Tidak butuh waktu yang lama, semangkuk mie telur mata sapi pun akhirnya siap di hidangkan, Sean pun segera membawanya keluar dari dapur, dan bermaksud mengantarnya ke Rania yang ada di gerbang depan, tapi begitu dia keluar dari dapur, Sean langsung melihat Rania yang sudah duduk santai di kursi ruang tengah sempitnya
''Kapan kamu masuk?'' tanya Sean heran
"Tadi aku mengikutimu di belakang, di luar juga udaranya cukup dingin, jadi aku masuk saja, kalau aku masih berada di luar mungkin aku sudah membeku dan jadi es kepal sekarang" ucap Rania tersenyum
"Oh, iya maaf maaf, aku tidak mengajakmu tadi takutnya kakimu masih sakit kan,, dan juga.... Ya beginilah kondisi rumahku, sangat sempit" ucap Sean, jika melihat dari segi penampilan dan status Rania, rasanya Sean sulit percaya kalau dia mau masuk ke rumah kecilnya ini
"Tidak ada bedanya rumah besar atau kecil kan, fungsi utamanya tetap sama saja, yang penting bisa melindungi dan bisa membuat nyaman kan?" jawab Rania , dia tidak terlalu panatik soal rumah sewa Sean ymini
Rania memang punya pandangannya sendiri soal rumah, mau itu rumah megah atau pun sederhana, point terpenting dari sebuah tempat tinggal itu adalah bisa melindungi dan juga bisa mebuat nyaman orang yang tinggal di dalamnya, soal ukuran atau pajangn lainya hanya untuk di lihat orang lain saja menurutnya
"Syukurlah jika kamu tidak keberatan, o yah ini mie nya" Sean pun menaruh semangkuk mie di meja dekat Rania, Sean pun jadi punya kesan yang baik pada gadis ini
"Iya terima kasih" ucap Rania, dia pun langsung menyantap mie itu perlahan, dan tidak butuh waktu lama, Rania pun sudah bisa menghabiskan semangkuk penuh mie itu, mungkin karena dia memang sangat lapar
"Ah, kenyang juga, enak sekali mie buatan mu ini, apa kamu memakai teknik rahasia saat memasaknya?, rasanya sangat berbeda jika aku yang membuatnya sendiri" ucap Rania
"Jangan terlalu memuji, di mana-mana rasa mie itu sama saja kan, mungkin karena kamu yang terlalu lapar, jadi terasa berbeda" ucap Sean, sebenarnya Sean memang menambahkan beberapa rempah kedalam mienya itu, jadi mungkin Rasanya memang lebih enak
"Iya, Mungkin memang begitu," ucap Rania "O iya aku balik ke kosat sekarang ya, ngantuk juga kalau perut sudah terisi, terima kasih untuk mienya" ucap Rania sambil berdiri dari tempat duduknya
"Iya sama-sama," Sean juga ikut berdiri, "Apa kamu bisa pulang sendiri?" tanya Sean basa basi
"Bisa, sekarang sudah agak membaik kok, tenang saja" ucap Rania
"Oh, baiklah, hati hati kalau gitu" ucap Sean
"Iya, terimakasih" ucap Rania, diapun segera keluar dari rumah Sean itu
Sean juga bergegas dan berdiri di pintu, dia hanya memperhatikan punggung Rania yang perlahan mulai menjauh itu, hingga akhirnya Rania pun hilang di balik pintu gerbang
Setelah Sean memastikan gadis itu sampai di Rumah kost dengan selamat, Sean pun segera mengunci pintu dan berbalik kembali kekamarnya untuk tidur
....
Keesokan paginya Sean bangun pagi pagi sekali, di luar pun langit masih terlihat gelap, dan seperti biasanya, setelah Sean Sholat, diapun langsung menjalani rutinitas paginya, dia lari pagi dan melatih tubuhnya, dia berlatih dengan alat seadanya, seperti push up, angkat beban, memukul samsak, dan yang lain nya, Sean memang punya beberapa set alat untuk melatih tubuhnya sendiri
Setelah hari mulai terang Sean pun menyudahi kegiatanya itu, dia pun segera mandi dan mengganti bajunya, tidak lupa dia pun ke rumah bu Edah untuk membayar tunggakan uang sewa rumahnya,
Setelah itu dia pun bersiap untuk berangkat ke tempat kerjanya, dan sebelum Sean berangkat, dia melirik ke arah gerbang rumah kost di depan, tapi dia tidak melihat gadis yang ingin di lihatnya disana, setelah itu dia pun segera beranjak pergi, "Jangan terlalu banyak berharap, sadarlah dirimu itu siapa Sean" gumam Sean pada dirinya sendiri
Namun tidak lama setelah Sean pergi, Rania pun juga keluar dari gerbang rumah kost itu, dia memesan taksi online untuk dia pulang ke hotel yang sebelumnya dia tempati,
Sebelum pergi Rania juga sempat bertanya ke ibu kost soal tempat kerja Sean, yang kebetulan memang dekat dengan pusat perbelanjaan tempat Rania mengurus tugas dari kantornya
Dia pun segera masuk ke mobil yang di pesanya itu, sebelum mobil itu pergi, Rania juga memperhatiakn pintu rumah Sean, tapi tidak ada pergerakan di sana, jadi diapun tidak menunggunya lagi "Jalan pak" ucap Rania, dan mobilnya itu pun segera berlalu dari sana
...
