Sesampainya dirumah Sinta langsung masuk kamar dan mengambil handuk hendak mandi, setelah selesai mandi Sinta berniat keluar kamar tetapi dia terperanjat seketika mendengar perkataan Om nya yang sangat keras terdengar oleh telinganya.
"Anak gadis mana yang mau dibawak sampai malam seperti ini oleh seorang laki-laki yang baru beberapa bulan ia kenal" ucap Om nya dengan nada marah kepada Tante.
Karena kebetulan orang dirumah itu tidak tau Sinta sudah tiba dirumah dan berada didalam kamar, karena ketika Sinta pulang semua orang sedang shalat isya yang laki-laki pergi ke masjid, yang perempuan shalat dikamar masing-masing.
"Sinta sudah izin tadi dan janji pulang tidak malam, mereka sudah besar bisa menjaga diri mereka masing-masing" ucap Tante menenangkan Om
"Kalian ingat status Sinta itu bukan anak perawan lagi, melainkan seorang janda kembang, ini kebetulan mereka belum tau saja, kalau mereka tau dan sekeliling lingkungan ini tau siapa dan apa status Sinta mereka akan berfikiran jelek terhadap Sinta yang gampangan dibawa-bawa keluar sampai larut malam seperti ini oleh seorang laki-laki" ucap Om dengan nada yang sedikit ditekankan dan pergi masuk kekamar.
Sinta hanya diam dikamar mengurungkan niat dengan duduk diatas kasur kamarnya. Ia menangis semalaman memikirkan ucapan Om nya tadi. Memikirkan nasib nya yang buruk karena prilakunya sendiri, dan memikirkan nasib hubungannya dengan Buyung nanti kalau suatu saat Buyung tau siapa dirinya.
Malam itu Sinta tidak bisa tidur dan terus menangis, sampai adzan subuh pun berkumandang. Sinta memutuskan untuk mandi dan langsung shalat, karena dia harus berangkat sekolah jam 6 pagi, dia tidak mau bertemu dengan Om nya, karena takut kena marah dan takut Om nya merasa tidak enak karena Sinta mendengar ucapannya tadi malam.
Tapi malang di nasib Sinta, ternyata Nenek sudah bangun dan berdiri didekat meja ruang tamu ketika Sinta mau keluar.
"Sinta, mau kemana pagi-pagi begini sudah rapi dengan seragam sekolah?" tanya Nenek kepada Sinta
"Sinta mau kesekolah Nek, ada jatah piket pagi ini, karena nanti Sinta try out untuk menghadapi ujian nasional" jawab Sinta jujur.
"Kenapa mata Sinta bengkak, kemaren pulang dari tepi laut jam berapa.?" tanya Nenek penasaran karena mata Sinta sudah bengkak seperti bola ping pong
"Ooo ini tadi malam Sinta nelpon Mama Nek, rindu sama Mama dan Papa, karena kelewat rindu Sinta nangis, kemaren Sinta pulang jam setengah 8 sampai rumah Nek, Sinta lihat Nenek lagi shalat jadi Sinta terus kekamar, dan ketiduran Nek jam 10 Sinta terbangun langsung telpon Mama Nek" jelas Sinta berbohong biar tidak menambah masalah baru lagi didalam rumah itu
"Ooo ya sudah hati-hati dijalan ya, semoga sukses untuk try out nya" ucap Nenek sambil mengacungkan kepalan tinju keatas memberikan semangat kepada Sinta.
"terima kasih Nek, Sinta pergi dulu. assalamualaikum" salam Sinta Sambil mencium tangan Nenek nya dan pergi
Selepas Sinta pergi, Nenek mengerti apa yang terjadi terhadap Sinta dan Nenek merasa tidak enak hati kepada Sinta. tapi nenek tidak bisa berbuat apa apa.
……**……
Hari demi hari Sinta lalui dengan baik, dan mengurangi kerumah Buyung dalam beberapa minggu ini disibukkan Sinta untuk belajar didalam kamarnya. Karena dia akan menghadapi ujian nasional dan dia gak mau mengecewakan semua keluarga besarnya terutama Mama dan Papa nya yang bersusah payah mengusahakan Sinta bisa sekolah lagi karena sempat tertunda karena pernikahan yang tidak diinginkan dulu.
Tiba suatu hari Sinta lagi berjalan belanja cemilan di minimarket dekat rumah, dia berjalan seperti biasa dan tanpa ada rasa curiga sedikitpun. Setelah sampai di Mini Market Sinta mengambil beberapa cemilan yang ia sukai dan setelah selesai Sinta memutuskan untuk pulang. Di tengah jalan, Sinta dicegat oleh Buyung yang sedari tadi membuntuti Sinta.
"Sinta tunggu, bisa ikut abang sebentar, abang ada yang mau diomongin sama Sinta" ajak Buyung
"Tidak bisa bang, Sinta mau belajar karena besok sudah mulai ujian nasional" tolak Sinta
"Abang mohon sekali ini saja, besok Abang tidak bakalan mengganggu Sinta lagi sampai selesai ujian" Buyung memohon sambil menempelkan kedua telapak tangannya.
Karena merasa iba, Sinta pun menuruti keinginan Buyung dan naik keatas motor Buyung, dan Buyung melajukan motor itu ketempat taman yang tidak jauh dari rumah.
"Sinta, kenapa menghindari Abang, dan kenapa sudah jarang main kerumah Abang?" tanya Buyung serius sambil menatap kearah Sinta sendu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments