Lena tau selama ini tidak pernah ada wanita yang dekat dengan Sean, dia tidak pernah melihatnya selama dia makan di tempat ini, jadi dia berani bertaruh dengan hatinya dan berinisiatif memulainya lebih dulu, Lena percaya pria di depanya ini orang baik
Sean pun mengambil ponsel yang Lena ulurkan itu, dan menulis nomornya sendiri, kemudian dipun memanggilnya, ponsel Sean pun bergetar tanda panggilan masuk, ''Nomornya sudah ada, kamu tinggal simpan'' ucap Sean, diapun segera mengembalikan ponsel Lena, dan Sean juga menyimpan nomornya itu
''Iya,, Lena pasti simpan , sampai jumpa nanti sore kak'' Lena pun segera berbalik dan pergi melewati meja Randi yang sedang tersenyum masam padanya, dan segera Lena pun keluar
''Giliran gue kapan bisa di samperin cewek cantik seperti Lena? sepertinya nasib baik hanya datang padamu saja Sean," kata Randi sambil menatap Sean dengan tatapan iri
''Baik menurutmu, menurutku ini tidak terlalu,'' Sean tau kalau gadis itu menyukainya, tapi Sean masih belum yakin bisa membalas perasaanya itu, Sean takut hanya akan mengecewakan gadis itu nantinya
''Sudahlah, gue tau lu masih terperangkap dengan gadis dari masa sekolahmu itu kan?, lupakan saja, dia juga mungkin sekarang sudah memiliki hidup yang dia inginkan, tidak semua wanita melihat harta dan jabatan lu sekarang, dan Lena kulihat dia gadis yang baik, yang penting dia juga tidak memandang rendah dirimu kan, jadi apa salahnya jika memiliki hubungan denganya?'' ucap Randi berpendapat
"Ku rasa begitu, Tumben kata2mu bijak'' ucap Sean memuji
"Gue dari dulu memang bijak, lu saja yang tidak menyadarinya" ucap Randi berlaga so
.....
Waktu pun berlalu dengann cepat
jam 5 sore di depan sebuah bangunan supermarket berdiri seorang gadis cantik dengan rambut sebahu, dia meraih ponselnya dan langsung menghubungi sebuah nomor ''Halo kak Sean, Lena sudah ada di depan nih, Lena tunggu ya" ucap Lena
Sean yang di sebrang telepon hanya menjawab, "Iya''
Tak butuh waktu lama, Sean pun muncul dan bergegas menghampiri Lena,
"Hay" ucap Lena tersenyum dan melambaykan tanganya di depan dadanya
Sean pun tersenyum dengan tingkah gadis ini,
''Hay juga,, jadi mau jalan kemana kita?'' tanya Sean
"Ada Taman Kota di depan sana, tempatnya lumayan nyaman untuk jalan jalan, juga tidak terlalu jauh dari Rumahku,'' jawab Lena
''Ohh, baiklah'' Sean pun mulai melangkah dan berjalan bersebelahan dengan Lena, kaki mereka pun melangkah hampir bersamaan dengan langkah yang santai
Setelah beberapa waktu mereka berjalan, Lena pun mulai membuka pembicaraan "Kak Sean, boleh tanya tidak? apa kak Sean pernah punya pacar? atau, atau orang yang kak Sean sukai?" tanya Lena merasa ragu untuk bertanya, tapi Lena memang penasaran
Sean pun tertegun sejenak, "Kenapa menanyakan hal itu?" Sean tersenyum dan menatap kosong kedepannya
"Tidak,, Lena hanya penasaran saja, menurut Lena kak Sean baik, dan kak Sean juga menarik, jadi tidak mungkin kalau tidak pernah ada yang menyukai kak Sean kan?" ucap Lena
"Entahlah, dulu aku sempat dekat dengan seorang Gadis, tapi tidak bisa di sebut pacar juga, karena tidak pernah ada pernyataan cinta dari aku atau pun dia, mungkin hanya setatus teman yang sepesial saja, dan punya kesan yang mendalam selama 6 tahun bersama, memang cukup lama kami bersama, namun akhirnya dia pergi tampa ada kabar sedikit pun, dan sekarang juga tidak tau entah di mana dia" ucap Sean
"Begitu kah?, sepertinya rumit, apa seperti kekasih masa masa sekolah?'' tanya Lena
Sean tersenyum, "Ya mungkin seperti itulah kira-kira, bagai mana dengan mu?" Sean bertanya balik
"Kalau aku sih pernah menjalin hubungan beberapa kali, tapi tidak pernah ada yang bertahan lama, tidak ada yang benar benar berkesan kak" jawab Lena
Setelah berjalan lumayan lama, mereka pun akhirnya tiba di sebuah taman di kota 'B', taman ini di beri nama 'Taman Pustaka Bunga', tamannya cukup luas dan rimbun karena ditumbuhi berbagai jenis pohon berbagai ukuran, dari mulai pohon yang kecil sampai pohon yang besar
Juga di tanami berbagai jenis bunga dan tanaman hias lainya, di tengah taman juga terdapat kolam buatan yang cukup unik, yang bersebelahan dengan aliran sungai yang tidak terlalu dalam, orang lain pun ada yang duduk-duduk di sana dan berswafoto, suasananya memang nyaman dan teduh, mereka seperti berada di dalam hutan yang udaranya sejuk dan bersih
Sean dan Lena pun masuk keu area taman itu "Kak Sean, apa kamu pernah kesini?" tanya Lena memastikan
Sean menggelengkan kepala "Tidak pernah, waktu kerjaku seharian, mana ada waktu buat jalan-jalan kan'' ucap Sean tersenyum
