Ditempat lain Bara sedang menunggu informasi dari asistennya mengenai Fiona lebih dalam, Bara yakin gadis itu bukan orang sembarangan, dilihat dari tatapannya Bara sudah tau gadis itu berbeda.
Ceklek
Rezza masuk membawa iPad ditangannya dengan beberapa kertas lain.
"Permisi tuan maaf mengganggu."
"Katakan apa yang kau dapat?"
"Pertama saya mendapat informasi bahwa nona Fiona Delvina adalah putri dari nyonya Delvina dan mendiang tuan Dev, dia anak kedua dari tiga bersaudara tapi kedua saudara dan papanya sudah tewas akibat kasus pembunuhan." Tutur Rezza.
"Pembunuhan?"
"Benar tuan, kedua nona Fiona masih memiliki keluarga yaitu mamanya tapi sayang sejak kasus pembunuhan itu mamanya gila dan dirawat dirumah sakit jiwa selama belasan tahun."
"Itu artinya dia tinggal sendiri?"
"Benar."
"Bagaimana dengan latar belakangnya?"
"Maaf tuan hanya itu informasi yang bisa kami dapatkan karena nona Fiona adalah orang yang bisa bersosial disekitar apartemennya, dia dikenal sebagai gadis yang sopan dan sering menyapa tetangga, begitu juga dengan sahabat sahabatnya."
Bara memegang dagunya meresapi setiap perkataan Rezza, bagaimana bisa gadis itu dikenal sebagai orang ceria sedangkan didepannya Fiona sama sekali tidak terlihat ceria.
"Terus selidiki setiap geriknya dan jangan sampai gadis itu sadar ada yang sedang mengawasinya!" Titah Bara.
"Baik tuan."
"Bagaimana dengan meeting besok?" Tanya Bara mengalihkan pembicaraan.
"Sudah siap tuan tapi sepertinya anda harus turun tangan menjadi produser film ini."
"Aku belum membaca jalan ceritanya."
"Tentang misteri pembunuhan tuan."
"Baiklah kau bisa pergi aku akan mempelajarinya terlebih dahulu."
"Baik tuan permisi."
Rezza pamit undur diri lalu menutup pintu sedangkan Bara mengambil biodata Fiona diatas meja.
"Fiona Delvina berusia 19 tahun mengambil pendidikan seni semester 4 di universitas swasta."
Bara tersenyum tipis lalu mengembalikan kertas tersebut dan menggantinya dengan setumpuk dialog, dia pintar membuat cerita menyeramkan seperti ini karena dia sering mempraktekkan nya secara langsung.
Bahkan aktor aktor yang memainkan peran dari Bara pasti akan muntah atau pingsan karena jalan ceritanya terlalu mengerikan.
"DENDAM!"
"Ashh siapa yang membuat judul sialan seperti ini, apa dia tidak bisa membuat judul yang lebih menarik sedikit." Gumam Bara.
Dia mencoba membaca satu persatu dialog tersebut, ucapannya tadi langsung ia tarik karena isinya tidak seburuk yang dipikirkan oleh Bara.
"Matanya penuh dengan kobaran dendam."
Saat membaca satu kalimat itu pikiran Bara langsung menuju kepada Fiona, entah apa sebabnya tapi ia merasa tatapan Fiona juga penuh dendam walau tidak ada yang menyadari itu.
"Siapa kau sebenarnya Fiona." Gumam Bara sembari menatap kaca.
Daripada memikirkan itu Bara lanjut membaca dialognya, dia tidak ingin terlihat buruk didepan para staf dan pegawai kantor hanya karena memikirkan satu gadis yang tidak terlalu penting untuknya.
***
Sekitar satu minggu berlalu Bara tidak pernah bertemu dengan gadis misterius Fiona lagi, dia sibuk di lokasi shooting dari pagi hingga malam.
Pria itu sedikit kesal karena sudah beberapa kali mengulang adegan yang sama, bagaimana tidak artisnya memang sangat cantik tapi untuk adegan bunuh membunuh dia sangat lemah karena pemeran utamanya takut dengan darah.
"Cat!!"
Bara sudah habis kesabaran karena feel-nya kosong sepanjang perjalanan shooting.
"Carikan peran pengganti!!" Ucap Bara.
"Maaf tuan bagaimana kita bisa mencari peran pengganti dengan tubuh yang sama dengan Liora."
"Bawa Fiona kemari waktu 10 menit aku tidak ingin ada bantahan."
"Baik tuan."
Rezza bergegas menuju kampus Fiona, dari informasi mata matanya Fiona masih ada satu kelas tambahan hari ini.
Beberapa menit kemudian Rezza datang dengan mobilnya, pria itu tidak memarkir mobil karena waktu sudah sangat mepet.
"Permisi."
Rezza membuka pintu ruangan lalu menarik Fiona tanpa sepatah kata.
"Maaf tuan saya sedang membutuhkan murid anda, saya kembalikan nanti." Ucap Rezza sedikit membungkukkan badannya lalu kembali menarik Fiona keluar.
Ella ingin berteriak memanggil sahabatnya namun Rezza membawa Fiona didepan dosen jadi tidak mungkin dirinya akan berteriak kencang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Enies Amtan
ngerii. ..bacanya tapi penisirin
2023-01-04
2
Puput
Udah kaya. minjam Pulpen🤦
2022-12-05
1
Mahesa Hidajat
emang ada semudah itu di kehidupan nyata?
sekedar cerita boleh lah
2022-11-15
1