Dapat Lotre

Setelah Lena memasuki mobil Sean pun segera menutup pintunya, dan bergegas ke pintu yang di sisi lain untuk masuk, dan Sean dududk di kursi yang bersebelahan dengan Lena,

"Agam, kita cari ATM terdekat dulu," ucap Sean

"Baik" jawab Agam

Lena yang di dalam mobil pun masih memandangi Sean dengan tatapan heran, dan diapun mulai menyadari sesuatu

"Kak Sean kepalamu berdarah lagi?, apa itu tidak sakit?" tanya Lena yang melihat ada darah yang menetes dari perban Sean

Sean pun menyentuhnya, "Oh ini, tidak ini tidak sakit, mungkin tadi terlalu banyak bergerak" ucap Sean

"Pak, minta tisyunya" ucap Lena yang melihat di depan Agam ada box tisyu,

Agam pun langsung memberikanya

"Panggil dia Agam saja, tidak perlu pake pak, Agam belum terlalu tua juga kan" ucap Sean

"Tidak,,, itu tidak sopan, sudah sini lihat dulu lukanya" Lena pun sejenak memperhatikannya "Ini sepertinya tidak baik, kenapa kak Sean tidak tinggal di Rumah Sakit, kenapa malah kesini?" ucap Lena yang merasa khawatir dengan keadaan Sean

"Kalau aku tidak kesini sekarang, mungkin saja besok kamu sudah akan jadi pengantin si Kakek itu, dan mungkin aku tidak bisa menghadiri pernikahan kalian besok," ucap Sean sedikit bercanda

"Iiiiii kak Sean jangan bicara seperti itu, Lena tidak mau bayanginnya juga, ih amit amit" ucap Lena bergidik

"Sudah ah jangan bicarakan lagi, sini kepalanya," ucap Lena

Lena pun langsung meraih wajah Sean dan menyeka darah yang menetes itu perlahan dengan tisu, sebenarnya hanya beberapa tetes saja darah yang terlihat, tapi Lena memang terlalu menghawatirkan Sean

"Kak Sean, terima kasih ya sudah bantu Lena tadi, kalau tidak ada kak Sean entah bagai mana nasib Lena sekarang" ucap Lena

"Iya sama sama," ucap Sean

"Dan soal uang yang tadi kak Sean kasih ke rentenir itu, nanti pasti Lena ganti kak" ucap Lena

"Jangan terlalu di pikirkan kalo soal uang itu, O ya Len, sebenernya orang tua mu berhutang untuk apa?" tanya Sean,

Lena pun menghela napasnya "5 bulan lalu orang tua Lena berhutang untuk membelikan adik Lena motor, dia tidak mau sekolah kalo tidak di belikan motor, mereka sangat menyayangi adik Lena itu, mungkin karena dia anak laki laki,, tapi ujung ujung nya Lena yang harus menanggung hutang mereka itu, mereka tidak adil, mereka pilih kasih" ucap Lena dengan air mata yang mulai merembes lagi

"Begitukah?"

"Iya, padahal Lena kurang apa pada mereka, gajih Lena selalu Lena kasih ke mereka semuanya, tapi mereka selalu menghabiskannya untuk kepentingan adik Lena saja, dan adik Lena juga selalu meminta uang hanya untuk poya poya, bahkan mereka tidak bisa menyicil hutangnya, Lena bukanya perhitungan pada adik Lena, tapi jujur Lena juga punya mimpi, Lena juga butuh perhatian dari orang tua, karena Lena juga punya cita-cita dan ingin melanjutkan kuliah,, Lena ingin jadi dokter, Lena ingin sukses,, tapi mereka seperti tidak pernah mengerti keinginan Lena, mereka hanya mementingkan adik Lena saja" ucap Lena sambil menangis

"Sudah sudah, jangan menangis lagi," ucap Sean sambil mengusap kepala Lena,

Lena pun bersandar di bahu Sean dan menangis di sana,

"Maaf menanyakan itu, aku tidak tau kalau itu akan membuatmu sedih lagi" ucap Sean

Selang beberapa waktu berkendara, merekapun menemukan sebuah ATM, dan mobil pun segera menepi di sana

"Sudah Len jangan nangis lagi, aku turun dulu sebentar ya, oh iya aku minta nomor rekening mu sekalian" ucap Sean

Lena yang menangis itu pun tidak banyak berpikir, dia langsung memberikan nomor rekeningnya, pikir Lena mungkin itu untuk bayar sisa hutang yang tadi

"Ya sudah, kamu tunggu di sini dulu, jangan nangis lagi," ucap Sean

Sean turun dan segera masuk ke bilik ATM,

dan setelah selesai transfer Sean pun kembali menghampiri Lena dari jendela mobil "Apa kamu mau sekalian cek rekeningmu juga? takutnya tida masuk" ucap Sean

