Keesokan harinya Sean bangun seperti biasa , lari pagi, melatih tubuh, dan setelah langit terang dia mandi, selesai mandi Sean mendapati ponselnya berdering, Sean dengan santai mengambil ponselnya yang dia letakan di atas lemari kecil di samping tempat tidurnya
Sean melihat nomornya tidak dia kenal, karana tidak ada namanya, sepertinya sudah memanggil beberapa kali karna ada tanda panggilan tidak terjawab, Sean memang tidak melihat ponselnya dari tadi
Sean pun mengangkat nya, "Hallo, dengan siapa ini?"
Yang di sebrang telepon pun menjawab, hanya saja bahasa nya bahasa daerah, tapi Sean mengerti karna itu bahasa daerah Sean
"Hallo Sean, ini bi Itah tetangga ibumu" ucap bi itah dengan bahasa daerah
"Oh iya bi, ada apa?" tanya Sean juga dengan bahas daerah
"Ayah mu sakit sudah beberapa hari sekarang dan kondisnya memburuk Sean, dokter menyarankan membawanya kerumah sakit, tapi ibumu tidak memiliki cukup uang, apa kamu bisa membantu ayah mu?" kira kira seperti itu arti percakapanya
Sean seketika tersentak dan bingung, dirinya juga tidak memiliki uang lebih, Dia mengingat Randi, mungkin dia punya, "Bisa bisa bi, Sean usahain, tunggu sebentar ya bi, Sean akan segera mentransfernya" ucap Sean juga menggunakan bahasa daerah
"Iya, tolong usahain cepet ya Sean,, kondisi ayah mu menghawatirkan" ucap bi Itah dengan bahasa daerah
"Iya bi, Sean usahain, Sean tutup dulu teleponya, terima kasih sudah memberi tau" Sean menutup teleponya
berpakaian dan dia bergegas keluar dengan terburu buru hinga menyenggol beberapa barang,, mungkin karna gugup, Sean sangat menyayangi mereka walaupun mereka bukan orang tua kandungnya
Dia bergegas ke jalan dan naik kendaraan umum, tak lama Sean sampai di tempat kerja, dia langsung menghampiri Randi yang baru saja membuka pintu rumah makan
"Ran tunggu, sory kamu masih ada uang tidak, ayahku harus masuk rumah sakit, bisa pinjami aku uang?" ucap Sean dengan napas tidak karuan
"Apa?,, paman harus di bawa kerumah sakit?, kenapa paman?" tanya Randi yang kaget
"Dia sakit lumayan parah, jadi Dokter menyarankan harus di rawat" kata Sean
"Aku masih ada simpanan di atm ku, kamu pake saja dulu" ucap Randi mengeluarkan kartu ATM dari dompetnya
"Iya terima kasih Ran aku sekalian pinjam motormu juga biar cepat ya !" ucap Sean sembari mengambil kartu itu
"Iya pake saja, hati hati jangan buru buru" ucap Randi yang melihat Sean begitu panik
"Iya" Sean pun mengambil kunci, dan langsung bergegas ke motor yang terparkir di depan, sebenarnya Sean tidak begitu akrab mengedarai motor di jalanan kota, dia juga tidak bisa mengajak Randi karena tidak ada yang membuka Rumah makan, jadi dia memberanikan dirinya sendiri
Sean hapal tempat ATM, karna sering transfer ke orang tuanya juga dengan kartu Randi, Sean pun melajukan motornya di kondisi jalanan yang lumayan ramai
Setelah beberapa waktu berkendara dia pun sampai, dan masuk ke ruang mesin ATM dan mulai melakukan transaksi, saldo Randi ada sekitar 5 juta lebih, jadi Sean mengirimkan 3 juta ke rekening yang biasa dia transfer, itu rekening pemilik toko yang ada di sekitaran tempat orang tua Sean, dia juga cukup mengenalnya
Setelah transfer, Sean pun menelepon bi Itah lagi, dan menyuruhnya mengambil di toko, dan meminta tolong untuk mengurus proses masuk Rumah Sakit, Sean percaya bi Itah orang baik, karena dia sudah lama bertetangga dan saling peduli, Sean lebih mempercayainya dari pada kerabat ibu atau kerabat ayah angkatnya
Setelah itu Sean juga menghubungi pemilik toko memberi taunya yang akan ambil uang adalah bi Itah, setelah semuanya selesai Sean pun kembali ke motor
Dengan pikiran tidak karuan, Sean mengendarai motornya untuk kembali ke rumah makan Pada awalnya Sean berkendara lancar lancar saja, tapi ketika di pertengahan jalan dia ingin mendahului mobil dari sebelah kiri, karna mobil itu berjalaan melambat
Yang tidak disangka oleh Sean ada 2 anak TK menyebrang dan terpisah dengan rombongannya, dari sebelah kanan yang terhalang mobil itu, sekarang anak itu berada persis di depan Sean, Sean yang mengendari motor pun kaget hingga dia lupa mnginjak rem, mungkin karna pikiranya sedang tergangu jadi dia tidak fokus, seketika dia membelokannya ke arah kiri jalan demi menghindari anak itu "Awaaaas" tariak Sean
Tapi nahas, 'bruk' Sean menabrak pembatas trotoar dan ia terlempar dari motor dan kepalanya terbentur keras ke trotoar, seketika itu darah mengucur dari pelipis kirinya, Sean pun merasa sangat pusing dan dia pun ahirnya tidak sadarkan diri, Sean langsung di hampiri oleh beberapa orang, termasuk anak TK yang tadi, dia menangis karna kaget
Tidak lama, ada sebuah mobil Mercedes Benz hitam menepi, dan keluarlah sosok pria misterius bersetelan jas hitam , dia sedikit panik langsung masuk ke kerumunan dan langsung mengarahkan orang untuk menaikan Sean ke mobil berkelas itu
Setelah Sean masuk, mobil pun melaju ke Rumah Sakit, dia di sambut oleh dokter dari unit gawat darurat, mereka mebawa Sean keruangan IGD, dan setelah penanganan pertama selesai, impusan juga sudah terpasang, Sean di pindahkan ke bangsal rawat
Sean terbaring di sana dengan kepala di perban, anggota tubuh lainya tidak memiliki masalah yang serius, hanya lecet di beberapa tempat seperti di telapak tangan, sikut dan lutut,
Pria misterius itu memberi tau Randi, dia tau orang terdekat Sean ini dan memiliki kontaknya, sangat misterius.
Sekitar 20 menit kemudian, Randi datang dengan ter gesa-gesa "Apa anda yang menghubungiku?" tanya Randi ke pria itu
"Iya" pria itu mnjawab singkat
"Apa temanku ada di ruangan ini," Randi melihat ke arah pintu di belakang pria ini
"Iya" hanya satu kata itu yang pria ini ucapkan
Randi pun langsung masuk kedalam, meski merasa pria ini agak aneh, Randi pun tidak mepedulikanya, hanya berpikir 'mungkin dia yang mnyebabkan Sean jatuh'
dia pun langsung menghampiri ranjang pasien yang di tempati Sean
"Ya Tuhan, kenapa kamu jadi begini" ucap Randi yang melihat Sean terbaring dan tidak sadarkan diri di ranjang Rumah Sakit , Randi menemani Saen hingga siang hari, dan setelah waktu mnunjukan jam 11:30, dengan sangat berat hati dia harus kembali keu Rumah Makan, karena tidak ada orang yang menungu di sana, tidak mungkin hanya mengandalkan bi Erin dan bi Tanti,
Randi pun menitipkan Sean pada pria miterus ini yang dari tadi hanya berdiri di depan pintu seperti pengawal yang setia pada majikanya
Sesampainya di rumah makan, pelanggan belum ramai, hanya ada 2 orang saja, jadi masih bisa di handel oleh bi Erin, Randi pun masuk dan duduk di kursi Sean, bi Erin dan bi Tanti menghampiri Randi, "Bagaimana keaadaan nak Sean?" tanya bi Erin
"Kondisinya tidak terlalu parah, hanya saja dia belum sadar bi" ucap Randi dengan murung, tadi sebelum Randi pergi dia cerita apa yang terjadi, jadi bi Erin dan bi Tanti mengetahuinya
"Kasian anak itu, ayahnya masuk Ruma Sakit, dia juga di rawat" bi Eroh menghela napas dan kembali keu dapur dengan bi Tanti
Tidak lama kemudian pelanggan dari supermaket sebelah mulai berdatangan, Lena juga masuk "Selamat siang kak....." tapi orang yang ingin di sapanya tidak ada di mejanya, jadi perkatanya berhenti, Lena hanya melihat Randi yang di sana dengan muka murung
Lena pun menghampirinya "Kak Randi, kenapa murung?, sakit kah? kemana kak Sean? apa dia tidak masuk kerja?" tanya Lena
Randi menggeleng "Tidak, aku tida sakit, Sean yang sakit,, dia kecelakaan, dia di Rumah Sakit sekarang" ucap Randi dengan muka sedih
"Apa?, kak kak Sean kecelakaan?, sekarang di Rumah Sakit mana?, bagai mana kondisinya sekarang?, dengan siapa dia di Ruma Sakit?" Lena sangat terkejut dan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus
Randi pun memberi tau Rumah Sakit dan nomor kamar tempat Sean di rawat, dan juga si pria itu yang ada di sana
...~°~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Narhayati
alurnya lambat sekali...terlalu njelimet....
2021-11-20
0
la beneamata
terlalu aneh bab ini maaf yang ini ngk aku like
2021-11-01
0
Edmundus Ason
bisa2nya mau nabrak anak kecil,makanya fokus
2021-10-16
0