Ketika Takdir Menyatukan Aku Dan Mereka
Hari sudah menunjukan pukul 11 malam, tapi aku masih terpaku di kamar pengantin yang berhias warna- warni bunga, Aku di sini menunggu pengantin pria yang tak kunjung tiba, sembari mengingat pesta pernikahan sederhana yang baru saja ku jalani.
Memang sederhana mengingat hanya beberapa keluarga yang hadir,maklum saja pernikahan ini terjadi begitu mendadak.
Malam semakin larut, aku mulai merasakan lelah di sekujur tubuh ku, namun itu semua tak mampu membuat ku terlelap.
Bunga pengantin masih segar di dinding, dan aroma bunga melati yang harum menambah syahdu malam ini, setelah lelah membolak balik kan tubuh ku diatas kasur, akhir nya aku terlelap juga.
Matahari membias di kamar ku dan pancaran nya menyilau kan mata ku, Seketika aku pun sadar dari tidur ku dan melihat waktu yang menunjukan pukul tujuh.
Aku tak menemui suami ku di samping ku, Malam pengantin ku lalui hanya seorang diri.
Aku pun keluar, dan kulihat beberapa orang tengah sibuk mebereskan sisa pesta semalam.
Aku pun turun dari lantai atas menuju lantai bawah dan aku pun berpapasan dengan Mas Riki, pria yang menikahi ku kemaren.
Aku pun menghampiri nya,
"Mas, kamu tidur di mana semalam?" tanya ku pada nya.
"Tiara, ini rumah aku, dan aku bebas tidur di mana saja yang aku mau," ujar nya pada Tiara
"Aku memang menikahi mu, tapi bukan berarti kau bisa mengatur ku, sekarang kau bereskan barang mu, karna kita akan pindah sekarang," katanya pada Tiara, dan iya pun pergi.
Tiara terkejut dengan perkataan Riki, iya tak menyangka akan mendapat perlakuan kasar dari suami nya, di hari pertama iya menjadi seorang istri.
Tiara pun memberes kan barang-barang nya,dan mengikuti Riki pindah.Tiara tak mengerti mengapa iya dan suami pindah begitu cepat.
Mereka pun sampai di sebuah komplek perumahan sederhana dengan type 60. Rumah tersebut hanya memiliki dua kamar tidur saja.
"Tiara kamu pilih kamar yang mana?." Tanya Riki pada Tiara.
"Yang ini Mas."Jawab Tiara.
"Ya sudah, bawa masuk barang- barang kamu di kamar itu." Perintah Riki pada Tiara, dan Riki pun membawa barang barang nya di kamar satu nya lagi.
Tiara pun mengerti kenapa Riki memutus kan untuk segera pindah, ternyata iya tak ingin sekamar dengan nya.
Dan itu tak mungkin iya lakukan jika masih tinggal bersama orang tua nya.
**
Pagi hari ini Tiara menyiapkan sarapan bagi Riki, iya membuat segelas kopi dan beberapa lembar roti dan aneka selai, karna memang hanya itu yang tersedia.
Riki pun keluar dan bermaksud untuk langsung pergi kerja, tapi Tiara mengingat kan nya untuk sarapan.
Setelah sarapan, Riki meminta nomor rekening Tiara.
"Tiara kamu punya nomer rekening kan?" Tanya Riki.
"Ada Mas"jawab Tiara.
"Kalau begitu berapa nomor nya?"
Tiara pun menyebut kan nomor rekening nya.
"Nanti aku transper uang untuk kamu belanja keperluan rumah," kata nya, kemudian langsung pergi begitu saja.
Hari sudah sore Tiara bersemangat sekali untuk memasak makan malam untuk suami nya, setelah selesai memasak iya pun menunggu suami nya pulang dengan berdandan dengan cantik.
Lama sudah iya menunggu, jam sudah menunjukan pukul sembilan malam, dan iya pun sudah lapar dan akhir nya iya pun makan sendiri.
Tiara kemudian menghapus make up yang iya gunakan dan mengganti nya dengan baju tidur. Ada sedikit kecewa di hati Tiara.
Dan tak hanya hari itu, sudah seminggu sejak pindah dari rumah tersebut, Riki tak pernah pulang tepat waktu iya pulang setelah larut malam.
