Lena bergegas keluar dengan meneteskan air di sudut mata nya, mungkin karena dia sangat peduli dengan Sean, dia tidak mempedulikan rasa laparnya, yang pasti dia hanya memikirkan keadaan Sean sekarang, dia bergegas ke tempat parkir karyawan di supermarket untuk mengambil motornya,
Lena pun mengendarai motornnya dan langsung pergi ke rumah sakit yang di sebutkan Randi, setelah sampai dia bergegas masuk menyusuri lantai Rumah Sakit dengan langkah yang terburu buru
Sesekali dia menanyakan ruangan yang di tujunya ke Suster yang dia temui, dan ahirnya diapun sampai di depan pria yang mengenakaan jas hitam itu, pria itu sedang duduk di kursi panjang yang ada di luar pintu kamar rawat
"Apa anda yang menyebabkan temanku kecelakaan?" tanya Lena
"Tidak, aku hanya mebawanya kemari" ucap Pria ini dingin
"Oh, kalau begitu aku masuk" ucap Lena, sebenarnya dia masih ingin bertanya, tapi Lena sadar pria ini sangat dingin dan tatapanya membuat Lena merinding
Lena pun masuk keruangan rawat Sean, di bangsal itu hanya ada 3 tempat tidur, dan Sean berada di tempat tidur paling ujung, sedangakan ranjang rawat yang 2 kebetulan kosong, ruanganya bersih dan cukup luas, 'Ruangan ini sepertinya kelas menengah ke atas, sepertinya yang membawa kak Sean kesini orang kaya' gumam Lena dalam hati
Dia pun bergegas untuk melihat kondisi Sean yang sekaraang terbaring dan kepalanya di perban, Lena merasa sangat sakit di dadanya melihat Sean yang seperti ini, dia menghampiri Sean dengan meneteskan air matanya lagi,
"Kak Sean, bangunlah ini Lena, kak Sean.... mengapa kakak jadi seperti ini," ucap Lena, dia memegang tangan Sean, dan perlahan duduk di kursi dan menagisinya
Beberapa saat setelah Lena menemani Sean, pria yang di luar tadi masuk dengan beberapa orang yang berpakaian Dokter langsung mehampiri tempat Sean
"Maaf nona, bisakah anda mundur sebentar, kami akan mengambil sampel darah pasien" ucap salah satu Dokter yang berdiri paling depan
"Oh iya silahkan dok" Lena berdiri, dia mundur dan melepas tangan Sean "Dok, kalo boleh tau, bagai mana kondisi teman saya ini?"
"Pasien ini mengalami benturan yang cukup keras , tapi anda tidak perlu hawatir, dari hasil pemeriksaan kami, organ bagian dalam kepalannya tidak ada yang terganggu, hanya luka luar saja, tinggal menunggu dia sadar dia akan baik-baik saja," ucap Dokter itu menjelaskan, setelah mengambil darah Sean dia memberikan sampel itu ke asisten yang di belakangnya
"Oh, sukur lah kalo begitu, terima kasih dok," ucap Lena,
"Iya sama sama, kalo tidak ada apa lagi saya pergi dulu" ucap Dokter itu, dia pun langsun bergegas keluar lagi dan di ikuti oleh 2 orang asistennya, dan si pria berpakaian hitam itu juga keluar tampa mengatakan apapun
Lena mendekat lagi dan duduk , menatapi wajah Sean yang masih terlihat berkarisma bahkan saat dia menutup matanya, setelah beberapa lama Lena menemani Sean, hari juga sudah beranjak sore, jam dinding juga sudah menunjukan pukul 5,
Lumayan lama Lena tidak beranjak dari kursi itu,
"Lapar juga , kak Sean Lena cari makan dulu ya, tidak akan lama kok" ucap Lena pada Sean yang masih belum sadar, setelah mengetahui kondisi Sean akan baik-baik saja, Lena sudah lumayan merasa lega, tidak seperti waktu mendengar kabar dari Randi sebelumnya, dia sangat panik dan khawatir
Lena pun beranjak keluar dan melewati pria berpakaian hitam itu tampa menyapanya, setelah sampai di luar rumah sakit Lena kebetulan bertemu dengan Randi "Kak Randi, kebetulan kesini, temenin dulu kak Sean ya, Lena belum makan, nanti Lena balik lagi," ucap Lena
"Iya aku temenin, kamu mending pulang saja dulu, ini sudah sore, takutnya nanti orang tua mu hawatir, besok kamu baru kesini lagi" kata Randi
"Tapi aku, aku ingin.... Ya sudahlah, bener juga kata kak Randi, Lena juga gak bawa baju ganti, paling besok Lena kemari Lagi, kalau gitu titip kak Sean ya" ucap Lena yang Rencananya dia ingin menemani Sean dan bermalam di Rumah sakit
"Iya tenang saja, aku jagain untuk kamu" ucap Randi
"Iya makasih, Lena pulang ya" Lena pun bergegas ke motornya dan pulang
Randi segera masuk ke dalam rumah sakit, dia bergegas ke bangsal dan dia melihat kalau pria berpakaian hitam itu masih ada di sini 'pria ini kenapa masih di sini' umpat Randi
"Pak, apa anda tidak pulang?, di sini biar saya yang jaga" ucap Randi kepada praia itu
"Tidak" pria itu hanya mnjawab satu kata
"Oh, iya terserah bapak saja , aku masuk dulu" ucap Randi, dia semakin merasa aneh pada pria ini 'apa hubungannya pria ini dengan Sean?'
