"Sinta, kenapa menghindari Abang, dan kenapa sudah jarang main kerumah Abang?" tanya Buyung serius sambil menatap kearah Sinta sendu.
Sinta hanya diam dan menahan air matanya mengingat kejadian malam dimana mereka pulang dari tepi laut bersama Buyung.
"Sinta, jawab Abang kenapa dik kamu menjauhi Abang seperti ini, apa salah Abang? sampai Mama dan Papa juga menanyakan, apa kita ribut kemaren?" tanya Buyung lagi
Sinta masih diam dan hanya sibuk dengan fikirannya, entah apa yang difikirkan Sinta hanya dia yang tau.
"Sinta jawab pertanyaan Abang" bentak Buyung sedikit kesal sambil mencengkram bahu Sinta
"Apa yang mau dijawab? siapa yang menghindar, dan kenapa merasa dihindari, aku merasa biasa saja, dan kalaupun aku tidak muncul apa peduli abang, dan kenapa harus selalu muncul kerumah abang, siapa Sinta, siapa abang, dan apa perlunya semua itu?" jawab Sinta dengan kesal dengan nada tinggi wajahnya pun memerah karena sudah menahan marah.
Sinta bukan marah dengan Buyung, tetapi marah dengan dirinya sendiri, penyesalan terbesarnya kenapa harus sekarang bertemu dengan Buyung, kenapa tidak dari dulu. Agar hidupnya tidak hancur seperti sekarang.
Buyung bingung dengan sifat Sinta yang berubah drastis setelah pulang dari tepi laut waktu itu, dan baru kali ini Sinta berkata pedas dan berhasil membuat hati buyung sakit
"Dik, dengerin abang, abang peduli sama adik, kalau adik ada masalah cerita sama abang, siapa tau bisa meringankan sedikit beban hidup adik dan siapa tau abang bisa kasih solusi" Buyung yang membujuk Sinta.
Mendengar bujukan dari Buyung air mata Sinta yang sedari tadi ia tahan berhasil lolos di pipinya.
"Udah bang, itu bukan urusan abang, lebih baik sekarang antar Sinta pulang karena sudah hampir siang, Sinta mau belajar untuk ujian besok" pinta Sinta mengacuhkan pertanyaan dan bujukan Buyung
Buyung pun mengalah dan mengantar Sinta pulang, itupun tidak sampai rumah hanya sampai didepan gang rumah mereka.
Karena sinta gak mau orang berfikir yang tidak-tidak tentang mereka berdua.
Sesampainya dirumah ada Tante yang lagi nonton "Tan, Sinta masuk kekamar dulu ya" ucap Sinta karena melewati Tante nya yang duduk diruang keluarga
"Iya Sinta, oya kenapa matanya sembab kayak habis nangis dan habis dari mana.?" tanya Tante
"Ooo tadi Sinta ke minimarket depan sebentar nte, dan ketemu teman lama trus ngobrol ngobrol sebentar, karena mendengar ceritanya Sinta jadi nangis nte" jawab Sinta berbohong sambil tersenyum
"Ooo ya udah masuk kamar dan belajar ya, besok mau ujian kan" jawab Tante dengan wajah tersenyum
"Iya nte. Sinta kekamar dulu" jawab Sinta sambil berjalan.
Di dalam kamar Sinta menangis sejadi jadinya karena merasa bersalah bersikap kasar kepada Buyung. Hatinya tidak terima dan sangat sakit melihat ekspresi wajah Buyung waktu Sinta membentaknya tadi. Cukup lama Sinta menangis sampai akhirnya dia tertidur.
adzan ashar membangunkan Sinta yang sedang terlelap tidur, dan dia memutuskan untuk mandi sore, berwudhu dan langsung shalat ashar. Lalu melanjutkan belajarnya yang sempat tertunda tadi.
Malam harinya dia mendengar Nenek berkata diruangan makan, karena memang kamar Sinta tidak terlalu jauh dengan ruangan makan.
"Si Sinta ini memang tidak beres anaknya, tadi ada tetangga kita melihat dia berduaan dengan Buyung dan pulang turun didepan gang" ucap Nenek dengan nada agak kesal
"Jangan menuduh dulu, siapa tau tadi dia kebetulan ketemu dengan Buyung dan numpang naik kendaraan Buyung" bela Kakek dengan nada datar
"Kalo kebetulan kenapa duduk berdua sambil pegangan tangan diatas motor bersama Buyung di taman" kata Nenek tambah kesal
"Jangan keras-keras bu, nanti kedengaran Sinta tidak enak" jawab Tante menenangkan Nenek
"Biarkan saja denger biar sadar dia, karena dia harus tau status dia, jangan nanti disangka orang janda gatal" jawab Nenek ketus
"Udah lah bu, nanti darahnya naik lagi, besok biar ayah nasehati si Buyung jangan ganggu Sinta lagi, atau kita kasih tau aja kebenaran tentang Sinta kepada Buyung" jawab Kakek karena takut Nenek sakit lagi karena emosi
Percakapan itupun berakhir dan Sinta mendengar semuanya dengan jelas, mungkin orang rumah mikir sinta sudah tidur karena hari pun sudah malam. Tidak ada yang tau Sinta masih belajar didalam kamarnya.
Sinta begitu sedih mendengar bahwa orang dirumahnya mu memberi tau Buyung tentang dirinya. Karena sudah kelelahan menangis Sinta pun hanya termenung, dan Sinta pun memutuskan untuk tidur karena besok dia mau ujian nasional.
……**……
Empat hari sudah dilewati oleh Sinta dalam menghadapi ujian dan sekarang Sinta hanya menunggu hasil ujiannya saja dan ketentuan dia lulus atau tidak lulus dari sekolahnya.
Sinta tidak banyak keluar rumah setelah 2 hari selesai ujian nasional, sampai akhirnya Buyung pun mendatangi rumah Sinta ketika Sinta sedang makan siang. Dan nenek sedang duduk diruang keluarga
"Assalamualaikum Nek, ada Sinta nya Nek" ucap Buyung sambil celingukan melihat kedalam rumah
"Kalo tadi lagi makan, tidak tau kalo sekarang" jawab Nenek agak ketus tetapi tetap memanggilkan Sinta untuk Buyung
"Sinta…Sinta… dicariin Buyung, masuk saja kedalam" kata Nenek dengan muka datarnya
Sinta yang mendengar suara Buyung sedari tadi mau melarikan diri masuk kedalam kamar, tetapi keduluan dengan langkah Buyung yang sudah berada didepan ruang makan.
"Ee bang Buyung, ada apa bang cari Sinta?" sapa Sinta seolah-olah tidak terjadi sesuatu
"Ikut abang ke kampus yuk biar tidak bosan di rumah terus" ajak Buyung sambil tersenyum
Sinta hanya diam sambil membawa piring kotor untuk cuci piring di wastafel. Di ruang keluarga Nenek mendengar semuanya dan keliatan dari muka Nenek tidak suka dengan hal itu. Tetapi diluar dugaan sifat Nenek setelah ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments