Episode 2

Flashback on

Sepasang kakak beradii tengah berlari mengelilingi taman mansion kediaman Alexander dan sesekali mereka jatuh di bawah rerumputan dengan di selilingi gelak tawa.

" KAUU JANGANN LARII !!! " ujar pria tampan berumur sepuluh tahun dengan berlari mengejar anak perempuan berumur enam tahun.

" Ayo kejar aku kalau bisa, wlee. " ujar anak perempuan tersebut yang tak lain Kristal dengan menjulurkan lidahnya kepada kakaknya Erlan.

" Dasar nakal, kakak akan menangkap mu dan ... menggelitiki mu. " ujar Erlan dengan menangkap Kristal kecil dan menggelitikinya dengan tertawa.

" Hahahahaha ... hentikan kak, geli ... hahahahahaha. " ujar Kristal kecil dengan tertawa geli.

" KALIANN CURANGG !! TAKK MENGAJAKK KUU. " ujar seorang anak perempuan mirip dengan Erlan berumur sepuluh tahun dengan menghampiri mereka dengan cemberut.

" Heyy, Heyy. Kenapa cemberut begini ? jelek kakak hanya mengejar anak nakal ini yang tidak mau makan. " ujar Erlan dengan mengelus pucuk kepala Elsa dengan tersenyum.

" Baiklah dan kita akan menggelitiki anak nakal ini. " ujar Elsa dengan langsung menggeltiki Kristal yang langsung di susul Erlan yang ikut menggelitiki Kristal dengan sesekali mereka tertawa bahagia dengan di ikuti kedua orang tuanya yang entah dari kapam mereka ada di situ yang ikut-ikutan menggelitiki mereka dengan bergantian dan mereka bertiga hanya mampu tertawa geli, sungguh bahagia dan Kristal merindukan suasana tersebut.

Flashback Off

" Kristal. " ujar Elsa dengan menyentuh pundaknya yang mampu membuat Kristal tersadar dari kenangan masa lalunya dengan keluarganya.

" Ahh ... Kak El. " ujar Kristal dengan terkejut.

" Kau pastu mengingat kenangan kita kan ? kakak tau kau pasti kangen suasana yang dulu, kakak pun sama. Tapi kita harus bisa bangkit, karena apa ? karna kita sudah berada di masa sekarang yang hanya bisa menjalani semuanya dan mulai menata masa depan. " ujar Elsa dengan menguatkan adik angkatnya yang telah dia anggap sebagai adik kandungnya sendiri dan Elsa lah yang lebih dewasa dari mereka berdua.

" Kristal kangen mommy, Kak. Kristal kangen kak Erlam yang dulu, Kristal kangen semuanya ... hikss. " ujar Kristal dengan terisak dan langsung di peluk Elsa. Elsa yang mendengarnya ikut menangis tapi dia tahan untuk membuat adiknya tenang dan sungguh Elsa kangen momen seperti dulu yang setiap pagi mereka selalu berkumpul di ruang keluarga dengan canda tawa yang selalu di ciptakan mereka bertiga, tapi sekarang hanya kesedihan dan kesunyian yang melanda mereka di tambah sang daddy yang menjadi gila kerja setelah kepergian sang mommy.

" Tuhan, kalau Elsa boleh meminta. Tolong kembalikan semuanya dan kembalikan mommy. " batin Elsa dengan sendu, tapi dia harus tetap tegar demi mereka semuanya dan demi menyelesaikan kejanggalan lima tahun silam.

" Kak Elsa, juga kangen semuanya. Tapi kakak mencoba mengikhlaskan semuanya demi mommy dan Kristal harus bisa ikhlas menerimanya, agar bisa bantu kakak menyelesaikan semuanya. " ujar Kristal dengan melepas pelukannya dan menangkup pipi chubby adiknya.

" Kristal janji demi mommy, Kristal harus tegar dan membanty kak Elsa menyelesaikan semuanya. " ujar Kristal dengan tersenyum.

" Itu baru adiknya kak Elsa. " ujar Elsa dengan tersenyum dan kembali memeluk Kristal.

Sedangkan di perusahaan Eral grup, Erlan telah tiba di kantornya dengan memasuki kantornya dengan muka datar di temani seorang pria tak kalah tampannya sebagai tangan kamannya bernama Farhan yang umurnya lebih tua tiga tahun darinya dengan tak kalah datarnya.