kebersamaan yang terakhir

Keesokan harinya Sinta baru keluar kamar dan langsung menemui Buyung dirumahnya. Sinta nyelonong masuk tanpa peduli ada Papa dan Mama nya Buyung diruang tamu. Sinta langsung menghampiri Buyung diruang makan.

"Bang, bawak Sinta jalan-jalan seharian ini keliling kota P" pinta Sinta langsung

"Iya adik sayang abang, kita akan pergi ya. sebentar abang sarapan dulu dan nanti kita langsung pergi" bujuk Buyung

Papa buyung yang mengerti situasi ini hanya tersenyum melihat Sinta, dan sebenarnya Papa Buyung sudah tau apa yang terjadi dan sudah berbicara dengan Buyung. Sama dengan Sinta, Buyung tidak kalah galaunya, Buyung takut kehilangan Sinta tapi dia berusaha kuat karena dia tidak mau Sinta semakin terpuruk.

Setelah selesai makan dan bersiap Buyung mengajak Sinta pergi, dan Buyung juga sudah bicara sama Nenek untuk membawa Sinta jalan-jalan hari ini. Nenek mengizinkan mereka untuk pergi.

*plashback on*

Buyung datang kerumah setelah melihat Nenek duduk diteras depan.

"Assalamualaikum Nek" ucap Buyung

"Waalaikumsalam Buyung, ada apa Yung" jawab Nenek

"Buyung izin bawak sinta pergi sebentar ya nek" pamit buyung

"Ya sudah, kalian hati-hati ya, pulang jangan kemalaman" ucap Nenek tersenyum

"Terima kasih nek, Buyung permisi pulang dulu" pamit Buyung

"ya Yung" ucap nenek kembali membaca koran

*plashback off"*

"Ayo dek, kita pergi" ajak Buyung

Sinta hanya mengangguk dan pergi bersama Buyung. Mereka pamit dengan Papa dan Mama Buyung

"Pa, Ma kita pergi dulu ya" jawab mereka bersamaan

"Iya, hati-hati dijalan ya" jawab Mama, dan diikuti Papa Buyung dengan senyuman.

Buyung dan Sinta pergi berkeliling kota P tanpa tujuan yang pasti, asal mereka selalu bersama hari terakhir mereka bersama, dan Buyung selalu memegang tangan Sinta selama berada diatas motor, Sinta pun selalu memeluk Buyung sepanjang perjalanan.

sesekali Sinta pun menggoda Buyung

"Bang, kehotel yuk, kita lanjutkan yang kemaren" ucap Sinta ngasal untuk menggoda Buyung, karena Sinta pun tau Buyung tidak akan meminta lebih sebelum Sinta sah jadi istrinya.

"Ayooo, siapa takut, sekarang ni" ajak Buyung tidak mau kalah menggoda Sinta dan pura-pura mengarahkan motor ke arah hotel di kota P

"Ihhh tidak-tidak bang, apaan sih, Sinta cuma bercanda sayang" jawab Sinta sambil merengek dan mempererat pelukannya, Sinta seakan akan tidak mau berpisah dengan Buyung.

Sampailah mereka ditepi laut dan kembali duduk disana sambil memandang kearah laut.

"Bang, Sinta mau bicara sama abang, tapi Sinta minta abang jangan kaget, sedih atau apapun itu ya" pinta Sinta kepada Buyung

"Iya sayang, bicaralah, abang akan dengarkan" jawab Buyung pura-pura santai, padahal dia mau menghindari percakapan ini.

"Bang, Sinta disuruh Nenek dan Kakek pulang dulu ke kota B, nanti kalau Sinta mau kuliah baru datang kesini lagi" jelas Sinta singkat dan mencoba menenangkan diri takut dia menangis didepan Buyung

"Iya sayang, abang mendukung apapun keputusan Sinta, dan abang akan selalu menanti kedatangan Sinta disini" jawab Buyung menenangkan Sinta

"Terima kasih sayang, tapi kalau Sinta tidak pernah kembali lagi kesini gimana?" ucap Sinta

"Abang yang akan menyusul Sinta dan menjemput Sinta untuk kembali kepada abang" jawab Buyung yakin.

"Seandainya suatu hari kita putus" tanya Sinta lagi

"Jangan ngomong gitu sayang, abang jadi takut kalau kayak gitu. Tapi kalau seandainya suatu hari Sinta ninggalin abang, abang yang akan mempertahankan hubungan ini" jawab Buyung dengan lirih

"Kita tidak tau jodoh sayang, kalau allah tidak menjodohkan kita, semua itu sudah diatur olehnya sayang" jelas Sinta singkat tapi tepat

Sehingga membuat Buyung dan Sinta melamun bersama dengan ucapan sinta yang terakhir. Lama mereka melamun sehingga hari semakin sore.

Walaupun hari sudah sore, Sinta masih enggan untuk pulang. Dan Sinta enggan untuk berpisah oleh Buyung. Sinta menyesali hari kenapa terlaalu cepat berlalu sehingga membuat mereka akan berpisah. Sinta sangat sedih tetapi itu semua ditahannya, tetapi itu juga dirasakan oleh Buyung.

