Original cuma Neng Defri punya, tukang nyomot cing jauhh!!!
Part ini mengandung kata kata vulgar....
HATUR NUHUN
Vote,like,komen cing loba nyak(,yang banyak)
Ciak....Ciak...Ciak...
Kukuruyukkkk.....
Koang...Koang....Koang.....
Weeekkk....Weeekkk....Weeekkkk....
Hanya suara itu yang terdengar oleh mereka berdua, ya kini Deva dan Dom tengah duduk berdua dibale bale belakang rumah Deva. Menghadap langsung ke arah tanaman cabe dan kawan kawan nya yang Deva tanam kemarin
Heningg.....1 menit berlalu
Hening...5menit berlalu
Masih hening.....10 menit berlalu
Kapan ngomong nyaaaa,sumpah nage gustiiii gemessss
Deva hanya bisa menunduk,apa lagi dia masih teringat kejadian tadi,ya ampun ciuman singkat yang memabukan,apa lagi kalo lama bisa kejang kejang ini mah.
Dom, bagai mana dengan Dom? Ehhh dia malah tengah menikmati wajah tegang plus malu malu tapi hayang( mau,) gadis berhijab itu.
" Gimana? kamu mau manjadi istriku?" Dom memperhatikan raut wajah Deva yang tadi nya tegang menjadi bersemburat merah di buatnya
" Buukannya,kiita baru ketemu, lebiih baik kita saling kenal aja dulu, jangan sampai kamu nyesel di kemudian hari karna menikahi gadis miskin dan kampungan kayak aku." rasa insecure Deva membuncah seketika saat dia menyadari siapa dirinya saat ini.
' nu lokal gek pada ninggalkeun,komo deui nu import' ( yang lokal aja pada ninggalin,apa lagi yang import) pikir Deva
" Aku sudah mengenalmu, nama mu Devania Rizki, umur 24, tahun,singgle,anak Sulung dari bapak Eman sulaeman dan ibu Imas,Tamatan sekolah menengah pertama, makanan kesukaan Jengkol dan sambel terasi, hobby nya membaca,sederhana,cantik,manis,mempesona, Sexy,mengga.....!" Omongan Dom mulai ngelantur ke mana mana membuat Deva memotong nya cepat
" Stopppppp!!!" Deva membekap mulut Dom dengan kedua tangan nya
Dom terseyum di balik tangan kecil yang menutupi sebagian mulut nya itu
" Aaawww!!"" Deva meringis saat Dom menggigit jari telunjuk nya
" Apa?" tanya tanpa dosa
" Kalau ngomong tuh jangan mesum terus kenapa sih!" Deva mulai merasa tak nyaman dengan situasi ini, apa dia meragu pada Dom,jawaban nya iya!
Dom yang menyadari situasi tidak kondusif ini mencoba untuk meyakin kan sang gadis tentang perasaan yang sebenarnya,Dom bangkit dari duduk nya dan berjongkok di hadapan sang Gadis
" Maaf." cup dia mengecup punggung tangan Deva yang tengah dia genggam
" Maaf sudah membuat mu tidak nyaman,aku hanya ingin membuat kita lebih dekat saja, kau tau...!" Deva menyela saat Dom hendak berbicara serius
" Enggak..!" Dengan polos nya Deva menggeleng,membuat Dom berdecak gemas di buatnya
" Makanya dengerin dulu,jangan memotong nya sebelum aku selesai!" Deva mengangguk cepat saat Dom terlihat mulai serius
Dom menghembuskan nafas nya kasar
" Kau tau...Untuk apa aku datang jauh jauh dari negara asal ku kesini, itu hanya untuku,aku ingin lebih mengenal mu,mengenal kehidupan mu,keluargamu. Dan apa kau tau( Deva menggeleng) Aku merasa nyaman berada di tengah tengah keluargamu,sangat nyaman!" jujur nya entah membuat Deva semakin penasaran dengan Bule yang ada di hadapan nya ini
" Jadi kau nyaman di sini,dan tidak mau pulang begitu." Deva dengan polos nya berkata,lain kitu maksud na neng...
