan melihat apa saja barang barang lain yang dibeli oleh Fiona, namun sebelum itu dia mengambil tangan Fiona dan mencicip masakan tadi.
"Mm ya cukup cukup." Ucap Bara lalu pergi ketem lemari es.
"Aku tidak menyuruh mu mencicipi nya." Gerutu Fiona.
"Tunggu kau tidak memasak daging manusia kan? Jawab aku Fiona aku belum pernah memakan daging manusia sebelumnya jangan sampai kau memasak daging seseorang." Ujar Bara resah.
Hahh!!
Fiona mematikan kompor lalu membuka lemari pendingin.
"Ini daging sapi dan ayam jika kau tidak percaya aku tidak meminta mu memakan masakan ku." Kata Fiona.
Bara hanya membentuk huruf o dengan mulutnya, dia tau sejahat jahatnya Fiona tapi untuk memakan daging manusia tidak mungkin ia lakukan.
"999.999.999 juta kau gunakan untuk apa saja? Kurasa perlengkapan dapur dan isi lemari pendingin tidak sampai sebanyak itu." Ujar Bara.
"Membelikan Ella barang yang ia inginkan, membeli perlengkapan dapur." Jawab Fiona sembari menata makanan diatas piring.
"Lalu kau membeli apa?"
"Lihat dimeja ruang tamu."
Bara berjalan menuju ruang tamu dan dia baru menyadari ada satu toples permen karet.
"Kau membeli permen sebanyak itu?"
"Ya"
"Hanya itu? Tidak membeli barang barang seperti teman mu?"
"Menggunakan uang mu? Cih tidak sudi." Gumam Fiona.
"Tidak! Kau ingin makan atau tidak jika iya duduk tapi jika tidak pergi dari sini."
Bara duduk dimeja artinya dia ingin mencoba masakan Fiona si gadis psycopat.
"Gadis gila seperti mu bisa juga memasak." Ucap Bara.
"Jangan terlalu menguji kesabaran ku atau makan malam untuk besok akan ada salah satu koleksi mu sebagai bahan utama." Kata Fiona.
Bara tersenyum sinis sembari memakan makanan itu, rasanya tidak buruk pantas saja Fiona lebih suka memasak dibanding membeli makanan.
Selesai makan malam Bara pergi membersihkan diri lalu menggunakan pakaian santai turun kebawah lagi, entahlah dia suka saja rumahnya ada teman walau itu bukan teman seutuhnya.
"Fiona!" Panggil Bara.
Fiona keluar dari kamarnya, baru semenit yang lalu ia masuk setelah membersihkan dapur.
"Mm"
"Kemari ada yang ingin kutanyakan."
Fiona dengan malas mendekat lalu duduk sedikit berjarak dari Bara.
"Ceritakan tentang orangtuamu sekarang."
"Kau siapa ingin tau keluarga ku."
"Bodoh bagaimana bisa aku membantu mu mencari pelaku pembunuhan itu jika kau tidak menceritakan nya padaku." Ucap Bara sedikit kesal.
"Mama ku bernama Delvina dia menikah dengan papa yaitu Dev, mereka memiliki tiga anak dan salah satunya adalah aku, saudara ku yang lain sudah meninggal." Tutur Fiona.
"Lalu?"
"Entahlah bagaimana bisa papa ku dan saudara ku tewas sedangkan aku dan mama ku bisa bertahan."
"Kau pasti tau mama ku gila, dia tidak bisa diintrogasi karena kondisinya seperti itu dan dengan terpaksa kasus pembunuhan itu ditutup, mereka menganggap kasus itu kasus buntu." Imbuh Fiona.
"Kejadiannya cukup lama mungkin agak sulit menemukan pelaku nya dan bisa jadi pelakunya sudah tiada sekarang." Ucap Bara.
"Entahlah terkadang aku putus asa mencari titik terang dari kasus ini." Kata Fiona menghela nafas.
"Fiona aku memiliki persyaratan satu lagi."
"Asal tidak merepotkan." Jawab Fiona kesal setiap hari persyaratan nya terus ditambah.
"Jangan membunuh lagi."
Fiona menyalakan televisi agar terhindar dari pembicaraan itu.
"Aku serius."
"Memangnya kapan aku membunuh kau tidak memiliki bukti apapun tentang tuduhan itu."
"Aku memang tidak memiliki bukti tapi aku bisa melihatnya hanya dengan menatap wajah mu."
"Bisa saja kau salah." Bantah Fiona.
"Jawab aku, kau harus berhenti membunuh." Bara mengulangi perkataan nya.
"Mm"
"Bukan itu jawaban yang ku inginkan, iya atau tidak." Desak Bara.
"Kau ingin menggali informasi dariku mengenai kematian Liliana?" Tanya Fiona dengan senyum sinisnya.
Bara mematikan televisi agar tidak terganggu dengan suara suara lain.
"Liliana lagi Liliana lagi aku tidak ada urusan dengannya dan aku berterimakasih padamu karena telah membunuhnya."
"Aku tidak percaya."
"Bagaimana membuat mu percaya bahwa aku tidak menginginkan Liliana, gadis itu memang akan menjadi tunangan ku karena aku ingin menarik tuan Albert kedalam jebakan ku, aku ingin dia masuk kedalam penjara setelah itu aku akan membunuh putrinya tapi kau melakukan itu terlebih dahulu." Tutur Bara.
Haahh
Fiona masih belum percaya, tingkat kepercayaannya pada seseorang sangat kecil.
"Lalu kenapa kau menyentuh ku hari itu? Bukankah kau ingin balas dendam atas kematian Liliana?"
"Karena kau tidak bisa diam, aku terpaksa melakukan itu agar kau tidak lari tapi perempuan seperti mu jauh diluar nalar ku, kau memberikan izin dengan cuma cuma."
"Cih!"
Fiona mengalihkan pandangan, hatinya sedikit terbuka untuk percaya bahwa Bara ini memang bisa membantu.
"Setuju?" Bara mengulurkan tangan sebagai perjanjian, dia tidak ingin menulis perjanjian yang satu ini karena bisa saja sesuatu terjadi sewaktu waktu.
"Baiklah." Fiona akhirnya membalas uluran tangan Bara.
Pria itu tersenyum Fiona bisa di ajak bekerjasama.
"Ingat jangan pernah membunuh lagi."
"Jangan terlalu tidur nyenyak bisa saja kau tidak akan melihat dunia di pagi hari." Ujar Fiona.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
wardah
pengen liat mereka main masak masaan,kyak nya seru🤣
2023-05-08
0
Grisella
Saudara-saudara GK tuhh
2022-09-30
0
imblue E
deal
2022-09-22
0