Ch 8 : Penyerangan kembali.

Marvin dan Killa melangsungkan pernikahan diam-diam mereka di sebuah gereja. Hanya Ken dan seorang pastor yang menjadi saksi pernikahan mereka. Marvin juga meminta Ken untuk mengambil gambar dirinya bersama Killa. Karena akan. Ia jadikan bukti bahwa ia dan Killa sudah menikah.

Tidak pernah terbayangkan olehku....

Jika pernikahan ku akan seperti ini, hidupku sudah hancur tanpa adanya orang tua. Aku harus menghidupi diriku dan adik ku sendiri. Sekarang aku merasa hidupku malah semakin hancur....

Menikah dengan pria yang baru beberapa jam bahkan belum ada dua puluh empat jam....

Tapi aku harus tetap kuat demi Naya...

***

Malam ini Marvin membawa Killa makan malam di restauran mewah, setelah habis dari gereja tadi.

"Makanlah, apa kau mau menatap makanan itu terus menerus dan tidak memakan nya?" Cetus Marvin sambil meng-hentakan sendok di piring nya.

Killa tersentak kaget. Sedari tadi ia melamun memikirkan keadaan sang adik. Karena tadi siang saat dia menghubungi nomer Naya dari ponsel Marvin tidak aktif. Killa takut terjadi apa-apa kepada adik nya itu.

"Ma-maaf kan aku...." Killa meneguk habis air putih yang ada di dalam gelas yang telah di sediakan.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya Marvin kembali menghujam Killa dengan tatapan tajam.

"Tidak ada....." Jawab Killa singkat, ia pun langsung memakan makanan nya.

Marvin merasa semakin aneh kepada Killa. Dia sangat yakin jika banyak yang sedang di sembunyikan oleh wanita itu. Ketika Killa menoleh kepadanya, Marvin langsung memalingkan wajah nya.

Setelah selesai makan malam. Marvin dan Killa kembali pulang ke tempat Marvin. Atau bisa di bilang Apartemen yah. Karena letaknya yang juga ada di dalam hotel bintang lima milik Marvin di lantai sebelas gedung. Sengaja ia tinggal di sana karena merasa tidak terlalu jauh untuk pergi bekerja pikir Marvin. Hanya perlu turun lima lantai kebawah sudah sampai di kantor management hotel, tempat ia bekerja.

***

Diparkiran restauran, ketika Marvin dan Killa berjalan menuju mobil tanpa di dampingi oleh Ken. Ternyata ada seseorang berpakaian serba hitam yang mengikuti mereka berdua. Dari arah belakang dia berlari sambil membawa sebilah kayu di tangan nya ke arah Marvin dan Killa.

Killa yang kepekaan nya terhadap serangan sangat tajam. Ia menyadari terlebih dulu ke banding Marvin. Dengan gerakan cepat Killa menghindar dari kayu yang melayang hendak mengenai nya. Kemudian menangkap tangan pria itu lalu membanting nya ke lantai.

Marvin terkejut mendengar suara riuh di belakang nya. Ia langsung menoleh ke arah Killa yang tengah berdiri menatap pria yang tersungkur tadi. Dengan raut wajah yang dibuat polos ketakutan. Killa berlari ke arah Marvin.

Pria asing itu yang melihat nya langsung kembali berlari hendak menyerang Killa dari belakang. Tapi belum sempat ia menyentuh Killa. Perut nya terlebih dulu di tendang oleh Marvin. Satu tendangan, dua tendangan, hingga yang ketiga. Pria itu berhasil kabur.

"Brengsek...." Maki Marvin dengan kasar nya menendang kuat kayu yang tadi di pakai pria asing itu untuk menyerang Killa.

"Akhh...." Killa mengerang memegangi perut nya yang terasa nyeri.

Marvin tersadar jika ada Killa di belakang nya. Ia langsung berbalik menghampiri Killa yang kesakitan. Mata Marvin terbelalak melihat bercak darah di gaun yang di pakai Killa. Cepat-cepat ia langsung menggendong tubuh ramping wanita itu ala bridal. Membawanya masuk ke dalam mobil.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Marvin memegang dagu Killa.

Killa mengangguk sembari tersenyum getir menahan sakit. Ia hanya bisa menggigit bibir bawah nya untuk meredam suara nya kesakitan.

"Kalau begitu kita ke rumah sakit...." Ucap Marvin.

Ia langsung menyalakan mesin mobil segera berangkat menuju rumah sakit. Tapi tangan nya di tahan oleh Killa. Sontak Marvin menoleh menatap Killa dengan penuh tanya.

Killa menggelengkan kepala nya. "Pulang saja, aku tidak mau ke rumah sakit...." Ucap nya dengan suara bergetar dan lemah.

Karena merasa tidak tega, Marvin pun mengangguk menuruti permintaan Killa. Padahal dia sangat benci yang namanya di bantah. Tapi entah kenapa kali ini melihat raut wajah Killa yang melas. Membuat hatinya tersentuh. Marvin menancap gas menuju apartemen nya.