malam perpisahan

Buyung tidak memperdulikan teriakan sinta yang sangat keras itu. Ketika tiba diteras Buyung mendudukan Sinta dikursi teras dan Buyung duduk disampingnya.

"Apa yang abang lakukan hah... abang audah nyakitin Sinta, belum nikah saja sudah berani kasar sama Sinta bagaimana besok kalau sudah nikah" ucap Sinta dengan ketus dan nada marah.

"Adik, abang suruh nginap bukan untuk tidur tapi duduk sama abang disini" kata Buyung dengan lembut

"Tapi Sinta ngantuk, abang tidak capek apa setelah apa yang kita lakukan seharian ini?" kata Sinta yang masih marah.

Mendengar ucapan Sinta, kak Diah, Yuli dan Papa saling pandang dan entah apa yang ada difikiran mereka sekarang hanya mereka yang tau.

"Ngomong nya intim sekali dik, abang tau adik capek, abang pun capek tapi besok kan adik mau pergi, mau nemenin abang disini untuk terakhir kalinya ya sayang" pinta Buyung

Sinta pun mengalah, dia fikir walaupun berdebat itu tidak akan selesai dan Sinta tidak mau meninggalkan kesan yang tidak baik dengan buyung sehingga membuat hati Buyung sedih. Dia hanya diam dan tersenyum kearah Buyung.

"Terima kasih dik, jangan cemberut terus nanti ilang cantiknya" rayu Buyung.

Akhirnya mereka ngobrol seperti biasanya ditengah mereka ngobrol datang Papa.

"Ehem udah malam, lanjutin ngobrolnya didalam saja" goda Papa yang senang ngelihat anak-anaknya sekarang sedang bahagia

"Iya pa, kami masuk kedalam sekarang pa" jawab Sinta dan Buyung serentak sambil berjalan menuju ruang tv

Papa Buyung hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum melihat kedua anaknya.

"Papa tadi ada perkataan dari Sinta, bahwa kalian melakukan sesuatu yang berarti hari ini, boleh Papa tau?" tanya Papa dengan tampang penuh selidik

"Ooo itu, iya pa, Sinta dan abang kan pergi dari pagi, nah banyak hal yang kami lakukan, keliling pake motor Papa, ngabisin minyak motor, terus duduk ditepi laut mau lifhat sunsite terus duduk lagi dicafe pelangi sambil makan yang bayar Sinta pa. terus pulang" cerocos Sinta dengan polos yang berhasil membuat Papa Buyung tertawa terbahak-bahak. Dan berhasil membuat Buyung malu didepan Papa nya.

"Ooo jadi seharian ini semuanya di modalin sama anak gadis papa ini" ucap Papa sambil melirik ke arah Buyung

"Iya pa, karena abang kan belum kerja, kalau mintak sama Papa abang malu, kata abang pa" timpal Sinta dengan wajah tersenyum

"Udah pa, tidur sana Papa besok kerja nanti malah kecapek an" jawab Buyung cepat tidak mau memperpanjang obrolan itu lagi.

"Hahahaaa ya sudah Sinta, papa tidur duluan, jangan kemalaman besok Sinta mu perjalanan jauh kan" ucap Papa sambil pergi

"Iya pa, bentar lagi sinta masuk kamar" jawab Sinta sambil tersenyum

Mereka sibuk nonton film horor yang diputar oleh Buyung karena permintaan Sinta.

"Kalo takut kita bisa ganti filmnya dik, jangan dipaksain" ucap Buyung yang sadar karena melihat Sinta sudah tegang ketakutan

"Tidak, jangan diganti lagi seru bang" jawab Sinta singkat.

Karena melihat tingkah Sinta yang menggemaskan seperti itu Buyung jadi tersenyum licik

"Sungguh menggemaskan" gumam Buyung

Buyung pindah posisi duduk disamping Sinta, Buyung menggenggam tangan Sinta seketika rindu melanda perasaan Buyung.