Dari pengamatan Randi, pria ini kira kira berumur 35 tahun berbadan kekar dan tegap, tinggi sekitar 180an hampir sama dengan Sean, berambut cepak seperti potongan rambut tentara, wajahnya dingin tidak banyak ekpresi, tatapan matanya sangat tajam
Randi pun masuk, dia duduk memandangi sean yang terbaring, hari pun mulai gelap, hanya ada 1 kali pengontrolan perawat pada malam hari, setelah malam Randi tidur di ranjang pasien di sebrang ranjang Sean, karna memang di situ kosong
...
Keesokan harinya Randi bangun sekitar jam 5 subuh, dia melihat Sean masih tidak ada pergerakan, malam juga tidak ada apa apa, Randi berniat untuk pulang dulu dan mungkin nanti sore kembali lagi, karena dia harus ngurus Rumah Makan, kebetulan hari ini akan ada pekerja yang dari cabang lain, untuk menggatikan Sean sementara
Saat Randi keluar kamar, si pria ini masih ada dan dia tertidur dengan posisi duduk dan bersandar keu kursi, Randi melangkahkan kakinya, dan pria itu pun membuka mata, "Pak, saya harus pulang dulu, nanti sore saya baru kemari lagi" ucap Randi yang melihat pria itu mebuka mata
"Iya" hanya 1 kata lagi yang terdengar dari pria ini
Setelah beberapa waktu Randi pergi Sean mulai ada pergerakan, dia mengerakan jari-jari tanganya beberapa kali, kemudian dia pun membuka matanya, "Air, air, aku ingin air" Sean masih setengah sadar dan merasa tenggorokanya kering
Tak lama pria berjas hitam itu punvmasuk, meski suara Sean lemah, tapi dia bisa mendengarnya, dia pun mengambil air dan memberikanya pada Sean, dia memakai sedotan yang tersedia disana untuk pasien minum, dia tidak banyak berbicara
Setelah itu Sean hampir sepenuhnya sadar, dia melihat sekeliling ruangan "Di mana ini?, apa aku di rumah sakit,? apa yang terjadi padaku?" sean memegang kepalanya dan mencoba mengingat
"Anda kecelakaan" ucap pria itu singkat
"Iya, aku ingat" Sean mencoba untuk duduk
"Apa anda yang membawa saya kemari?" tanya Sean
"Iya" ucap pria ini lagi
"Terima kasih" ucap Sean, tidak banyak berpikir dan tida bertanya lagi, perlahan dia mngumpulkan ingatanya, dan dia segera teringat ayah nya "Ponsel ku!, apa kau melihat ponselku?" Sean bertanya denga panik karna mngingat ayahnya
Pria itu membuka lemari besi kecil di samping ranjang Sean, dia mngeluarkan kantong kecil millik Sean itu dari laci
"Ini" ucap pria itu
"Terima kasih" Sean mengambilnya dan mengeluarka ponselnya. Dia membuka layar dan ada beberapa panggilan masuk dan beberapa pesan, Sean membuka pesan dari bi Itah terlebih dahulu
Pesan: [Bi Itah "Sean, ayah mu sudah di Rumah Sakit, sudah masuk ruang perawatan" ] di kirim siang kemarin, Sean tertegun 'berati sudah 1 hari aku tidak sadarkan diri'
Pesan selanjutnya [Bi Itah "Sean, ayahmu sudah lumayan membaik " ] di kirim malam tadi, Sean merasa hatinya lumayan tenang karna mendapat kabar baik
Pesan selanjutnya [Rania "Sean, aku kembali ke kota 'J' pagi ini, sampai jumpa lagi" ] Sean pun tersenyum dan menggelengkan kepalanya
Beberapa Pesan selanjutnya dari Rania, Sean membukanya satu persatu, tapi isi pesanya semuanya sama ["Sean????"] mungkin karna Sean tidak membalas jadi dia mengirimnya lagi dan lagi, Sean pun tersenyum
Kemudian Sean mengecek pangilan yang tidak terjawab, bi itah memanggil 2 kali,, Rania memanggil lebih dari 5 kali, "Gadis ini" gumam Sean tersenyum
...~°~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Devi Handayani
jangan jangan si Sean tuan muda yg terbuang🤨🙄🤔
2022-06-23
0
Edmundus Ason
bukan pingsan cuma numpang tidur dieumah sakit
2021-10-16
0
syafridawati
💕💕
2021-08-11
1