Lena yang sekarang sudah berhenti menangis itu pun menurut pada Sean, Lena segera turun dan masuk ke ATM untuk mengecek saldonya juga, "Hah, kenapa jumlah nya 32 jt, saldo Lena kan cuma ada 2 jt, hutang ke rentenir itu juga kan tinggal 10 jt lagi" gumam Lena

Dia pun segera keluar dan bergegas menghampiri Sean yang bersandar di luar mobil, "Kak Sean uangnya kebanyakan, bukankah hutangnya tinggal 10 jt lagi ya?" ucap Lena

"Masalah hutang sudah aku transfer langsung ke rekening rentenir itu, uang itu pakai saja untuk kamu kuliah, kamu ingin kuliah kan?" ucap Sean

Seketika Lena pun merasa sangat tersentuh oleh perhatian Sean itu "Kak sean, kenapa kamu sangat baik ke Lena, orang tua Lena malah tidak peduli pada cita-cita Lena" ucap Lena, dia mendekat dan langsung memeluk Sean sambil menangis di sana

Sean yang tiba tiba di peluk Lena itu pun sedikit kaget

"Hey hey, haduh,, kenapa malah menangis lagi, harusnya kamu senang kan?" ucap Sean

Sean sebenarnya merasa tidak terbiasa dengan adegan seperti ini, karena ini pertama kalinya untuk Sean di peluk oleh seorang gadis, kalau ibunya yang memeluk dirinya, itu mungkin lain lagi ceritanya

Dia merasa hatinya sedikit tidak karuan, karena mendadak ada tubuh gadis yang menempel di tubuhya itu sangat rumit menjelaskan Rasanya, Sean pun hanya membiarkan Lena memeluknya seperti itu, dia juga sangat segan untuk membalasnya

Lena juga sebenarnya pertama kali memeluk seseorang selain keluarga nya, itu mungkin karena dia terlalu terbawa Suasananya, Lena memang sudah beberapa kali berpacaran, tapi pacaran Lena paling hanya sampai batas jalan bareng dan pegangan tangan saja, tidak lebih

Setelah beberapa saat Lena pun melepas pelukanya dan menatap lekat mata Sean "Terimakasih, kak Sean sudah sangat baik ke Lena" ucap Lena sambil sedikit terisak

"Iya sama sama, padahal aku masih ada 1 lagi yang belum di kasih, tapi takutnya kamu malah nangis lagi nanti," ucap Sean sedikit bercanda

Dan tentu saja perkataan Sean itu membuat Lena penasaran "Memangnnya mau kasih apa?, baiklah Lena tersenyum, hiii" ucap Lena dengan senyum yang terlihat seperti di paksakan, tapi sebenernya dia memang merasa senang karena sudah ada yang peduli pada dirinya

"Baiklah, yang ini harusnya bisa membuat kamu senang" Sean pun membuka pintu mobil dan mengambil paper bag kecil dari dalam, sebenarnya Lena juga sudah mlihat paper bag itu, namun dia tidak tau apa yang ada di dalamnya,

"Ini, bukalah" Sean pun menyerahkan paper bag itu ke Lena

Lena pun langsung menerimanya dan segera melihat isinya, di dalamnya terlihat ada sebuah kotak dus kecil, diapun mengambilnya "Ya ampun, ini kan handphone keluaran terbaru kak, kenapa kak Sean tau Lena menginginkan sebuah handphone,?, tapi jenis ini lumayan mahal kan,,?" tanya Lena

"Tidak mahal, hanya beberapa juta" ucap Sean

"Kak Sean, kamu dapat dari mana ini semua?" tanya Lena sdikit curiga

"Aku tadi dapat lotre di rumah sakit Len" Sean menjawabnya asal

"Tidak mungkin, mana ada lotre di rumah sakit, juga mana ada lotre berhadiah begitu besar kan?, ayolah, jangan bodohi Lena seperti ini, Lena bukan anak kecil" ucap Lena yang memang tidak percaya

"Iya iya, sudahlah jangan di pikirkan soal darimana darimana nya, terima saja, yang penting kamu suka kan?" tanya Sean,

Sean memang tidak berniat menjelaskan tentang ibunya dulu pada Lena, yang memang menurut nya itu seperti mendapat lotre yang tidak di sangka sangka, dan juga Sean merasa kalau uang yang dia punya sekarang itu bukan suatu hal yang bisa di banggakan, karena itu bukan dari hasil usahanya sendiri

"Suka sekali,, apalagi ini dari kak Sean" ucap Lena, dia pun tertegun sejenak "Kak Sean, kenapa kamu sangat baik pada Lena?" tanya Lena dengan sedikit tersenyum, dan masih tersisa air di sudut matanya