" Mungkin." singkat padat jelas
' Aduh lamun si bule gelo mesum ie betehan di Bumi bapak bisa gawat,engke malah nyien gosip di mana mana' ( Aduh lamun si bule gelo mesum ini betah di rumah bapak bisa gawat,nanti malah bikin gosip di mana mana) batin Deva
" Tapii...Tapi tidak baik kalau kita bukan muhrim tinggal satu atap,nanti nimbulin fitnah." Deva ragu ragu untuk menjelaskan dia juga tidak ingin di cap mengusir secara langsung tamu nya itu
" Ya sudah kita menikah saja!" putusan Dom membuat Deva kicep berkali kali, ' Ya Allah begini rasa nya di lamar berkali kali' pekik nya dalam hati
" menikah? apa kamu tau tata cara menikah dengan wanita muslim?" Dom menggangguk yakin mendengar penuturan sang gadis
" Yakin?" Dom mengangguk lagi
" Bener, serius, mi apa?" Dom mulai terlihat serius saat merasa di usili oleh Deva
"Aku serius Devania,sangat serius!" Tegas nya membuat Deva sedikit agak merinding,aura kepemimpinan Dom kembali mencuat
" Kaalau begitu,apa kamu siap buat.....Eeemmmm...Anu...Emmm". Deva benar benar ragu,sumpah ngerakeun ngomong nage emakkk( sumpah malu ngomong nya juga emakkk)
" Apa?" Dom semakin gemas di buatnya
" Itu...!" Deva mengisyarat kan jarinya di potong,membuat Dom tertawa di buatnya
" Haaaa....Haaaa.....Sunat maksud nya!" Ucapan Dom membuat Deva merah padam
' Ya Allah ngerakeun na nage nyampe kana ubun ubun' ( Ya Allah,malu nya juga sampe ke ubun ubun) pekik Deva dalam hati
Namun setelah Dia mengangguk malu
" Sudah,aku sudah melakukan nya." Dengan santai nya Dom menjawab sembari duduk kembali
" Hahh!!"
Seolah tau apa yang ingin Deva pertanyakan padanya
" 3 Hari yang lalu di kanada, ya Walaupun masih terasa agak ngilu tapi udah mendingan kok, Apa kamu mau lihat!" Dengan jahil nya Dom mulai menggoda Deva kembali
Buugghh...Satu pukulan mendarat tepat di lengan kekar pria bule itu,yang mana membuat dia pura pura meringis padahal tidak sakit sekalipun
" Mesum!" runtuk nya membuat Dom tertawa
' Ya Allah ,apa benar dia jodoh dari mu, apa benar dia mau serius dengan Neng sampai sampai belum neng suruh motong ***** nya itu dia udah inisiatif duluan, Duh Bang jangan buat neng melayang jauh jauh,neng takut jatuh nanti." batin Deva sembari memperhatikan wajah tampan rupawan pria bule di hadapan nya itu.
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
"Kalian sudah bicara dari hati ke hati". Saat ini mereka sudah kumpul bersama di ruang tamu dan bapak memulai pembicaraan
Mereka berdua menggangguk mantap
" Sudah Pak!" bukan Deva yang menjawab tapi Dom sendiri
Bapak hanya ngangguk ngangguk saja
" Apa kamu sudah yakin sama keputusan kamu Den." Dom mengangguk lagi
" Kamu siap dengan segala syarat saat ingin menikah dengan muslim seperti kami." Dom pun menggangguk lagi
" Saya siap pak,sangat siap,bahkan saya sudah melaksanakan satu dari sebagian syarat untuk bisa menikahi putri bapak!" Dom mengucap kan setiap kata nya dengan mantap dan yakin
Bapak hanya melirik ke arah sang putri
' Syarat nu mana?' ( syarat yang mana,) begitulah kira kira isyarat mata bapak saat bersitatap dengan sang putri
Deva yang paham dia pun segera membalas pelototan sang bapak beserta gerakan memotong jari tangan nya sendiri membuat bapak ingin tertawa di buatnya.