"Sayang, abang rindu" ucap Buyung

"Udah disini dan bersama seharian masih rindu juga" ucap Sinta heran

"Iya sayang, besok kamu ninggalin abang, entah kapan kita bisa ketemu lagi sayang" rengek Buyung

"Pasti ketemu lagi sayang jangan takut ya" jawab Sinta meyakinkan Buyung sambil tetap menonton film horornya

Mereka masih terus saja menonton dan punggung Sinta rasa capek, sehingga Sinta pun membaringkan tubuhnya diatas sofa itu dan kepalanya dipaha Buyung. Buyung pun tau apa yang dirasakan Sinta sehingga ia hanya diam dan mengelus lembut rambut Sinta.

Sinta yang keenakan dan terasa sangat nyaman dielus kepalanya dengan Buyung tiba-tiba tertidur karena memang dia sudah sangat lelah. Buyung tidak tau kalau Sinta tertidur dipangkuannya, Buyung mengira Sinta masih menonton film itu.

Melihat kekasih tersayangnya itu tertidur Buyung pun tersenyum, ia tiba-tiba memindahkan kepala Sinta ke bantal yang ada disofa itu dengan sangat hati-hati Buyung memindahkan takut Sinta terbangun. Buyung sengaja tidak memindahkan Sinta ke kamar karena ia ingin bersama Sinta semalaman ini.

belum setengah jam Sinta tertidur ia kaget dan terbangun karena hampir terjatuh dari sofa ketika iya ingin mengubah posisi tidurnya.

Buyung pun yang melihat Sinta menggeliat begitu sontak menahan tubuh Sinta agar tidak terjatuh dari sofa itu.

"Abang, kok tidak pindahin Sinta kekamar sih" tanya Sinta ketika melihat posisinya masih diatas sofa.

"Tidak boleh pindah, disini saja kalau mau tidur ya dik, abang mau menghabiskan malam ini bersama adik walaupun adik tidur abang masih bahagia" ucap Buyung sambil mengelus wajah cantik Sinta.

Sinta hanya memandangi wajah Buyung yang seakan menyembunyikan kesedihannya, tetapi Sinta tau hal itu.

"Ya udah abang tidur juga disofa yang 1 lagi ya bang" jawab Sinta dengan lembut.

"Abang tidak akan tidur sayang, abang akan melihat wajah Sinta semalaman ini, kenapa abang merasa kita tidak akan ketemu lagi ya sayang" ucap Buyung sambil tertunduk lesu

"Jangan ngomong begitu, nanti Allah marah sama abang kalau tidak percaya dengan takdir Allah" jawab Sinta memberi penjelasan.

"Ya udah adik tidur lagi ya, biar besok bangun udah segar" bujuk Buyung yang masih duduk disamping Sinta

"Sudah gak ngantuk lagi bang, Sinta mau temenin abang aja" alasan Sinta karena tidak enak dengan Buyung

"Ya udah kita nonton aja lagi ya sayang" sambil menatap kelayar tv yang masih terus menyalah.

Mereka kembali menonton sambil sekali-kali bercanda. Sampai pukul 05.00 pagi, Sinta sudah sangat mengantuk dan tertidur dipangkuan Buyung. Buyung yang tidak tega melihat Sinta tidur disofa berinisiatif memindahkan Sinta kekamar tidurnya takut nanti mengganggu Yuli yang masih tertidur pulas.