Rasa bosan mulai menghampiri Tiara, iya pun memutus kan mencari kerja, maklum saja meski menikah dengan pria kaya, Tiara harus tetap mandiri.
Pernikahan Tiara dan Riki hanya berlangsung enam bulan, jika Tiara tidak hamil dalam tiga bulan pertama pernikahan nya.
Kesepakataan itu di ambil karna terpaksa, jika tidak, Riki tak akan mau menikahi nya, dan Tiara takut jika kejadian di hotel tersebut membuat nya hamil.
Riki menikahi Tiara, hanya karna desakan dari orang tua nya, dan Tiara sendiri. Kejadian di hotel memaksa Riki untuk bertanggung jawab pada Tiara.
Tiara pun mencoba untuk mencari pekerjaan di internet dan menemukan nya. Iya kemudian melamar pekerjaan tersebut.
Iya pun menyanggupi pekerjaan tersebut, meski dengan syarat wanita yang masih lajang. Karna merasa pernikahan nya hanya berusia enam bulan saja, Tiara pun berani berbohong tentang status nya.
Tiara pun bermaksud untuk meminta ijin pada Riki untuk bekerja, iya pun menunggu Riki saat iya sarapan, karna tak mungkin bicara pada nya saat iya pulang dari bekerja, iya selalu pulang larut malam.
"Mas,aku mau bekerja sebagai BA di sebuah perusahaan." Tiara menyatakan maksud nya.
"Itu terserah pada mu, kau boleh lakukan saja yang kau mau, asal kau jangan mencampuri urusan ku,"Jawab Riki dengan dingin.
Dan Tiara pun di terima bekerja di sana. Pagi ini Tiara memulai aktivitas nya yang baru,iya harus memasar kan produk nya di sebuah stan kosmetik di salah satu super market di kota nya.
Tak mudah untuk memasar kan suatu produk baru di pasaran, mereka harus Promosi di dalam dan luar kota.
Kali ini, Tiara akan melakukan kegiatan dalam rangka promosi,dan harus berada di luar kota selama dua hari.
Tiara harus ijin pada Riki, iya pun menunggu Riki pulang bekerja, menunggu Riki yang selalu pulang larut malam membuat nya ngantuk dan iya pun tertidur.
Tiara terbangun saat mendengar suara klakson mobil, iya pun membukakan pintu bagi Riki.
Tiara membuka kan pintu untuk nya, dan tanpa bicara sedikit pun iya langsung masuk kedalam rumah nya.
Tak ada sedikit pun kata- kata yang keluar dari mulut Riki, iya pun bermaksud untuk minta ijin dari Riki.
"Mas, aku mau keluar kota selama dua hari, aku butuh ijin dari mu"ucap Tiara.
"Terserah,"jawab nya ketus.
"Mas,kok kamu gitu sih, bagai mana pun aku ini istri kamu Mas,"tutur Tiara
"Ya,terus kenapa?" tanya nya.
"Mas, aku tahu kamu ngak suka sama aku, tapi bukan begini cara nya kamu menghindari aku, dengan pulang larut malam setiap hari." tutur Tiara dengan kesal.
"Mas, kita bicara kan baik-baik, jika perlu kamu cerain saja aku sekarang Mas, ngak perlu nunggu waktu sampai enam bulan,"Tambah nya lagi.
"Percuma Tiara, pertunangan aku dan Raya juga sudah putus, dan aku ngak akan mencerai kan kamu dan melepas kan kamu begitu saja."
"Kamu juga harus merasakan apa yang aku rasa kan Tiara. Biar saja kita sama sama tersiksa dengan pernikahan ini."
"Tapi Mas, ini semua bukan salah aku. Kalau saja kamu ngak menikahi aku, maka itu akan menjadi aib bagi ku Mas,"
"Dan ngak ada lelaki yang mau menikah dengan ku lagi, Mas".Ujar Tiara dengan berurai air mata.
Namun Riki tak perduli dan meninggal kan Tiara sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Lailatul Hawa
iya itu maksudnya ia/dia, Thor?
2022-11-27
1
Mbok Ne Firwafnay AY
seru banget Thor ceritanya.. jadi nagih ni..
harus belajar banyak ni saya dengan MB Author..
2022-08-16
1
yosya
hadir..
masih nyimak...
cerita yang menarik..
2022-07-13
1