halaman rumah Ara sudah di dekorasi oleh para WO dengan dekorasi putih yang begitu elegan, dan baru kali ini ada dekorasi pesta yang begitu mewah sepanjang ia pernah pergi ke pernikahan orang lain, padahal ia berkata ia dekorasi yang sederhana saja tetapi sederhana di kamus ia dan Ferdiansyah berbeda.
"seperti itu kira-kira, anggap ada di halaman rumah Ara. Bisa dibayangkan kan 😁". author
kalau dalam adat Minang sebelum pernikahan akan diadakan malam berinai. Malam berinai adalah malam terakhir bagi calon pengantin wanita Minangkabau merasakan kebebasan sebagai wanita lajang. Secara harfiah, bainai berarti berinai atau memakai inai, yaitu melekatkan tumbukan halus daun pacar kuku yang dalam istilah Minangkabau disebut daun inai ke kuku-kuku jari calon pengantin wanita.
masyarakat disekitar rumah Ara begitu takjud dengan pelaminan di rumah Ara. begitu pula dengan acara malam berinai. Selain itu teman Ara yaitu Vivi ikut dalam acara malam beriani tersebut. Mereka sibuk bercanda dan bergurau bersama. Untuk keluarga dari pihak laki-laki sudah tiba sore tadi dan mereka menginap disebuah hotel yang terkenal di kota Ara tinggal.
"Ra, siap-siap besok Ra. Kamu deg-degan nggak?" memakaikan Inai ke tangan Ara.
"nggak tau juga Vi, tapi aku... aku..." gelisah
"itu namanya deg-deggan Ra, kamu nggak usah gengsi deh"
"iya iya iya aku deg-degan" dengan nada malas
"ngomong-ngomong keluarga dari pihak laki-laki sudah datang Ra?"
"sudah Vi, tadi mama udah nelfon ke mama" jawab dengan enteng.
" mama, mama apa maksud kamu Ra aku bingung." kebingungan dengan jawaban temannya.
"maksud aku mamanya Ferdiansyah tadi nelfon mama aku katanya udah sampai disini dan mereka sekarang lagi di hotel, pagi besok kesini. Udah jelaskan Vi dengan penjelasan aku tadi." menjelaskan dengan menekan setiap katanya.
"oke-oke sudah jelas sekali"
selesai malam berinai, masyarakat pulang ke rumah masing-masing begitu pula dengan Vivi.
****
Semenjak Ferdiansyah tiba di kota tempat tinggalnya Ara, dia tidak pernah keluar dari kamar. Mamanya sampai khawatir setibanya malam hari mamanya pergi ke kamarnya Ferdiansyah.
Tok tok tok
Ceklek
" kamu nggak makan malam nak? dari tadi kamu nggak keluar kamar, mama jadi khawatir." cemas
"ya nantik aku makan ma, mama mau bicara di sini atau di dalam?"
"di dalam aja" melangkah masuk ke dalam kamarnya Ferdiansyah.
"kamu sudah hafal ijab Kabul nya Fer"
"sudah ma, tadi aku udah coba-coba" ucapnya bohong karena sebenarnya ia tidak pernah mencobanya.
"coba mama dengar dulu"
"besok kan bisa dengarnya ma, kalau sekarang mama dengar besoknya pasti nggak greget ma. ya memang seorang aktor/artis bisa memainkan peran.
"baiklah, sekarang mama mau ke kamar dulu. Kamu istirahat cepat biar nggak lelah besok."
"ya ma" dengan nada malas.
Meskipun sudah diingatkan untuk beristirahat tetapi Ferdiansyah tidak melakukannya, ia pergi kearah jendela dan membukanya sambil menikmati keindahan pada malam hari. Ia terus melihat kendaraan yang masih berlalu lalang.
Selesai membersihkan Inai yang berada di tangannya, Ara segera ingin beristirahat karena badannya sudah kelelahan. Semenjak ia dilamar, adiknya Ara jarang sekali berbicara dengannya ketika di ajak ngobrol jawabannya hanya sedekat saja tidak seperti ia kenal. Ara melihat adeknya yang akan masuk kamar.
"Dek, kakak mau berbicara"
"Bicara apa kak?"
"mmmm....."
"mau ngomong apaan ya... kok bingung ayo berfikir Ara berfikir"batin Ara.
"ihhh kakak ingat oleh-oleh yang kakak bawa dari luar negri masih dikamar kakak, tunggu Kaka ambil dulu." yang akan masuk ke kamar tetapi di tahan oleh adiknya.
"oleh-olehnya sudah dikasih mama kak, oh ya terimakasih oleh-olehnya kak." senyum
"akhir-akhir ini kakak lihat kamu nggak seperti biasa, maksud Kakak kamu kayak jauhkan kakak"
"bukan maksud Kahfi jauhkan kakak, tapi semenjak orang yang melamar kakak itu datang Kahfi nggak suka lihatnya kak, apalagi dia itu digosipkan punya kekasih." berarti dugaan Ara betul adek nya menjauhi dia Karena artis tersebut.
"Dan Kahfi takut nantik kakak ditinggali sama artis itu, Kahfi sering dengar banyak para artis yang menikah dan cerai seolah-olah pernikahan adalah hal sepele dan sensasi untuk menaikkan popularitas." lanjut Kahfi suara kecil karena takut nantik kakaknya tersinggung dengan ucapannya.
"kamu tenang aja dek, insyaallah nggak seperti itu, doakan semoga rumah tangga yang akan kakak jalankan sakinah mawadah warohmah sampai akhir hayat nantik." dengan candaan agar adek nya tidak terlalu memikirkan hal seperti itu.
"Aamiin kak, tapi yang jadi kekasih artis itu cantik, kulitnya putih pokoknya wow." menggoda kakaknya sambil memperlihatkan wajah kekasih Ferdiansyah yang tak lain juga seorang artis juga.
"Yak, kamu mau banding-bandingkan kakak sama artis juga, mau dia putih, langsing, cantik yang penting Ferdiansyah milih kakak. Berarti kakak cantik, imut, pintar, pokoknya komplit Dimata Ferdiansyah." jengkel lalu masuk kedalam kamarnya.
"Kakak kepedean, oh ya kak kalimat terakhir tadi aku rekam kak."teriak Kahfi yang berada di luar pintu kamar Ara, dan kalimat Kahfi tersebut Ara tidak mempedulikannya.
Didalam kamar Ara terus mencari biodata perempuan tersebut dan melihat akun Instagram perempuan tersebut. Bahkan ada foto mereka berdua di akun perempuan yang bernama Auristela.
"kalau suka sama dia harusnya nikah sama dia bukan sama aku." ngomong sendiri sambil melihat-lihat akun tersebut.
"Dia cantik, tapi kenapa nikah sama aku?"
"kok ngeselin banget sih, mentang-mentang artis suka hati mau lamar orang."
"atau jangan-jangan yang di bilang Kahfi benar." cemas sambil memikirkan hal-hal yang akan terjadi.
*pikiran Ara
"hahahaha, sekarang kamu pergi" Ferdiansyah dan Auristela tertawa melihat Ara yang diusir dari rumah sambil membawa koper.
"saya menikah dengan kamu karena ingin menaikkan popularitas, jadi kamu jangan berharap terlalu tinggi." masih dengan senyuman dan tawa keduanya.
"Dan ingat dia adalah kekasih ku" Auristela merangkul tangan Ferdiansyah sambil tersenyum begitu pula Ferdiansyah. Sedangkan Ara melihat mereka berdua dengan muka jengkel plus sedih.
*kembali Kemar Ara
"ha" teriak Ara karena membayangkan yang tidak-tidak.
"Ya Allah jangan sampai terjadi." mengetuk tangannya ke kepala dan kelantai.
suara hp Ara berdering
"Baru dibayangkan malah nelfon, tumben dia nelfon pasti mama yang minta nelfon. Bilang saja kangen bawa-bawa nama mama segala." Ferdiansyah menelfon dengan pedenya Ara mengatakan hal tersebut.
"................."
"kok nggak ada suara nya." batin Ara karena tidak ada yang mulai pembicaraan.
"assalamualaikum, ada orang disitu kalau nggak ada saya tutup."
"wa'alaikumussalam, saya mau ngomong sama kamu." dingin
"jangan ngomong kalau dia mau jujur Maslaah kekasih yang digosipkan itu"batin Ara tidak karuan.
"mau ngomong apa?"
"bagaimana kabar kamu?"
"Alhamdulillah baik, kenapa?" curiga
"*kamu nggak mau tanya kabar saya?"
"kok makin aneh ni orang." batin Ara*
"Abang Ferdiansyah apa kabar?." Ara memberi embel-embel Abang karena takut Ferdiansyah bersama orang taunya, maka ia harus sopan ketika berbicara.
"Alhamdulillah baik, saya tutup dulu assalamualaikum" langsung dimatikan.
Tut
"Wa'alaikumussalam" terkejut karena telfonnya ditutup tetapi Ara tetap melanjutkan kalimatnya.
aneh itulah kata yang terdapat di otak Ara sekarang tidak ada hujan tak ada petir tiba-tiba seorang Ferdiansyah menelfon ya hanya untuk menanyakan kabar. Sedangkan di tempat Ferdiansyah ia tidak habis pikir dengan menelfon perempuan tersebut hanya untuk menanyakan kabar.
"apa yang gue pikirkan, bisa-bisanya gue telfon cewek itu, trus nanya kabar dan .... arghhh...." teriak Ferdiansyah kacau "pasti dia kepedean, secara gue telfon dia pasti kepedean pasti. oke mending gue istirahat."tersenyum sinis sambil menuju tempat tidurnya.
sekian dulu ceritanya
ini cerita perdana Ku jadi harap maklum kalau ada kata-kata yang salah dalam penulisannya.
jangan lupa vote dan follow
terimakasih 🙏🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments