Setelah mereka puas mengobrol dan berjalan jalan di taman kota, hari juga sudah mulai gelap, Sean pun mengantarkan Lena pulang sampai ke depan gang rumahnya
"Sudah dekat, sampai sini saja ya Len" Sean tidak mengantarnya sampai depan rumah, takut di lihat orang tua gadis ini, takutnya mereka mengira Sean ada hubungan dengan anak gadisnya
Lena pun memanyunkan bibirnya "Kali kali sampai depan rumah ke, atau mampir dulu gitu" ucap Lena manja
"Iya lain kali saja, aku harus segera kembali kerja lagi kan, di jam segini, rumah makan juga lumayan sibuk, tidak enak kalau mebiarkan Randi kerepotan sendiri", ucap Sean beralasan
"Ya sudah, lain kali mampir ya, awas kalo bohong" Lena pun tidak menahan Sean lagi, "Sampai jumpa besok kak,, daaaah, terima kasih sudah anter Lena" Lena pun berbalik dan bergegas kerumahnya
"Iya sama sama" ucap Sean yang masih berdiri di sana dan memandang ke arah punggung Lena yang menjauh hinga Sean tidak lagi melihatnya, "Gadis ini bisa manja juga ternyata" gumam Sean
Sean pun berbalik dan kembali ke rumah makan, benar saja, ketika Sean kembali, pengunjung memang sedang lumayan ramai, dan Randi juga sedang kerepotan, Sean pun langsung keposisinya
"Syukur lah kau sudah kembali,, kalau tidak, aku pasti akan mati kerepotan di sini" ucap Randi
"Iya iya maaf, besok tidak akan jalan jalan lagi, asal bantu aku pikirkan alasannya saja ke Lena, tapi jangan buat dia tersinggung" ucap Sean merasa bersalah
"Kalau soal itu aku tidak akan ikut campur, lagi pula aku sudah mengatakan mendukungmu, ya mndukungmu, aku tidak bisa melanggar perkataanku sendiri" ucap Randi
"Oh, baiklah" ucap Sean
Mereka pun mulai megerjakan pekerjaan masing2, tak lama pengunjung pun mulai surut, satu persatu mereka pulang, waktu di jam dinding juga sudah mnujukan jam 9, mereka mulai beres2, dan setelah semua pengunjung pulang mereka juga pulang
Sekarng, Sean pulang di antar Randi, karna kebetulan motor juga sudah keluar dari bengkel tadi siang, jadi cepat sampai, "Sudah sampai lagi, mau mampir dulu gak Ran?" tanya Sean sambil turun dari motor
"Enggak lah, udah malam, udah ngantuk juga ini mata, gua langsung balik saja ya" ucap Randi sambil memarkirkan motornya
"Oh ya sudah, hati hati," ucap Sean, Randi pun segera pergi, dan Sean juga langsung masuk rumah
....
Besoknya Sean melakukan aktivitasnya seperti biasa, pergi kerja, dan mengantar Lena di sore harinya, dan tidak terasa hari pun sudah berganti hari lagi,
Siang ini di rumah makan seperti biasa, pengunjung cukup ramai, Lena pun makan dan duduk di tempat biasa, Sean juga berada di tempat favoritnya, ya itu meja pemesanan, hanya Randi yang tida menentu, kadang di meja Sean kadang di meja kasir
Mereka mengobrol dengan sesekali tertawa, Randi juga terkadang menyela obrolan Sean dan Lena, obrolan mereka begitu hangat, dan itu membuat beberapa gadis di sekitar meja Lena sedikit iri dengan keakraban mereka, Karena diam diam mereka juga menaruh hati pada Sean
Tapi memang tidak setiap orang menyukai sosok Sean ini, ada juga gadis yang sangat memamndang rendah Sean sekarang karena pekerjaannya, apa lagi pria pria yang menyukai Lena, mereka sangat tidak menyukai Sean sedikit pun
Saat ini, di luar rumah makan kedatangan sebuah mobil honda jazz berwarna pink, mobil itu pun perlahan menepikan mobilnya di depan rumah makan
Saat pintu pengemudi terbuka, semua mata di sekitar tempat itu pun langsung tertuju pada wanita cantik yang perlahan turun dari mobil itu
Wanita ini memiliki postur tubuh yang ramping dan tingginya sekitar173 cm, dan usianya baru sekitar 21 tahunan, wanita ini juga berkulit putih, dengan wajah yang cantik dan menawan, bulu mata yang lentik, hidung yang mancung dan dia juga punya bibir tipis yang manis,
Rambut panjang lurusnya di ikat di belakang kepalanya, membuat dia semakin terlihat sangat cantik dengan poni yang menyamping di wajahnya, di padu dengan gaya formal khas gadis kantoran, dia berkemeja putih dan rok sepan semata kaki, modis dan sopan, membuatnya semakin terlihat elok di pandang mata
Perlahan wanita itu pun melangkahkan kakinya ke dalam Rumah makan, dan ketika dia memasuki Ruang makan, tidak ada yang tidak terpana melihatnya, termasuk Sean dan Randi yang di buat terkesima oleh kedatangan mahluk Tuhan yang cantik ini
"Ya Tuhan, apa aku sedang berhalusinasi kah?, aku sepertinya melihat bidadari yang baru saja masuk dari pintu itu," ucap Randi
Ruangan yang tadinya riuh oleh obrolan karyawan yang sedang makan pun seketika menjadi hening karenanya, hanya terdengar suara hak tinggi yang menyentuh lantai, 'Tuk,,tak,,tuk,,tak' dan satu persatu karyawan yang makan di sana pun menyapa wanita itu, "Siang bu Rania" ucap semua karyawan yang juga mengangguk padanya, tidak terkecuali Lena
"Siang juga" ucap Rania yang balas menyapa mereka, dia pun terus melangkahkan kaki panjangnya itu ke arah meja Sean, dan dia pun berhenti tepat di depannya, Rania pun menatap Sean yang juga sedang menatap nya sekarang
Sean tertegun melihat keindahan paras wanita yang tiba tiba datang dan sudah berada di depanya sekarang, dan Sean pun segera merespon kedatangan wanita ini
"Mau makan apa mbak?" tanya Sean yang belum mengingat sosok wanita di depanya ini
"Saya mau mie telur mata sapi" ucap Rania bercanda, dengan senyuman yang sengaja di umpatkanya di balik tangan putihnya
"Oh? Baiklah, mohon tunggu sebentar mbak, silahkan duduk dulu" ucap Sean yang menanggapinya serius, Sean merasa seperti ada yang janggal di sini, tapi dia juga tidak tau apa? pesanan nya biasa saja, tapi seperti familiar di ingatan nya, Sean pun bersiap pergi ke dapur
"Tidak tidak, aku hanya bercanda saja" ucap Rania sambil tersenyum "Aku sebenarnya tidak ingin makan, apa kamu tidak mengingatku sama sekali?" tanya Rania
Sean pun mencoba memutar memory otaknya untuk mengingat siapa wanita ini, dia terus mencoba mengingatnya, namun ahirnya dia menyerah sendiri "Tidak, aku tidak ingat," jawab Sean, 'Munggkin dia pernah makan di sini sebelum nya' pikir Sean,
Randi yang di samping Sean pun hanya bisa terbengong sedari tadi, dia menatapi gadis cantik di depan matanya ini tampa bisa berkedip, air liurnya pun hampir menetes saking terpesona nya
"Baiklah aku akan sedikit mengingatkan mu, malam itu di kedai, di kamar mandi...." perkataan Rania hanya sampai di situ, berharap Sean sudah bisa mengingatnya dengan hanya petunjuk itu
Tapi yang pertama merespon ucapanya itu adalah Randi yang berada di samping Sean, "Sean, memangnya apa yang kamu lakukan dengan gadis ini di kamar mandi kedai?" tanya Randi dengan nada serius pada Sean
Pertanyaanya biasa, namun mengundang berbagai asumsi yang liar untuk orang yang mendengarnya, yang mungkin memiliki pemikiran yang berbeda beda di stiap seteiap kepala mereka
Seketika wajah Rania pun memerah karna kesal dan sdikit malu, takut kalau orang lain memikirkan hal yang tidak tidak 'Kenapa aku harus memberi klue seperti itu' pikir Rania
Sean pun memang mulai mengingatnya dan merasa suasananya mulai sdikit aneh , Sean pun merespon dengan mengetuk kepala Randi
"Apa yang kamu pikirkan, aku tidak melakukan apa apa, jangan berpikir yang aneh aneh" ucap Sean pada Randi yang menatapnya penuh kecurigaan
Sean pun beralih menatap wajah cantik Rania "Iya aku ingat, ada yang bisa aku kubantu?" tanya Sean
Rania yang wajah nya sudah memerah sudah merasa tidak nyaman untuk berbicara di sini, dia menggepalkan tanganya merasa sedikit kesal pada Randi,
"Kamu keluar saja, kita bicara di mobil" ucap Rania yang langsung berbalik dan memperhatikan sekeliling, mereka yang di lihat Rania pun mengaguk pada Rania dengan pemikirannya masing masing
Rania pun bergegas keluar dan kembali masuk ke mobilnya
...~°~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Fanie Sajah
'aktifitas' lebih enak dibacanya kykynya yah
2021-12-27
0
Fadhil
Randi sama Sean kalo ngomong formal banget.padahal katanya sahabat dari kecil
2021-11-18
0
la beneamata
kayak ngk masuk dehh,di ubah dikit deh thor,masak baru bbrpa hari lupa,sean juga masa ngk pulang ke kost dan jga ngk ketemu si rania,rada aneh deh,bikin alur yang sereal mungkin jadi kita2 yang baca serasa bisa membayangkan se nyata mungkin,semangat thor cuma kritik doang
2021-11-01
0