Setelah selesai bersiap-siap Sinta bermaksud untuk makan terlebih dahulu karena memang dia belum sempat makan siang karena tertidur sangat pulas. Selesai makan Sinta langsung cuci piring dan akan mengambil sendalnya ditempat sendal. Dia sangat kaget ketika melihat Buyung sedang ngobrol sama Kakek dan Nenek di teras depan rumah. Sinta langsung menghampiri mereka yang sedang ngobrol.
"Eehhh cucu Nenek sudah cantik, jadi perginya?" tanya Nenek sambil menggoda Sinta.
Sinta hanya tersenyum dan menahan malu Karena godaan Nenek terhadap dia.
"Nek, Kek. Buyung ngajakin Sinta jalan sebentar ya ke tepi laut. Boleh Nek, Kek?" tanya Buyung meminta izin kepada Nenek dan Kakek.
"Ya udah kalian hati-hati, kembalikan anak gadis orang secara utuh jangan kurang apapun ya" jawab Kakek sekenahnya untuk menggoda Sinta dan Buyung
Muka Sinta kembali merona dan tertunduk karena malu, begitupun dengan Buyung. Nenek menggelengkan kepalanya karena heran melihat tingkah cucu-cucu nya itu.
"ya udah Nek, Kek Sinta pergi dulu, assalamualaikum" ucap Sinta sembari bersalaman kepada Nenek dan Kakeknya. diikuti oleh Buyung dan berlalu pergi.
"waalaikumsalam" jawab Nenek dan Kakek bersamaan sambil tersenyum puas.
Mereka pergi menggunakan motor berboncengan selama perjalanan Sinta hanya diam sambil memperhatikan jalan dan pemandangan dikota P dan akhirnya mereka sampai ditepi laut.
Buyung memutuskan untuk berhenti disebuah pondok yang tepat untuk menikmati sunset sore ini dan tidak lupa juga memesan cemilan kepada bapak-bapak yang jualan ditepi pantai untuk mereka nikmati selama menantikan sunset.
Sambil menikmati pemandangan yang Allah berikan di sore hari itu banyak hal yang mereka obrolkan tentang keluarga, sekolah, pengalaman masa lalu, sifat dan watak mereka masing masing dan pandangan masa depan. Tampa mereka sadari mereka saling terbuka dan itu cukup membuat satu sama lain saling menerima dan saling mengagumi.
Sinta pun sangat kagum dengan sosok Buyung yang penyayang terhadap keluarga nya. Walaupun mereka hidup sederhana dan seadanya tapi kehidupan keluarga mereka sangat bahagia dan sangat hangat. Sehingga siapapun yang melihatnya akan merasa iri dan merasa beruntung bisa mengenal keluarga Buyung.
Di selah mereka ngobrol makanan pun datang dan sambil menyantap makanan Sinta mengungkapkan sesuatu yang tak terduga
"Bang, boleh mintak masukan dan pendapatnya gak.?" Sinta memberanikan diri
"Boleh, apa itu sayang?" ucap Buyung sambil menatap Sinta dengan penasaran
"Misalkan abang kenal sama seorang gadis yang sudah pernah menikah karena kesalahan, tetapi status gadis itu sudah janda karena sudah bercerai, apa yang abang lakukan dan apa abang akan menerimanya?" tanya Sinta dengan suara agak bergetar
Buyung pun sangat kaget dan tersedak makanannya sendiri "uhuk uhukk"
dengan sigap Sinta mengambil minum untuk Buyung. Setelah Buyung sudah agak mendingan "kenapa tiba-tiba menanyakan hal itu dik.?" tanya Buyung kembali dengan suara agak sedikit serak karena habis tersedak makanannya sendiri.
"Pengen nanya aja Bang, tidak ada maksud apa-apa?" Sinta menjawab sambil melihat kearah matahari hampir terbenam dengan muka agak berubah sedih, Sinta takut mendengar jawaban yang tidak mau dia dengar tetapi hatinya berkata harus menanyakan hal itu kepada Buyung.
Buyung menggenggam sebelah tangan Sinta dengan erat dan mulai berkata
"dik, abang selama ini tidak pernah mempermasalahkan masalah status pasangan abang, apapun keadaan nya abang akan terima dengan senang hati, karena abang mencintai dan menyayangi nya, dan kalaupun itu adik orangnya abang dengan senang hati menerima apapun keadaan adik" Buyung berkata seperti itu sambil menatap dalam mata Sinta.
Seketika Sinta tersenyum dan puas dengan jawaban dari Buyung dan merasa lega.
"Bukan adik bang, tapi itu misalkan kita tidak tau perjalanan hidup kita kan." Sinta meyakinkan Buyung bahwa itu bukan Sinta, walaupun itu perkataan bohong yang keluar dari mulut Sinta, karena Sinta belum berani untuk jujur saat itu karena Sinta masih sekolah saat ini. Dia takut mendapatkan masalah disekolah nya nanti.
"Syukurlah kalau itu bukan adik, tapi seandainya itu adik, Abang tetap terima kok" jawab Buyung sambil mengedipkan matanya menggoda Sinta.
"Ih… apalah Abang ini terima terima, emang kenapa sama kita, adik masih sekolah jadi jangan ganggu dulu" jawab Sinta sekenahnya padahal dihatinya sangat gembira karena dia tau arah pembicaraan Buyung.
Sunset sudah mulai turun dan hari pun mulai gelap, adzan maghrib sudah dikumandangkan muadzin di masjid terdekat, mereka langsung menuju masjid terdekat untuk shalat, Buyung selalu mengarahkan Sinta ke jalan yang baik, shalat tidak pernah tinggal dan jadi anak yang penurut.
Setelah selesai shalat mereka memutuskan untuk langsung pulang karena takut kemalaman sampai dirumah dan takut kena marah sama nenek. Sampai dirumah tanpa ganti baju Sinta pun langsung tidur dan istirahat karena badannya terasa pegal pegal habis dari jalan jalan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments