"Tuan kau ingin membawaku kemana jika kau membawa ku kerumah itu lagi aku akan berteriak!" Ancam Fiona.
"Masuk."
"Tidak!!"
"Nona anda dipanggil ke lokasi shooting oleh tuan Bara."
"Aku tidak mau."
"Sayangnya ini perintah bukan penawaran nona."
Fiona memberikan tatapan dingin pada Rezza hingga pria itu tidak sanggup menatapnya.
"Silahkan nona."
Fiona menepis tangan Rezza yang ingin membukakan nya pintu.
"Aku bisa melakukan nya sendiri." Ucap Fiona.
Rezza mempersembahkan dengan tangannya untuk membuka pintu seperti keinginan Fiona.
10 menit dalam perjalanan Rezza membuka pintu mobil lalu menarik Fiona masuk kedalam lokasi shooting lebih tepatnya menghadap ke Bara.
"Ganti pakaiannya!" Titah Bara.
Tim langsung membawa Fiona kedalam ruang ganti dan berpakaian persis seperti Liora. Awalnya gadis itu menolak tapi bukan Bara makan jika tidak bisa mengajak Fiona bekerjasama.
"Kau hanya menjadi peran pengganti jadi wajah mu tidak akan terlihat, tugasmu hanya menyobet perut ular itu kau mengerti?" Tanya Bara.
"Aku tidak bisa."
"Kau bisa, semuanya siap? Action!!"
Bara duduk dikursi belakang layar untuk melihat kelihaian Fiona mengeluarkan isi perut ular tersebut.
Fiona tersenyum sinis lalu mengambil pisau dan mencincang ular tersebut asal asalan.
"Cat!!"
"Kalian semua keluar dulu aku ingin melatih pemeran pengganti kita." Ucap Bara pada staf-nya diiringi senyum manis.
"Baik tuan."
Semua keluar dan hanya Rezza yang merasa tidak nyaman karena sejatinya Bara pasti akan berubah didepan Fiona.
Dan sekarang tebakan Rezza benar, Bara tidak tersenyum sama sekali mendekati Fiona.
"Kenapa kau selalu bermain main padaku Fiona?" Tanya Bara sembari mengambil pisau ditangan gadis itu.
"Aku mengatakan yang sejujurnya apa aku bisa memaksa diriku agar bisa melakukan itu?"
Bara mendorong tubuh Fiona kebelakang hingga tubuhnya menabrak meja.
"Perlu ku ajari langsung dengan tubuh mu?"
Bara meletakkan pisau itu tepat ditengah tengah dada Fiona.
"Seperti ini caranya." Kata Bara sembari menjalankan pisau tersebut perut Fiona.
"Kau selalu menggangguku, aku tidak punya urusan dengan mu dan aku tidak mau melakukan apapun untuk mu."
"Ella Fitzgerald gadis cantik dengan tipe ideal para lelaki, sayang tubuhnya sangat indah jika tidak dinikmati terlebih dahulu sebelum..."
"Bedebah sialan!!" Fiona merebut pisau itu dari tangan Bara.
"Good girl." Bara memegang kepala Fiona lalu kembali duduk.
Bara memanggil semua kembali masuk untuk menjalankan tugas masing-masing.
"Duduk dan keluarkan isi perutnya." Ucap Bara sekali lagi.
"Oke action!!"
Fiona menatap ular itu seperti manusia yang sedang terbaring lemah, senyum tipisnya terlihat ketika pisau untuk menancap diperut ular.
Staf lain menghadap lain karena ular itu bukan hanya properti, dia nyata dan sekarang Fiona merobek perutnya hingga isi isi ular tersebut terjejer dilantai.
"Cat!!"
Semua bertepuk tangan karena keberanian Fiona melakukan itu, walau wajahnya tidak terlihat nanti setidaknya tangannya lah yang menghancurkan bagian tubuh ular itu.
Fiona langsung melepas pisau tersebut lalu pergi keruang ganti dan mengganti pakaiannya dengan cepat sebelum Bara datang.
Tok.. tok.. tok
Walau sudah selesai berganti pakaian, Fiona tidak ingin membuka pintu karena orang yang tidak ingin ia lihat pasti ada diluar.
"Fiona buka pintunya."
Semakin disuruh maka semakin tidak berlaku bagi Fiona, dia mematung disofa menunggu Bara pergi.
Ceklek
Bara masuk kedalam ruang ganti menggunakan kunci duplikat yang diberikan oleh staf.
"Hay baby girl kenapa kau terus saja menghindar dariku." Ucap Bara sembari mengalungkan tangannya dileher Fiona dari belakang.
"Kenapa kau selalu menggangguku." Ujar Fiona dengan suara dingin.
"Aku akan membantumu melakukan apapun asal kau patuh terhadap ku." Bisik Bara.
"Benarkah?" Tanya Viona diiringi sedikit senyuman.
"Tentu saja."
"Sayangnya aku tidak peduli dan aku tidak tertarik tuan Elbara." Kata Fiona mengembalikan wajah datarnya.
"Bagaimana jika aku bisa membantu mu mencari siapa pembunuh keluarga mu?"
Fiona terdiam, bertahun tahun dia mencari titik terang soal kematian keluarga nya namun tidak ada sama sekali hasil yang memuaskan.
"Katakan apa mau mu."
"Gampang saja aku hanya perlu hitam di atas putih." Bara memberikan kertas kosong pada Fiona.
"Kau kira aku bodoh? Bagaimana jika isi surat ini tidak sesuai dengan keinginan ku?"
Bara yang harus menyiapkan kesabaran penuh menghadapi Fiona, mengelabui gadis ini tidak semudah membolak-balikkan tangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Tasya
Bara kah pembunuh keluarga nya?
2022-11-19
0
imblue E
kayaknya cepat banget critanya...pantau trus
2022-09-22
0
Sahril Banon
aku mls bca crita klo prempuan pisco tapi ko lemah trhadap laki2 syppun dia buknya pisco nga pdang bulu tpi knp mlah sma elbara nirut sj
2022-08-30
1