Sean pun mengangangkat tanganya ke wajah Lena dan menghapus sisa air mata Lena dengan kedua tangannya

"Itu Karena kamu gadis yang sangat baik, jadi sudah sepantasnya mendapat kebaikan juga, bukankah kita ini teman?, kamu baik padaku, jadi aku juga harus baik padamu" ucap Sean

Lena pun langsung menghela napasnya, karena bukan itu jawaban yang ingin di dengar Lena,, dia lebih berharap bisa mendengar ungkapan seperti 'Karena aku sayang' atau semacamnya, 'Ya sudahlah, mungkin Lena belum jadi yang terbaik sekarang, dan Lena akan berusaha jadi orang yang lebih baik lagi kedepannya, kak Sean, tunggu saja' ucap Lena di hatinya dengan terus menatap mata Sean yang juga masih menatapnya

"Ya sudah, sekarang aku antar kamu pulang lagi ya," ucap Sean

"Tidak, Lena tidak ingin pulang dulu saat ini, Lena ikut kak sean saja, kak Sean mau kemana setelah ini?" tanya Lena

"Aku kembali ke Rumah Makan lagi, ada yang mau aku bicarakan ke Randi, mungkin sekalian ke kamu juga kalau gitu, ya sudah masuklah, kita pergi kesana" ucap Sean sambil membukakan pintu mobilnya lagi untuk Lena

"Terima kasih kak" Lena pun segera masuk, dan Sean juga masuk dari arah yang berlawanan,

"Agam, kita kembali ke rumah makan" ucap Sean

"Baik" Agam pun segera mengemudikan mobilnya lagi untuk kembali ke Rumah Makan

...~°~...

Terpopuler

Comments

Edmundus Ason

Edmundus Ason

lanjut thor

2021-10-16

0

Cicin Kurniawati

Cicin Kurniawati

suka dgn ceritanya ...lanjut

2021-10-08

2

lihat semua
Episodes
1 Jalan
2 Penyelamat
3 Gandengan
4 Sean Arman
5 Foto
6 Mie Telur
7 Kantor POLISI
8 Hendro
9 Orang Misterius
10 Sadar
11 Ibu
12 KARTIN Corp
13 Motor Baru
14 Hutang
15 Dapat Lotre
16 Simpanan Pria Kaya
17 Aku Kalah
18 Bareng
19 Pulang
20 Mobil
21 Bersiap
22 Kantor
23 Melihat Rania
24 Jenius
25 Gengsi
26 Jaket
27 Rumah Sewa Baru
28 Tanggung Jawab
29 Latihan
30 Target Buruan
31 Orang Mimisan
32 Tidak Enak Badan
33 Lemah Lembut
34 Mood Rania
35 Lampu Hijau
36 Hacker
37 Pacarku
38 Kartina Bingung
39 Dia Orangnya
40 Dapat Izin
41 Red Bear 1
42 Red Bear 2
43 Kail Pancingan
44 Susah Melupakan Dendam
45 Rencana Licik Ferdi
46 Bergabung Dengan Redbear
47 Rencana Licik Ferdi 2
48 Sekalian Di Tumis
49 Belum Jadian
50 Kembali Ke Kota B
51 Pak Bos
52 Mood Sean
53 Merangkak
54 Memenangkan Perdebatan
55 Adik Kecil
56 Gadisku
57 Kak Sarman
58 Samurai
59 Ceroboh
60 Nostalgia
61 Motocross
62 Naik gunung
63 Kang Rawing
64 Besi Kursani
65 Jadian
66 Couple
67 Sengit
68 Contoh
69 JJS
70 8 Oktaf
71 Berbisik
72 Menjalankan
73 Kemarahan Hendro
74 Linglung
75 Dari Kejauhan
76 Asisten
77 Pesawat
78 Otak Cabul
79 Idikator Takdir
80 Anak Bandel
81 Tamu Yang Tidak di Undang
82 Takut Ada Yang Nyuri
83 Drama
84 Daddy Bos
85 Kota SB
86 Tawar Menawar
87 Berinisial S
88 Rumah
89 Bayi Beruang
90 Tidak Ingin Pulang
91 Bertengkar
92 Makan
93 Meminangmu
94 Viona
95 Wanita Nakal
96 Meminta Sesuatu
97 Rania Hilang
98 Samurai 2
99 Rania Terluka
100 Hendro Minta Maaf
101 Permen Kapas
102 Rumit
103 Mencuri Kesempatan
104 Tidak adil
105 Mimisan
106 Di Tantang Wanita
107 Kemunculan Goma
108 Menuntut Balas
109 Bersamaan
110 Blakblakan
111 Break
112 Play Boy
113 Mata Batin
114 Bos Pelit
115 Biasa Saja
116 Bukan Mimpi
117 Perkebunan
118 Andaikan
119 Polos
120 Persiapan
121 Penculikan
122 Tidak Menggiurkan
123 full fight
124 Di Periksa
125 Memintamu
126 Membantunya
127 Pelajaran
128 Takluk
129 Tiara Marah
130 Frustasi
131 Pantangan
132 Bos Lebay
133 Pernikahan
134 Jawabannya Tidak
135 Menghayati
136 Gagal
137 Tidak Mau
138 Setuju
139 So Sweet
140 Bab 142
141 Bab 143
142 Dede Bayi
143 Pertandingan
144 Pelupa
145 Murung
146 Mengecoh
147 Kecuali Tiara
148 Bangsawan Seperti Apa
149 Mengganti
150 Pemandangan Berbahaya
151 Kelomang
152 Tidak Akan Lama
153 Pada Akhirnya
154 Iklan
155 Season 2
156 Season Tiga
157 Season Tiga
158 Season Tiga
Episodes