Karena sejatinya Buyung dan Sinta ini selalu bersama, kalau Sinta menangis, Buyung akan ikut menangis. Kalau Sinta bahagia Buyung akan lebih bahagia melihat Sinta tertawa lepas. Hanya bersama Sinta Buyung bisa seperti ini, dan begitu juga dengan Sinta. Hanya bersama buyung dia akan bisa seperti ini.

Episodes
1 tokoh dan karakter
2 awal ke sekolah baru
3 pertama masuk sekolah
4 hari minggu dikebun rambutan
5 kebun rambutan dan pantai
6 rencana beli hp
7 membeli hp
8 keindahan sunset kota P
9 merasa dijauhi
10 ujian nasional
11 katakan cinta
12 kecemburuan sinta
13 kecemburuan sinta 2
14 rencana mudik
15 kesalah pahaman mama sinta
16 bertemu lagi
17 hari kelulusan
18 kebersamaan yang terakhir
19 menginap
20 malam perpisahan
21 perpisahan
22 kepergian sinta
23 kemarahan
24 kontrakan baru
25 kegiatan
26 kejujuran
27 hari pertama kerja
28 kabar buruk
29 teman lama
30 kabar bahagia
31 sinta yang keras kepala
32 putus
33 rumit
34 adi
35 akhir cinta dan awal petaka
36 usaha adi
37 bencana
38 kepulangan sinta
39 takut kehilangan
40 adi dan sinta
41 kedatangan buyung
42 kegaduhan
43 penolakan sinta
44 restu
45 sinta setuju
46 sinta setuju 2
47 hari bahagia
48 kebahagiaan
49 kontrakan baru
50 kejutan demi kejutan
51 sosok misterius
52 pulang kekota P
53 penghinaan
54 rumah mertua
55 kebahagiaan keluarga
56 kecelakaan
57 kembali sadar
58 rumah sakit
59 kepulangan sinta
60 aneh
61 hamil
62 bunga
63 prahara
64 melahirkan
65 diculik
66 pencarian
67 kepulangan
68 penjelasan
69 kerja sama
70 perdebatan
71 keterlaluan
72 hubungan baru
73 kebersamaan
74 berdamai
75 Rencana rujuk
76 pernikahan kedua
77 penyesalan Papa
78 Pulang kekota P
79 Lemari pakaian
80 Bukti cinta
81 stempel
82 Gio
83 rumah baru
84 pengajian
85 menjelaskan
86 Nenek sakit
87 kabar duka
88 pemakaman
89 kedatangan Mama dan Papa Sinta
90 Kakek sakit
91 belanja
92 Rencana
93 pegawai baru
94 Bengkel
95 keributan
96 Kecelakaan
97 Kehilangan ingatan
Episodes

Updated 97 Episodes

1
tokoh dan karakter
2
awal ke sekolah baru
3
pertama masuk sekolah
4
hari minggu dikebun rambutan
5
kebun rambutan dan pantai
6
rencana beli hp
7
membeli hp
8
keindahan sunset kota P
9
merasa dijauhi
10
ujian nasional
11
katakan cinta
12
kecemburuan sinta
13
kecemburuan sinta 2
14
rencana mudik
15
kesalah pahaman mama sinta
16
bertemu lagi
17
hari kelulusan
18
kebersamaan yang terakhir
19
menginap
20
malam perpisahan
21
perpisahan
22
kepergian sinta
23
kemarahan
24
kontrakan baru
25
kegiatan
26
kejujuran
27
hari pertama kerja
28
kabar buruk
29
teman lama
30
kabar bahagia
31
sinta yang keras kepala
32
putus
33
rumit
34
adi
35
akhir cinta dan awal petaka
36
usaha adi
37
bencana
38
kepulangan sinta
39
takut kehilangan
40
adi dan sinta
41
kedatangan buyung
42
kegaduhan
43
penolakan sinta
44
restu
45
sinta setuju
46
sinta setuju 2
47
hari bahagia
48
kebahagiaan
49
kontrakan baru
50
kejutan demi kejutan
51
sosok misterius
52
pulang kekota P
53
penghinaan
54
rumah mertua
55
kebahagiaan keluarga
56
kecelakaan
57
kembali sadar
58
rumah sakit
59
kepulangan sinta
60
aneh
61
hamil
62
bunga
63
prahara
64
melahirkan
65
diculik
66
pencarian
67
kepulangan
68
penjelasan
69
kerja sama
70
perdebatan
71
keterlaluan
72
hubungan baru
73
kebersamaan
74
berdamai
75
Rencana rujuk
76
pernikahan kedua
77
penyesalan Papa
78
Pulang kekota P
79
Lemari pakaian
80
Bukti cinta
81
stempel
82
Gio
83
rumah baru
84
pengajian
85
menjelaskan
86
Nenek sakit
87
kabar duka
88
pemakaman
89
kedatangan Mama dan Papa Sinta
90
Kakek sakit
91
belanja
92
Rencana
93
pegawai baru
94
Bengkel
95
keributan
96
Kecelakaan
97
Kehilangan ingatan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!