"Yah digantung sakit banget, gak ada kepastian eaa." kata yang stand up.
"Uh cedih-cedih (uh sedih-sedih)." teriakan penonton.
"Uh bucin." teriakan penonton
"Bukan abdi, yang bucin mah maneh kabehan anak jaman ayeuna, (Bukan saya, yang bucin itu kalian semua anak jaman sekarang)." kata stand up terkekeh.
"Kita lanjut kecara yang kedua masih pake cara kodok, kalo cara pertama gak ampuh kita pake cara yang ini pertama sama kita ambil kodok, terus si kodok tutupin pake batok.. tau batok? nya eta (iya itu) tempurung kelapa, baskom ke atau apalah terus simpen di luar rumah, in syaa Allah gak bakal kehujanan." kata yang stand up dengan nada khas sundanya.
"Haha." tawa para penonton.
"Nah itulah cara pawang hujan buat kodok." kata yang stand up.
"Haha.." sebagian penonton yang baru memahami yang dimaksud tadi.
......................
"Udah, yuk ki pulang ah." kataku.
"Iya-iya ayo." kata Iki.
"Nih buat lu." kata Iki memberikan boneka.
"Seriusan?" kataku.
"Seriusan, gua buat apa coba boneka." kata Iki.
"Ya siapa tau mau lu peluk kalo tidur." ejek ku.
"Lu kira gua cewe." kata Iki menaiki motor.
"Yu jalan." kata ku yang sudah menaiki motor.
......................
Sesampainya di rumah, tawa kami belum hilang.
"Hahhaha." tawaku dan Iki dengan saling melihat satu sama lain.
Masuk kedalam rumah kelupaan tanpa salam, "Wa'alaikumussalam warohmatullah." kata Uma.
"Eh iya Assalamu'alaikum." kata ku dan Iki dan tertawa kembali.
"Nah gitu, eh ada apa ini?" kata Uma keheranan.
"Tadi Uma di pinggir jalan ada acara stand up gratis.." tawaku dan Iki kembali karena teringat cerita tentang pawang hujan,
Aku orangnya kalo udah ketawa susah buat berhenti ketawa soalnya ke inget aja. #Acha
"Caelah disuruh nganterin bekel malah mampir sana sini." usil Liani, dan Muza hanya tersenyum.
"Wah tentang apa? Sampe acha ketawa gak berhenti." kata uma penasaran.
"Tentang pawang hujan Uma..." Aku pun bercerita.
"Ya iya lah gimana mau turun, orang kodoknya digantung di pintu haha." kata Uma, Kami pun tertawa kecuali Kak Muza yang hanya tersenyum terlihat gigi.
"Satu lagi Tante.." kata Iki, Iki pun bercerita.
"Nah kalo ini pawang hujan nya pengertian, kodok nya di tutup biar gak kehujanan haha." kata Liani, Kami pun tertawa dan Kak Muza hanya tersenyum terlihat gigi.
Aku menatap Kak Muza yang hanya tersenyum terlihat gigi mendengar cerita selucu ini, "Cerita segini lucunya Kak Muza gak ketawa, apa Beliau jarang ketawa ya, apa gak pernah sama sekali, apa gua yang terlalu ambyar, au ah ngapain mikirin yang kaya gitu.. Cha-Cha." batinku,
"Eh udah jam 5 , yaudah Tante, Muza pamit ya, takut Umi nungguin." kata Kak Muza.
"Eh, emang gak bakal ikut makan malem barsama?" kata Uma.
"Iya makasih Tante lain kali aja, Assalamu'alaikum." kata Muza sembari menyatukan kedua tangan nya.
"Wa'alaikumussalam." kata Kami semua dan mengantar Kak Muza sampe depan rumah.
......................
Setelah Kak Muza pulang, Kami pun masuk kedalam rumah.
"Assalamu'alaikum." kata seorang wanita yang menghentikan langkah Kami yang hendak masuk ke dalam.
"Eh Bu Hilwah, kebetulan masaknya baru mau dimulai." kata Uma yang merangkul Tante Hilwah kedalam rumah.
......................
Kami pun pergi kedapur, penuh canda tawa di dapur.
"Kaya nya Iki udah punya pacar ya." tanya Uma.
"Hehe kalo masalah pacar gak ada Tante, kalo cewe yang lagi diperjuangin ada Tante hehe." kata Rizki yang lirikan matanya ke arahku.
"Masa iya sih emang ada yang mau sama lu wle." kata Ku mengejek.
Iki membuang nafas secara kasar, "Huft... lu nya aja yang gak tau wle, kenapa lu cemburu ya? iya kan.. iya kan?" kata Iki.
"geer banget si lu." kata Acha sedikit kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Babyba
hai kak aku hadirr 3 like meluncuur
2021-03-28
1
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
lucu😂
2021-03-27
1
Nyai iia
"i will die in love"
kembali hadir, jangan lupa feed back nya ya😁
2021-03-15
1