Mereka pun terus mengobrol di taman sambil berjalan jalan santai, dan sesekali mereka duduk di kursi kursi besi yang ada di sana, hingga tak terasa hari pun mulai gelap, Sean segera mengantar Lena pulang ke rumahnya, yang memang jaraknya tidak jauh dari sana, dan setelah Sean mengantar Lena sampai depan gang rumahnya, Sean pun langsung kembali lagi ke rumah makan
Saat kembali ke rumah makan, pakerjaan pas lumayan sibuk, Sean pun segera melayani pesanan demi pesanan, hingga tidak terasa waktu pun sudah menujukan jam 9 malam, setelah tidak ada pelanggan lagi, mereka pun mulai berberes untuk menutup Rumah makan, dan mereka pun bersiap untuk pulang
Biasanya Sean pulang di antar Randi pakai motor, tapi kemarin Randi pindahan dan motornya dipakai Randi untuk bolak balik bawa barang, jadi motornya itu pun mogok dan harus masuk bengkel sekarang
"Sean, sory gak bisa anter lu pulang malam ini " ucap Randi
"Tidak papah, rumahku tidak jauh juga kan, O ya Rand, kamu ada duit tidak? aku pinjem dulu lah buat bayar sewa rumah, aku sudah malu sama yang punya rumah" ucap Sean memelas
"Ada, lu butuh berapa?" tanya Randi sambil membuka kantong kecilnya
"Aku butuhnya 1juta, ada tidak??" ucap Sean ragu
"Ada nih, lu pake saja dulu" ucap Randi sambil menyerahkan uang di tanganya
"Iya sory ya, aku pakai dulu uangmu," ucap Sean
Setelah dapat pinjaman uang dari Randi, Sean pun segera bergegas pulang dengan hanya berjalan kaki, karena hari memang sudah malam, jadi kendaraan umum juga sudah jarang yang beroperasi,
Diapun terus berjalan menyusuri jalanan yang sudah sepi itu, dan setelah kira-kira dia di pertengahan jalan, Sean sedikit merasa ragu antara pilih lewat jalan pintas atau jalan raya, jika melewati jalan pintas, itu lumayan cepat untuk sampai ke rumah sewanya, hanya saja jalanya itu gelap karena minimnya penerangan, tapi Sean pun memang memilih jalan pintas supaya mempersingkat waktu tempuhnya, karena jika lewat jalanan raya memang jalurnya memutar
Sean pun bergegas masuk ke gang yang berada di sebelah kedai kopi Star, di dalam kedai sepertinya cukup ramai, dan ada musik juga yang terdengar dari dalam, Sean terus berjalan di gang itu, semakin dirinya melangkah ke dalam gang, Sean samar-samar bisa mendengar suara wanita yang sedang memaki
Awalnya Sean tidak memperdulikan suara itu, tapi semakin melangkah suaranya semakin jelas terdengar, dan sesekali terdengar meminta tolong juga, di jalan gang itu memang ada gang lagi sekiar satu atau 2 meter menuju ke arah pintu besi, itu adalah jalan ke area belakang kedai ini
Karena Sean penasaran, diapun mendekat dan mengintip dari celah pintu itu, Sean pun bisa melihat seorang pria gendut berbaju kaos hitam di dalam, dia seperti sedang menggangu seorang gadis di luar pintu kamar mandi
Sean pun menyentuh handle pintu besi itu, dan ternyata itu tidak di kunci, Sean sempat ragu ragu tapi Sean pun memutuskan untuk masuk,
Wanita itu pun bisa melihat kalau ada orang yang masuk dari pintu, seketika itu matanya pun berbinar, dia seperti melihat seorang penyelamat saja, wanita ini juga sepertinya mengisyaratkan sesuatu ke arah lantai dengan matanya
"Lepas, lepaskan, tolong, lepaskan tanganmu" ucap si wanita yang akan di rangkul oleh si pria gendut itu, dia terus berteriak dan melawan sebisanya, tapi karena dia sudah terpojok di dinding, dia pun tidak bisa mundur lagi
Si pria belum sadar kalau ada orang di belakanganya sekarang,
Sean pun mengerti akan isyarat dari si gadis, jadi dia mengarahkan pandanganya ke arah lantai, dan dia melihat sebuah benda yang tergeletak di sana, itu adalah sebuah alat kejut yang bisa menghantarkan tegangan listrik,
Sean pun mengambil alat itu, dan mencoba menekan tombol di Stun Gun itu, sayangnya benda itu sepertinya rusak karena terbanting
Tadinya memang alat itu akan di pakai si gadis untuk melumpuhkan lawan, tapi terjatuh karena di teois si pria gendut itu
Si pria gendut pun akhirnya sadar kalau ada seseorang di belakangnya, jadi dia langsung mendorong si wanita itu hingga jatuh ke lantai , dan dia pun berbalik ke arah Sean "Hey, siapa kamu?, mengapa masuk rumahku sembarangan, mengganggu saja kamu?'' ucap pria itu dengan mata yang memerah dan tercium aroma alkohol dari tubuhnya
"Rumahmu??? " Sean pun tersenyum bingung, 'Dasar pria mabuk, kedai pun dia anggap Rumahnya' pikir Sean
...~°~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Kalsum Ajies
💪💪💪💪👍👍👍
2022-01-26
0
Raisa
masih nyimak..
2021-11-08
1
Edmundus Ason
mana ni uang koment,koq pada diem
2021-10-16
0