Updated 158 Episodes

1
Jalan
2
Penyelamat
3
Gandengan
4
Sean Arman
5
Foto
6
Mie Telur
7
Kantor POLISI
8
Hendro
9
Orang Misterius
10
Sadar
11
Ibu
12
KARTIN Corp
13
Motor Baru
14
Hutang
15
Dapat Lotre
16
Simpanan Pria Kaya
17
Aku Kalah
18
Bareng
19
Pulang
20
Mobil
21
Bersiap
22
Kantor
23
Melihat Rania
24
Jenius
25
Gengsi
26
Jaket
27
Rumah Sewa Baru
28
Tanggung Jawab
29
Latihan
30
Target Buruan
31
Orang Mimisan
32
Tidak Enak Badan
33
Lemah Lembut
34
Mood Rania
35
Lampu Hijau
36
Hacker
37
Pacarku
38
Kartina Bingung
39
Dia Orangnya
40
Dapat Izin
41
Red Bear 1
42
Red Bear 2
43
Kail Pancingan
44
Susah Melupakan Dendam
45
Rencana Licik Ferdi
46
Bergabung Dengan Redbear
47
Rencana Licik Ferdi 2
48
Sekalian Di Tumis
49
Belum Jadian
50
Kembali Ke Kota B
51
Pak Bos
52
Mood Sean
53
Merangkak
54
Memenangkan Perdebatan
55
Adik Kecil
56
Gadisku
57
Kak Sarman
58
Samurai
59
Ceroboh
60
Nostalgia
61
Motocross
62
Naik gunung
63
Kang Rawing
64
Besi Kursani
65
Jadian
66
Couple
67
Sengit
68
Contoh
69
JJS
70
8 Oktaf
71
Berbisik
72
Menjalankan
73
Kemarahan Hendro
74
Linglung
75
Dari Kejauhan
76
Asisten
77
Pesawat
78
Otak Cabul
79
Idikator Takdir
80
Anak Bandel
81
Tamu Yang Tidak di Undang
82
Takut Ada Yang Nyuri
83
Drama
84
Daddy Bos
85
Kota SB
86
Tawar Menawar
87
Berinisial S
88
Rumah
89
Bayi Beruang
90
Tidak Ingin Pulang
91
Bertengkar
92
Makan
93
Meminangmu
94
Viona
95
Wanita Nakal
96
Meminta Sesuatu
97
Rania Hilang
98
Samurai 2
99
Rania Terluka
100
Hendro Minta Maaf
101
Permen Kapas
102
Rumit
103
Mencuri Kesempatan
104
Tidak adil
105
Mimisan
106
Di Tantang Wanita
107
Kemunculan Goma
108
Menuntut Balas
109
Bersamaan
110
Blakblakan
111
Break
112
Play Boy
113
Mata Batin
114
Bos Pelit
115
Biasa Saja
116
Bukan Mimpi
117
Perkebunan
118
Andaikan
119
Polos
120
Persiapan
121
Penculikan
122
Tidak Menggiurkan
123
full fight
124
Di Periksa
125
Memintamu
126
Membantunya
127
Pelajaran
128
Takluk
129
Tiara Marah
130
Frustasi
131
Pantangan
132
Bos Lebay
133
Pernikahan
134
Jawabannya Tidak
135
Menghayati
136
Gagal
137
Tidak Mau
138
Setuju
139
So Sweet
140
Bab 142
141
Bab 143
142
Dede Bayi
143
Pertandingan
144
Pelupa
145
Murung
146
Mengecoh
147
Kecuali Tiara
148
Bangsawan Seperti Apa
149
Mengganti
150
Pemandangan Berbahaya
151
Kelomang
152
Tidak Akan Lama
153
Pada Akhirnya
154
Iklan
155
Season 2
156
Season Tiga
157
Season Tiga
158
Season Tiga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!