Deva yang sadar tengah di perhatikan Dom karna tingkah nya itu seketika menbuang wajah nya ke arah lain
" Oh baiklah kalau begitu Den, jangan terlalu terburu buru mantap kan dulu secara lahir batin nya juga,maaf bapak mau tanya apa Aden Deon sudah ,maaf Sunat." bapak sangat berhati hati saat menanyakan hal yang pribadi bagi calon mantu nya itu,tapi ya memang harus di pertanyakan
Dom menggaguk malu,kemudian melirik pada sang gadis yang tengah sok sibuk sendiri, sedangkan Emak dan yang lain nya hanya menahan tawa sampe ingin kentut.
" Alhamdulilah kalau begitu, jadi hanya tinggal satu syarat lagi untuk Den Deon bisa menikahi Deva, yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat,apa Aden siap!"
" Siap Pak ,saya sangat siap!" Dengan mantap Dom menjawab membuat bapak dan emak tersenyum mendengarnya dan diam diam Deva pun mengulas senyum tipis
" Alhamdulilah, kalau begitu besok kita bisa mulai ,dan maaf bapak mau tanya lagi, Aden Aden ini mau nginap di rumah bapak yang sederhana ini,soalnya hari sudah mulai sore kalau mau kembali ke kota ." Bapak dengan sopan menawarkan menginap walaupun keadaan nya tidak memungkinkan karna di rumah itu hanya ada 3 kamar, 1 kamar Deva,kamar Qilla dan kamar bapak sama emak sedang kan Zae dia masih di kelonin sama emak walaupun sudah sunat.
Dom yang merasa tak ingin merepotkan sang calon mertua dia dengan sopan menolak,dengan alasan belum mukhrim takut timbul fitnah sama seperti kata Deva tadi
" Maaf pak bukan nya kami menolak,tapi karna saya dengan Deva belum mukhrim jadi kami akan menginap di penginapan di dekat sini, tadi Aldi sudah menemukan penginapan yang ada di kota kabupaten,mungkin sekitar 30 menit untuk sampai kesana, benar kan Tuan Aldi." Jelas Dom menolak halus permintaan bapak,padahal dia ingin sekali menginap di rumah sederhana itu,walaupun sederhana namun terasa nyaman baginya.
Bapak pun menggangguk pasrah
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Selepas ketiga pria itu pergi dari rumah bapak Eman, Deva di sibukan dengan mengantar sayur yang kemarin dipesan oleh wa Idah.
" Assalamualaikum, punten, wa...Wa Idah???" Deva membawa satu keranjang penuh kacang dan kangkung di dalam nya
" Waalaikumsalam,mangga masuk neng." seruan salam dari dalam rumah
Deva pun masuk setelah mendapat ijin dari sang pemilik rumah
" Wa ini pesanan sayur kemaren". Deva meletakan sekantong penuh sayuran di atas meja
" Duh hatur nuhun neng tos di jajapkeun ka bumi uwa."(, Duh terimakasih neng udah di anterin ke rumah uwa)
" Sami sami Wa, ya udah neng pulang dulu ya wa". baru saja Deva melangkah tangan nya di tarik oleh wa idah
" Tunggu atuh neng".
" Ada apa lagi wa". Deva bingung
" Acis na pan encan".( Uangnya kan belum) Deva hanya tepok jidat menyadari kepikunan nya itu,apa ada suatu hal yang sedang mengganggu pikiran nya saat ini?
" Nih Acis nya,nuhun nya neng."( nih uang nya makasih ya neng) Wa idah memberikan beberapa lembar uang kertas pada Deva
" Sami sami wa!"
" Oh iya neng uwa mau tanya,cek si saroh tadi aya bule datang ka bumi mang Eman,eta nyaan ,saha sih?"( oh iya uwa mau tanya,kata si saroh tadi ada bule datang ke rumah mang eman,itu bener,siapa sih)
rasa kepo uwa Idah mulai meronta ronta,haduh Neng Deva bingung mau jawab nya gimana,entar kalau di bilang calon suami di kira ngahayal.
