Karena enggan untuk pulang kerumah Sinta dan Buyung memutuskan untuk makan di cafe pelangi dekat tepi laut, cafe ini cafe favorit mereka berdua, setiap ke tepi laut mereka selalu makam di cafe ini. Karena mereka sangat menyukai menu makanan yang disajikan oleh cafe tersebut.
Setelah sampai di depan cafe tersebut Buyung langsung menggandeng tangan Sinta dengan mesranya, mereka berdua selalu bergandengan dimana pun mereka berada karena mereka sangat tidak mau melewatkan masa masa indah ini, masa yang akan jarang terjadi lagi.
Mereka mencari tempat duduk kosong dan agak ke pojok yang menghadap ke laut, mereka duduk berdua tanpa melepaskan genggaman tangan mereka. Buyung selalu tersenyum kearah Sinta dan selalu bersikap hangat kepada Sinta.
Sinta merasa sangat beruntung bisa menjadi kekasih yang sangat disayangi oleh Buyung,
"Bang, nanti kalau Sinta pulang, pasti lama kita gak ketemu ya sayang" ucap Sinta sambil bergelayut dilengan Buyung
"Iya sayang, abang juga takut tidak akan ketemu lagi sama adik, adik jangan pernah berubah sama abang ya" ucap Buyung merasa sedih dengan ucapan Sinta
"Insyaallah bang, tapi Sinta takut dengan keadaan bang, Sinta takut gak sanggup menjalani LDR yang tiada ujung" ucap Sinta galau
"Sayang, abang janji, setelah kulia dan bekerja abang langsung melamar Sinta, apa Sinta mau? Buyung meyakinkan Sinta seolah tidak rela hubungannya berakhir karena dia sangat paham watak Sinta yang keras dan lebih mementingkan perasaannya sendiri.
"Janji ya bang?" jawab Sinta dengan wajah bahagia.
Buyung melamun sejenak, Buyung sangat tidak mampu untuk jauh dari kekasih nya, dia takut kekasihnya akan meninggalkannya apabila tidak sanggup LDR an yang mereka jalani.
Lamunan Buyung dan Sinta terpecah karena makanan yang mereka pesan sudah datang.
Mereka makan berdua sekali kali Buyung menyuapi Sinta makan karena Sinta yang gak nafsu makan. Sinta akan makan kalau Buyung yang nyuapi. Setelah mereka selesai makan mereka masih duduk disana sesekali mengobrol, setelah hari menunjukkan jam 20.00 malam mereka memutuskan untuk pulang kerumah.
Didalam perjalanan mereka memilih jalan alternatif yang sangat sepi, Sinta selalu memeluk pinggang Buyung selama perjalanan begitu juga dengan Buyung selalu mengganggam erat tangan Sinta yang sedang memeluknya.
"Sayang, selama beberapa bulan kita jadi kekasih baru kali ini kita sangat mesra yaa" ucap Sinta sambil tambah mempererat pelukannya.
"Iya sayang, karena adik selalu jaga jarak klo naik motor sama abang" jawab Buyung sambil mengelus punggung tangan Sinta.
Mereka menikmati perjalanan malam mereka dengan saling bercanda, tapi ditengah jalan pulang tiba tiba perut Buyung mual karena memang Buyung tidak bisa makan telur, dicafe tadi menu makanan Buyung nasi goreng pake telur.
Sinta sangat khawatir melihat keadaan Buyung yang seperti itu sehingga dia hampir menangis tapi dia menguasai dirinya agar tidak cengeng.
Setelah Buyung selesai mengeluarkan semua isi perutnya, Buyung terlihat lemas dan tak berdaya. Tapi dia harus kuat untuk membawa motor, dan harus cepat sampai rumah karena hari sudah jam 20.30 wib.
Setelah sampai didepan rumah Sinta, Buyung agak berat melepaskan tangan Sinta dan terus menggenggam tangan Sinta.
"Bang, lepas nanti dilihat orang, malu" ucap Sinta sambil berusaha melepaskan tangannya dari Buyung
"Sayang, sebentar lagi ya masuknya abang masih kangen" rengek Buyung yang tiba-tiba manja.
"Bang, hari udah malam nanti Nenek marah" Sinta mencari alasan agar Buyung mau melepaskan tangannya
"Nginap aja dirumah hari ini ya, nanti abang suruh Yuli jemput, besok kan adik udah pulang kekota B" rengek Buyung lagi.
"Sayang jangan gitu, tidak enak sama Nenek, nanti Nenek marah, lagian jam segini Nenek sudah tidur" alasan Sinta lagi
"Please. mau ya sayang" rengek Buyung sambil menangkupkan kedua tangannya
"Tidak mau bang, Sinta gak enak sama Nenek" jawab Sinta lagi yang mulai kesal karena dipaksa sama Buyung
"Ya udah deh" jawab Buyung singkat sambil melepaskan tangannya.
