Satu jam berlalu Rezza mengeluarkan barang barang Fiona dari bagasi, keduanya sudah sampai didepan rumah Bara tapi pria itu tidak ada dirumah malam ini.
"Bos mu kemana?" Tanya Fiona.
"Anda merindukan nya nona?"
"Lebih baik aku mati daripada merindukan sialan itu." Jawab Fiona ketus.
Rezza hanya tersenyum menanggapi perkataan Fiona, keduanya masuk kedalam rumah setelah Rezza selesai mengeluarkan barang.
"Tidak ada orang disini? Aku tidak pernah melihat satu orang pun." Ucap Fiona sembari menatap sekeliling.
"Tuan Bara sering berada dirumah nona."
"Dia bukan manusia dan aku tidak menanyakannya."
"Silahkan nona kamar anda ada disana."
Reza menunjuk salah satu kamar dibawah dekat dengan posisi ruang tamu dan dapur. Fiona mengambil kopernya dari tangan Rezza lalu masuk kamar yang ditunjukkan.
Ceklek
Fiona masih ingat betul kamar itu adalah kamar tempat ia diseret saat pertama kali datang, Fiona hanya dapat mengambil nafas panjang lalu merapikan pakaian nya didalam lemari terlebih dahulu barulah ia akan mencari Bara untuk membicarakan kasus pembunuhan papanya.
Sekitar satu jam lebih Fiona merapikan sekaligus membersihkan tubuhnya, malam ini gadis itu belum sempat memakan apapun sehingga ia sedikit lapar.
Fiona memutuskan untuk keluar dari kamar untuk mencari sesuatu.
"Kau ingin kemana?" Tanya Bara sembari mengutak-atik laptop diruang tamu.
Fiona berjalan lurus tanpa mendengar Bara, anggap saja setan yang menyapa pikir Fiona. Dia membuka lemari es didapur untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan.
"Aahh..ashh!!" Fiona terkejut melihat bola mata berwarna biru sedang tersimpan rapi didalam toples.
Fiona berpura-pura tidak melihat sesuatu, dia mengambil botol yang berisi jus di pintu lemari es. Baru saja membuka botol dan ingin meneguk air itu Fiona sadar dari baunya.
"Ini..."
"Bola mata dan darah."
Fiona mencoba memasukkan keduanya kedalam logika tapi ia belum menemukan inti dari apa yang ia lihat.
"Kau menyukainya?" Tanya Bara.
Fiona terkejut dan langsung memasukkan botol itu kedalam lemari es, Bara seperti hantu yang tiba tiba muncul dengan senyum tipis.
"A..aku harus pergi."
Bara menghalangi jalan Fiona, tidak mungkin pria itu melepas Fiona dengan mudah.
"Kenapa takut bukankah kau sering melakukan itu," ujar Bara.
Fiona tidak menggubris perkataan Bara, dia masih tetap pada pendiriannya untuk tidak mengatakan apapun, bisa jadi Bara hanya ingin mencari bukti siapa yang membunuh calon tunangannya.
"Kenapa ke dapur?" Tanya Bara mengalihkan pembicaraan.
"Aku lapar."
Bara langsung menarik lengan Fiona keruang tamu.
"Aku lapar bukan ingin duduk."
Bara mengambil ponselnya menghubungi Rezza dimalam hari lebih tepatnya sudah larut.
"Rezza bawa makanan kemari."
"Sekarang tuan?"
"Ya."
"Baiklah."
Bara membuang ponselnya sembarangan dan melanjutkan pekerjaannya melihat hasil editor dari film yang akan diluncurkan.
"Dia siapa?" Tanya Fiona sedikit penasaran dengan pemilik mata biru dan darah.
"Kekasih ku." Jawab Bara datar.
Fiona meneguk saliva mendengar jawaban Bara, bahkan pria ini lebih psycopat darinya.
"Kenapa kau membunuhnya."
"Dia berselingkuh dan aku tidak suka milik ku dimiliki orang lain." Ujar Bara.
Fiona tidak ingin bertanya lagi, dia membiarkan Bara bekerja dengan tenang tapi matanya terus menyusuri rumah itu.
"Kenapa tidak ada orang dirumah ini seperti pelayan misalnya." Kata Fiona.
"Kau menjamin mereka akan tetap hidup tenang?"
Fiona tersenyum tipis mendengar pertanyaan bodoh Bara, tentu saja mereka akan mati ketakutan melihat majikannya memiliki koleksi langka.
"Kau terlalu terbuka padaku bagaimana jika aku melaporkan mu ke polisi." Ujar Fiona dengan sedikit mengancam.
"Coba saja, apa jadinya pembunuh melaporkan pembunuh." Kata Bara membalas Fiona dengan seringai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Aisyah Wachs
Baru temukan novel seperti ini
2023-05-29
1
botak
pembunuh melaporkan pembunuh polisi membunuh polisi...kaya...uuppsss🤟🤟🤟🤟🤟🤟🤣🤣🤣🤣
2022-10-05
0
Rahmat Jais
iiuuu seereeem,bola mata biruuu.🤭
2022-08-24
0