Terpopuler

Comments

Achmad Alfaroqi

Achmad Alfaroqi

k

2021-08-20

0

Anita Jenius

Anita Jenius

Nyicil 10 like buatmu.
Lanjut up ya

2021-03-23

0

lihat semua
Episodes
1 tokoh dan karakter
2 awal ke sekolah baru
3 pertama masuk sekolah
4 hari minggu dikebun rambutan
5 kebun rambutan dan pantai
6 rencana beli hp
7 membeli hp
8 keindahan sunset kota P
9 merasa dijauhi
10 ujian nasional
11 katakan cinta
12 kecemburuan sinta
13 kecemburuan sinta 2
14 rencana mudik
15 kesalah pahaman mama sinta
16 bertemu lagi
17 hari kelulusan
18 kebersamaan yang terakhir
19 menginap
20 malam perpisahan
21 perpisahan
22 kepergian sinta
23 kemarahan
24 kontrakan baru
25 kegiatan
26 kejujuran
27 hari pertama kerja
28 kabar buruk
29 teman lama
30 kabar bahagia
31 sinta yang keras kepala
32 putus
33 rumit
34 adi
35 akhir cinta dan awal petaka
36 usaha adi
37 bencana
38 kepulangan sinta
39 takut kehilangan
40 adi dan sinta
41 kedatangan buyung
42 kegaduhan
43 penolakan sinta
44 restu
45 sinta setuju
46 sinta setuju 2
47 hari bahagia
48 kebahagiaan
49 kontrakan baru
50 kejutan demi kejutan
51 sosok misterius
52 pulang kekota P
53 penghinaan
54 rumah mertua
55 kebahagiaan keluarga
56 kecelakaan
57 kembali sadar
58 rumah sakit
59 kepulangan sinta
60 aneh
61 hamil
62 bunga
63 prahara
64 melahirkan
65 diculik
66 pencarian
67 kepulangan
68 penjelasan
69 kerja sama
70 perdebatan
71 keterlaluan
72 hubungan baru
73 kebersamaan
74 berdamai
75 Rencana rujuk
76 pernikahan kedua
77 penyesalan Papa
78 Pulang kekota P
79 Lemari pakaian
80 Bukti cinta
81 stempel
82 Gio
83 rumah baru
84 pengajian
85 menjelaskan
86 Nenek sakit
87 kabar duka
88 pemakaman
89 kedatangan Mama dan Papa Sinta
90 Kakek sakit
91 belanja
92 Rencana
93 pegawai baru
94 Bengkel
95 keributan
96 Kecelakaan
97 Kehilangan ingatan
Episodes

Updated 97 Episodes

1
tokoh dan karakter
2
awal ke sekolah baru
3
pertama masuk sekolah
4
hari minggu dikebun rambutan
5
kebun rambutan dan pantai
6
rencana beli hp
7
membeli hp
8
keindahan sunset kota P
9
merasa dijauhi
10
ujian nasional
11
katakan cinta
12
kecemburuan sinta
13
kecemburuan sinta 2
14
rencana mudik
15
kesalah pahaman mama sinta
16
bertemu lagi
17
hari kelulusan
18
kebersamaan yang terakhir
19
menginap
20
malam perpisahan
21
perpisahan
22
kepergian sinta
23
kemarahan
24
kontrakan baru
25
kegiatan
26
kejujuran
27
hari pertama kerja
28
kabar buruk
29
teman lama
30
kabar bahagia
31
sinta yang keras kepala
32
putus
33
rumit
34
adi
35
akhir cinta dan awal petaka
36
usaha adi
37
bencana
38
kepulangan sinta
39
takut kehilangan
40
adi dan sinta
41
kedatangan buyung
42
kegaduhan
43
penolakan sinta
44
restu
45
sinta setuju
46
sinta setuju 2
47
hari bahagia
48
kebahagiaan
49
kontrakan baru
50
kejutan demi kejutan
51
sosok misterius
52
pulang kekota P
53
penghinaan
54
rumah mertua
55
kebahagiaan keluarga
56
kecelakaan
57
kembali sadar
58
rumah sakit
59
kepulangan sinta
60
aneh
61
hamil
62
bunga
63
prahara
64
melahirkan
65
diculik
66
pencarian
67
kepulangan
68
penjelasan
69
kerja sama
70
perdebatan
71
keterlaluan
72
hubungan baru
73
kebersamaan
74
berdamai
75
Rencana rujuk
76
pernikahan kedua
77
penyesalan Papa
78
Pulang kekota P
79
Lemari pakaian
80
Bukti cinta
81
stempel
82
Gio
83
rumah baru
84
pengajian
85
menjelaskan
86
Nenek sakit
87
kabar duka
88
pemakaman
89
kedatangan Mama dan Papa Sinta
90
Kakek sakit
91
belanja
92
Rencana
93
pegawai baru
94
Bengkel
95
keributan
96
Kecelakaan
97
Kehilangan ingatan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!