Setelah itu Sinta langsung masuk kerumah sambil menghentak hentakkan kakinya karena udah kesal sama tingkah Buyung, ia takut kena marah sama Kakek dan Nenek nya.
Lain dengan Buyung, dia tidak habis akal biar sinta hari ini nginap dirumahnya. sampai didalam rumah, iya mencari keberadaan Yuli, setelah ketemu Yuli buyung langsung tersenyum
"Ihh ada adik abang yang cantik lagi nonton" sapa buyung merayu Yuli
"Eleehhh pasti ada maunya kalau udah baik baik kayak gini" jawab Yuli ketus
"Heheee . tau aja adek abang yang cantik ini" jawab Buyung sambil tersenyum
"Ada apa, mau mintak izinkan Sinta untuk nginap disini, udah dibilangin tadi sama Nenek, neneknya boleh. mana Sinta nya kok gak ada?" ucap Yuli dengan ketus, dan menyadari Sinta tidak ada dirumahnya
"Lah, kapan izininnya, Sinta udah pulang tadi, dia takut kena marah Nenek karena telat pulang" jawab Buyung bingung
"Aaduuuuhh kalian berdua ini, tadi sore Yuli dan kak Diah udah bilang ke Nenek Sinta nginap disini karena besok Sinta udah ke kota B. merepotkan saja" jawab Yuli sambil pergi keluar rumah untuk jemput Sinta
Buyung masih bingung dengan penjelasan adiknya tetapi dia senang karena keluarganya begitu menyayangi Sinta dan peduli dengan Buyung dan Sinta. Buyung pun tersenyum sendiri sambil menatap kepintu rumah Sinta sampai sinta dan Yuli keluar dari pintu tersebut.
Yuli berjalan duluan sambil menggerutu karena acara kesayangannya terlewatkan, karena merasa direpotkan sama Buyung dan Sinta
"Berdua ini, merepotkan Yuli aja terus hidupnya, gak bisa liat yuli senang duduk santai dikit aja" gerutu yuli sambil masuk kedalam rumah
"Ini pasti ulah abang yang maksa Yuli, udah Sinta bilang tadi, Sinta gak mau nginap masih juga" ucap sinta ketika sampai didepan pintu rumah buyung dengan muka kesal
Buyung tambah bingung dengan sifat adik dan kekasihnya tersebut.
"Kok jadi marah marah semua ini" gerutu Buyung dalam hati.
Tampa berani mengungkapkannya karena 2 wanita yang ia sayangi sedang naik pitam semua.
Disisi lain, Sinta yang sudah sangat lelah dan mengantuk memutuskan untuk kekamar Yuli untuk tidur.
"Yul, kak, pa Sinta kekamar ya, mau tidur capek" kata Sinta pamit sama Yuli, kak Diah dan Papa yang lagi nonton
"Tidak izin sama abang mu dulu Sin" goda Diah sambil tersenyum
Tapi Sinta hanya senyum dan akan pergi.
Buyung yang tadi mendengar Sinta akan tidur langsung berlari mengejar Sinta dan dengan sigap Buyung menarik tangan Sinta untuk duduk diteras rumah.
"Abaaannnggggg tangan Sinta sakit" teriak Sinta memekakkan telinga orang yang ada disana dan membuat mereka tertawa serentak melihat tingkah mereka berdua.
"Aduhhh ini dua sejoli kenapa kayak anak kecil sih" ucap Yuli
"Yang jomblo tolong diam ya" ketus Buyung
"Iihhhh sombong banget besok ditinggalin juga sama Sinta itu" ucap Yuli
"Punya mulut tolong dijaga" ucap Buyung dan Sinta barengan
Mereka berempat pun melongo melihat ekspresi Buyung dan Sinta.Buyung masih membujuk Sinta untuk tidak tidur,
"Dik, jangan tidur dulu ya" ucap Buyung
"Ya udah Sinta tidur disini aja" ucap Sinta sambil berbaring dilantai.
Hal konyol yang Sinta lakukan berhasil membuat orang diruangan itu tertawa terbahak-bahak
"Aduuhhh dik, bukan seperti ini yang abang makasud" ucap buyung terkekeh
"Sinta ngantuk bang, Sinta capek sayang" ucap Sinta merengek.
"Ya sudah Buyung jangan ganggu Sinta" ucap Papa
"Tidak pa, sebentar saja pa" ucap Buyung.
Buyung segera mengangkat Sinta untuk keteras rumah "abaaannnggggg turunin Sinta baaannggg" ucap Sinta
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments