"Baiklah kamu yang minta, teman teman lepaskan tangan pria ini dari tanganku,, buat resiko seminimal mungkin, stidaknya hanya patah tangannya saja, jangan sampai hancur" ucap Alex
"Hanya patah ya" Sean pun langsung memelintir tangan Alex hingga ia meringis, dan ada bunyi 'krek', di tanganya
"Aaaaaaw aw sakit" Alex menjerit kesakitan karna mungkin tanganya terkilir "Aaaah, brengsek, tunggu apa lagi cepat hajar orang ini", perintah Alex pada teman-temannya
Belasan orang itu pun langsung mengerumuni Sean dan Lena, dengan masing-masing pemukul baseball di tangan mereka, dan ada juga yang membawa pipah besi
Sean kaget, ternyata mereka bawa senjata, tapi Sean sudah terlambat untuk mundur sekarang, dia hanya bisa menghadapinya, meski Sean bisa bertarung, tapi kemampuanya masih terbatas, "Main keroyokan yah, kalian pengecut aekali," Sean menyembunyikan Lena di belakang tubuhnya
"Kak Sean, ma'af membuatmu ada di situasi seperti ini, ini karena Lena" Lena pun maju kedepan Sean
"Alex dengar, ini masalahku dengan mu, kita selesaikan berdua saja" ucap Lena mencoba memamnggil Alex agar ada celah dari kerumunan untuk bisa kabur
Tapi Alex tidak menyuruh mereka membuka kerumunan, dia Hanya bicara dari luar saja "Selesaikan berdua ya? boleh juga, biarkan gadis itu keluar, tapi jangan biarkan prianya kabur, dia sudah melukai tanganku" ucap Alex
"Sudah kamu keluar saja, aku tidak akan apa apa" ucap Sean
"Tapi , tapi, Lena tidak akan membiarkan ka Sean terluka, kalau ada kesempatan kita kabur bersama" bisik Lena,
Hanya saja mereka tidak membuka jalan keluar tidak terlalu besar, hanya celah sedikit saja
"Sudahlah, keluar saja" Sean pun mendorong Lena keluar dari kerumunan, dan tentu tidak ada yang menghentikanya,
Tanpa komando lagi merekapun seketika langsung menyerang Sean bersamaan
Lena yang di luar bermaksud untuk ke kerumunan lagi, tapi Alex segera memegang tanganya dengan kuat, "Mau kemana, kamu di sini saja, bukan kah kita bisa selesaikan berdua saja" ucap Alex
"Lepas, lepaskan,,,,,,, kak Sean, kak Sean" Lena berteriak ke arah kerumunan karena khawatir dengan Sean
Sean yang mulai di serang dari depan pun kini terpojok di tiang listrik di belakangnya, dia hanya mencoba menghindari serangan yang mengarah ke kepalanya saja, sedangkan yang ke tubuhnya tidak terlalu dia hindari , dan dia sesekali mengambil kesempatan untuk menyerang balik, 3 smpai 5 orang itu berhasil Sean jatuhkan dengan pukulanya, tapi orang ini terlalu banyak dan Sean hampir kewalahan,
Tapi tiba tiba dari arah belakang ada orang yang masuk ke kerumunan, dia langsung menghantam tubuh orang-orang itu dengan cepat, dan satu persatu dan mereka berteriak dan terpental hingga 2-3 meter , tongkat mereka pun berterbangan entah kmana, tidak sampai 5 menit semuanya sudah terkapar di tanah oleh orang itu
Sisa orang yang paling dekat dengan Sean juga sudah di urus Sean, mereka juga sudah terkapar di tanah,, ada yang memegangi perut, ada yang memegangi dada, ada yang memegang i wajahnya karena kesakitan
Sean cukup kaget dengan kemampuan orang yang membantu nya ini, kemampuan nya itu berada di atas imajinasinya, sangat jauh dari kemapun bertarung Sean yang masih terbilang biasa,
Dan yang tidak Sean sangka orang itu ternyata adalah Agam sang sopir kepercayaan ibunya, dan itu sunguh sangat mengejutkannya
Sean pun masih tercengang di sana melihat ke arah Agam
Dan Alex juga tidak bisa berkata kata melihat kejadian itu, Lena juga tidak beda jauh dari Alex yang menatap Heran ke arah Agam yang berkemampuan hebat itu,
Tapi Lena pun dengan cepat tersadar dan segera melepaskan tanganya dari Alex yang masih tercengang,
"Lepaskan" Lena pun langsung lari ke arah Sean yang masih bersandar di tiang
"Kak Sean, kamu tidak papa kan?, syukur lah" Lena langsung memeriksa keadaan Sean yang masih terdiam di sana
Agam pun mendekat "Tuan tidak apa apa?" tanya Agam
"Ti tidak, tidak apa-apa," Sean tidak menyangka sama sekali kalau orang suruhan ibunya ini sehebat ini, dia kira hanya supir yang garang saja
Lena memperhatikan Agam, "Pak, kamu yang di rumah sakit itu kan, kamu panggil kak Sean apa? tuan?" tanya Lena bingung, Lena dari tadi tidak memperhatikan Agam dengan seksama, jadi dia tidak mengenalinya tadi
"Betul, tuan adalah majikan saya" ucap Agam
Lena tidak percaya "Kak Sean, apa ini?, majikan?, apa maksudnya? apa kak Sean memang orang kaya?" Lena memang menyimpan kecuriga'an ini sejak di rumahnya tadi, dan menanyakanya pun Sean tidak meberikan penjelasan pasti
"Tidak bukan aku, tapi ibuku yang kaya, aku hanya orang biasa yang kamu kenal, inilah aku,," ucap Sean berkata jujur
Lena kaget, dia pikir ibu yang di katakan Sean hanya ibu biasa saja, tapi melihat mobil dan pengawal seperti agam ini Lena tida berpikir itu ibu yang biasa biasa saja, seketika itu hatinya menciut
Harapan untuk bersama Sean yang di bayangkan semuanya jatuh, dia hanya merasa minder sekarang, dan merasa kalau dirinya tidak pantas, bahkan jika itu hanya sebatas berteman, Lena hanya Gadis biasa, tidak pernah terbayangkan bisa bergaul dengan orang kaya, Lena mundur kebelakang selangkah menjauh dari Sean
Sean melihat raut wajah itu bisa membaca kemungkinan apa yang di pikirkan Lena sekarang, ia pun meraih tangan Lena "Len percayalah, aku hanya orang biasa yang tinggal di desa, adapun ibuku, dia memang orang kaya, tapi tidak akan melarang atau pun merubah pertemanan kita,, ayolah, jangan seperti ini" ucap Sean
Semua orang yang terkapar tadi sekarang sudah mulai naik ke motornya masing masing, dan mereka ketakutan dan melarikan diri , hanya Alex yang masih blum sadar
"ini, ini sungguhan kah?" gumam Alex masih tidak percaya kalau teman temanya yang banyak di hajar oleh 2 orang saja
"Tidak, Lena tidak habis pikir saja, apa sebaiknya kita tak usah berteman" Lena sangat minder dengan Sean dia merasa dirinya rendah, dia tidak ingin nanti ada orang yang menyebutnya matre atau semacamnya, karna walau pun Lena miskin, tapi dia wanita kuat, tidak ingin menggantungkan hidupnya pada siapa pun
"Len, tolong lah jangan berkata seperti ini, aku teman mu, dan akan terus seperti itu, ada pun apa yang akan orang lain katakan, kau tidak perlu mendengarnya, kau hanya perlu menutup telingamu, Len, lihat aku, apa aku masih terlihat sama dengan yang biasa kau lihat?" tanya Sean sambil meraih tangan Lena satunya lagi
Lena pun memandang Sean, dan menngangguk "Ya, kak Sean masih sama, tapi tetap ada yang berbeda dari biasanya" ucap Lena
Sean terkejut "Apa, ada apa yang berbeda denganku" dia meraba mukanya tapi tidak menemukan apa pun
Lena tersenyum melihat Sean yang kebingungan "Kak Sean yang sering Lena lihat dulu tidak pernah pakai perban di kepalanya, itu saja" ucap Lena dia tersenyum sangat indah
Sean menghela napas, "Len, Len, ku kira apa, kau mempermainkanku saja, sudahlah ayo kita masuk," ucap Sean dengan masih memegang tangan kiri Lena dan dia melirik Agam
"Agam, terima kasih banyak untuk bantuanmu, juga tolong bereskan yang satu lagi itu Sean mnunjuk Alex yang tidak bergerak dia masih tidak percaya kejadian ini
Dia pun ahirnya sadar yang di maksud Sean adalah dirinya, seketika dia pun berbalik dan melarikan diri "Tidaaak jangan pukul aku" dia berteriak dan lari tampa menghiraukan motornya yang masih terparkir,
Sean dan Lena pun tertawa lepas melihat kejadian ini, benar benar mirip di film film,, mereka pun masuk ke toko pakaian dengan keadaan hati yang sangat baik, lena malahan terus tersenyum- senyum sendiri, mungkin dia terus membayangkannya, inilah takdir, bisa merubah ke ada'an apapun dalam sekejap, tak terkecuali suasana hati
Lena pun membeli 2 setel pakaian, satu piama, yang satu setelan biasa untuk langsung memakainya di sana, Sean juga membeli satu setel pakaian, dia pun berniat membayar "Jadi berapa totalnya mbak?, sekalian dengan yang di beli gadis ini" ucap Sean
"Tidak, aku saja yang membayar" ucap Lena
"Sudah aku saja" ucap Sean tenang
"Aku," lena meninggikan suaranya dan melotot ke Sean
Sean terkekeh, 'gadis ini, kenapa sangat menggemaskan' Sean pun mengalah, "oke oke aku kalah" Sean mengerti mungkin gadis ini tidak ingin berhutang budi terlalu banyak pada Sean
Pelayan pun menertawakan mereka karna perdebatan yang tidak perlu ini, "Biasanya pasangan lain bertengkar karana sling tuduh untuk bayar, ini malah berebut, kalian ini bisa di bilang pasangan yang sangat unik, dan jarang " kata penunggu kasir itu
Lena dan Sean pun hanya tersenyum aneh mendengar kata pelayan ini, Lena sadar banyak dari mereka mengira kalau dirinya dan Sean itu pacaran, tapi sebenarnya tidak, memang jarang se'orang pria dan seorang wanita bersama hanya karna berteman saja, itu sulit di percaya
...~°~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Devi Handayani
kira kira si Sean cintanya untuk rania atau ke lena yaa.... masi abu abu nih🙄🤔
2022-06-23
0
Edmundus Ason
benar juga apa yang di kawatirkan,wajar jak
2021-10-16
1