" Eemm itu,itu tamu nya bapak wak, ooh ya udah ya wa udah sore takut mak nyariin in,punten assalamualaikum."' Deva segera menghindar dari pertanyaan pertanyaan horor berikut nya
" Waalaikumsallam". sahut wa idah yang masih kepo sebenarnya
Dengan langkah cepat Deva melintasi jalan yang agak tidak rata itu.
" Neng Devaaa!" panggil seseorang padanya,Deva pun menoleh ke asal suara
Orang itu melambai mengisyaratkan agar Deva mendekat,Deva pun akhirnya mendekat pada orang orang yang tengah berkumpul di sana
' Wah pasti aya nu teu beres yeh' ( wah pasti ada yang gak beres nih) pikir Deva
" Neng Deva ti mana?"( neng Deva dari mana) Tanya salah satu mereka basa basi
" Oh ini dari rumah wa idah ceu!" Deva bersikap sopan dan biasa saja
" Ohh..." mereka beroh ria, berjamaah
" Eh iya neng Deva kita kita teh mau tanya,apa bener tadi ada bule yang mau ngelamar neng Deva?"
Gubrraaggg...Bener kan pertanyaan horor nini kunti aya dei( ada lagi)
" Eemm itu...Do..." belum Deva melanjutkan omongan nya udah di serobot aja kayak antrian
" Duh neng mani beruntung neng Deva mah menangkeun Bule, eh nyaho teu lamun bule teh selain gede jangkung awak na ,itu nage gede panjang loh,mantep pokok namah." ( Duh neng sungguh beruntung neng Deva mah dapetin bule, eh tau gak kalau bule tuh selain besar tinggi badan nya, itu nya juga besar panjang loh,mantap pokoknya) omongan tak berprikedevaan meluncur begitu saja dari salah satu mereka membuat Deva kikuk
' Gede panjang' naon eta( gede panjang apa itu) pikir Deva geli
" Ah maenya ceu, jiga nu pernah ningali wae itu na bule".( ah yang bener kak,kayak pernah lihat aja itu nya bule,) sambung dari mereka lagi sedangkan Deva dia hanya meringis pilu
' Gustii kunaon ngomong keun nu kitu patut di harepeun parawan'( gusti kenapa ngomongin yang gak pantes di hadapan perawan)' jerit hati Deva
" Ih maneh mah teu nyaho nyak, itu nateh mani sagede cau ambon". ( ih kamu tuh gak tahu ya,itu nya tuh sangat besar,sebesar pisang ambon) Candaan salah satu mereka membuat mereka yang di sana tertawa sedangkan Deva dia semakin menekuk wajah nya
' Sagede cau ambon' ( segede pisang ambon) Deva sempat membayangkan nya namun dia cepat menggeleng
"Ehh lain cau ambon teh mayang, tapi cau Raja!"( eh bukan pisang ambon teh mayang,tapi pisang raja) seru salah satu dari mereka makin heboh
" Cau Raja" batin Deva begidig ngeri
" Iihh maraneh mah salah kabeh,lain sagede cau ambon atawa cau raja, hayang nyaho sagede naon".( Ih kalian tuh salah semua,bukan sebesar pisang ambon atau raja, mau tau sebesar apa) sambut salah satu dari mereka lagi tak kalah heboh,Dan diangguki oleh oleh semua makhluk di sana kecuali Deva
" Yeh sagede iue,sagede cau boma!" ( Nih sebesar ini ,sebesar pisang boma!") Sambung nya sembari mengangkat satu buah pisang besar di hadapan nya membuat Deva menganga dan kicep berkali kali
Gubraaaggghhh....Deva pingsan di tempat
" neng...Neng Devaaaa....!" panggil mereka khawatir
Ahhhkkk neng Deva baru ngebayangin aja udah pingsan duluan ,apa lagi kalau udah eehemmmm.....!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
anita
deva nikah aja duluan sblum si rendy ntar kondangan sm suami biar pingsan kluarga rendy
2024-05-04
0
Nur Alimi
hhhhhh
2024-04-24
0
Rafiru Rasya
🤣🤣🤣🤣🤣
2024-04-24
0