Di Rumah makan, Sean beraktifitas seperti biasanya, seperti membantu persiapan, dan membantu memasak, hingga waktu pun beranjak siang, dan waktu makan siang pun segera tiba,
Seperti biasanya pelanggan pun mulai berdatangan satu persatu, tidak terkecuali Lena
"Siang kak Sean, siang kak Randi" ucap Lena dengan senyuman yang lebih cerah dari biasanya
"Siang juga Len" ucap Sean dan Randi yang serempak menyapa balik Lena
Lena pun langsung menghampiri Sean untuk memesan beberapa menu, Lena pun duduk di meja yang paling dekat dengan Sean, yang kebetulan di sana masih kosong,
Tidak lama Sean pun datang membawa menu yang di pesan Lena, dan menaruhnya di meja ''Selamat makan Len" ucap Sean dengan senyuman di wajahnya
''Iya, terima kasih kak Sean'' Lena juga tersenyum padanya,
Perlahan Lena pun mulai menyantap makanannya , dan Lena juga sesekali mengobrol dengn Sean yang tidak jauh darinya itu, karena memang mereka sudah merasa lebih akrab sekarang, semenjak kemarin mereka jalan bareng
Selesai makan, Lena pun langsung bergegas ke meja Sean lagi, ''Kak Sean, nanti sore kita jalan lagi ya, jangan nolak!" ucap Lena yang sudah tidak ragu lagi pada Sean, sebenarnya dia punya motor sendiri, tapi Lena lebih memilih jalan kaki dengan Sean daripada menggunakan motor nya itu,
Sean pun tersenyum, ''Iya iya gak nolak'' ucap Sean
''Baiklah, kalau gitu sampai ketemu lagi nanti sore kak Sean, daah" Lena pun melambaikan tangan di depan dadanya
''Iya, Sampai ketemu juga'' jawab Sean, gadis ini selalu membuatnya tersenyum, tapi Sean tetap merasa belum bisa membuka hatinya itu untuk Lena, entah apa alasanya
...
Sore harinya, jam di ponsel Lena pun sudah menujukan pukul 17:05, Lena juga sudah menunggu Sean beberapa saat itu, dan yang di tunggu pun ahirnya datang, ''Hay kak Sean'' seperti biasa Lena melambaikan tangan di depan dadanya
''Hay juga'' jawab Sean,
Mereka pun segera berjalan lagi ke arah taman kota, di perjalanan mereka mengobrol dengan santai, dan sesekali terdengar suara tawa kecil dari Lena, Sean juga sempat memperhatikan Lena yang mengehentikan langkahnya sejenak untuk melirik kounter handphone di pinggir jalan
Lena hanya menghela napasnya dan mengelengkan sedikit kepalanya tampa berbicara, Lena memang menginginkan ponsel baru, karena ponsel nya yang sekarang memang sudah ketinggalan jaman, tapi dia seperti menahan keinginannya itu
Sean yang memperhatikan pun sedikit bersimpati pada gadis lucu ini, tapi dia hanya bisa menghela napasnya juga 'Jika saja aku punya banyak uang sekarang, pasti aku akan mebelikanmu phonsel itu Len,' pikir Sean, tapi itu hanya 'jika'
Sean juga hidupnya pas pasan, ponselnya juga tidak lebih baik dari ponsel Lena, gajih perbulannya juga dia selalu berikan setengahnya kepada orang tua angkatnya di desa, jadi dia juga hanya sedikit menyimpan uang untuk dirinya sendiri sekarang
Setelah itu, mereka pun melanjutkan perjalanan lagi, dan mereka pun segera tiba di taman, "Kak Sean, apa menurut kakak tempat ini bagus?" tanya Lena
"Menurutku disini cukup indah dan nyaman," ucap Sean
"Iya, menurut Lena juga begitu, Lena sangat ingin berfoto di tempat ini, tapi tidak PD kalo dilihat orang lain" ucap Lena
"Benar kah?, kamu belum pernah berfoto di sini?,,, di sini seperti nya memang bagus untuk berswafoto, apa mau aku ambilkan beberapa foto untuk mu" ucap Sean yang menawarkan dirinya untuk menjadi Fotografer Lena,
Dan yang tidak Sean sangka, ternyata gadis ini pemalu juga jika di hadapan orang lain , tapi di depan Sean dirinya selalu berani lebih dulu
"Boleh kak,, ayo ambilkan" ucap Lena, dia pun memberikan ponselnya pada Sean, Dan Sean pun mulai mengarahkan kameranya ke posisi Lena sekarang, dia pun mengambil beberapa pose Lena di beberapa kesempatan, dan hasilnya lumayan bagus
"Kak Sean, apa kamu tidak mau berfoto juga?" tanya Lena
"Sepertinya boleh, kamu bantu ambilkan ya, gantian" ucap Sean
"Tidak, kita foto barengan saja, sini ponsel nya" Lena pun mengambil ponsel nya dan langsung mengambil foto mereka ber 2 beberapa kali,
"Lihat kak, bagus juga gambarnya, Lena boleh save foto kak Sean kan?" tanya Lena
"Iya boleh, kamu save saja fotonya, tapi orangnya jangan dulu ya" ucapan Sean seperti sedang bercanda, tapi maksudnya dia memberi isyarat pada Lena supaya jangan dulu terbawa perasaan padanya
"Iya kak,,, Lena paham,," Lena pun menghela napas, sebenernya Lena juga tidak terlalu terburu-buru untuk bawa perasaan pada Sean, dia hanya ingin mngenal lebih dalam dulu sosok yang membuatnya penasaran ini
...~°~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Devi Handayani
udah lena ama randy aja yaa.. yaa yaa😀😃😄😁
2022-06-23
0
Edmundus Ason
orang nya tunggu dulu ya,,belum diijinkan
2021-10-16
1
Nha-nang AbdulRahman
kenapa semua authorr membuat cerita pasti ada orng ke3..
2021-10-08
0