Happy reading guys!
Seminggu kemudian setelah pulang dari rumah sakit. Arti dikurung di dalam kamarnya oleh Om dan Tantenya dirumah mewah berlantai dua yang diberikan oleh Al sebagai maharnya.
Gadis cantik itu berusaha melarikan diri dari pernikahan dengan berbagai macam cara, namun para bodyguard bayangan suruhan Al selalu berjaga disekelilingnya, membuatnya semakin tidak leluasa untuk melakukan apa yang ada dipikiran dan direncanakannya.
Malam ini tepat jam 12:00 tengah malam.
Arti kembali ingin melancarkan rencananya untuk melarikan diri dari pernikahan yang sama sekali tidak diinginkannya itu. Karena sudah hafal sekali kebiasaan
Om dan Tantenya yang baru tertidur setelah larut malam, Arti langsung mematikan semua saklar lampu dikamarnya lalu mengikat gorden dengan pagar pembatas balkon. Dia turun kebawah dengan hati-hati supaya tidak menimbulkan suara sedikitpun, dengan hanya menggunakan pakaian tidur yang melekat ditubuhnya. Setelah sampai di bawah, gadis cantik itu berjalan mengendap-endap menuju pagar depan rumah. Namun karena hampir dipergoki oleh para bodyguard bayangan suruhan Al, Arti membalikkan badannya menuju pagar beton yang ada di belakang rumah. Dengan susah payah dia memanjat pagar menggunakan kursi taman belakang hingga mencapai keatasnya, untunglah pagar beton itu bersebelahan langsung dengan pohon mangga pinggir jalan perumahan. Arti lalu melompat ke dahan pohon mangga itu kemudian merosot ke bawah karena tidak bisa lagi menahan berat badannya sendiri, hingga dadanya terasa perih akibat lecet terkena gesekan yang terjadi dengan batang pohon mangga besar tersebut.
Setelah kakinya yang lupa memakai sandal menyentuh tanah, dia berlari sekencang mungkin hingga mencapai pinggir jalan raya dengan nafas ngos-ngosan. Arti bertemu dengan sepasang pengamen jalanan yang mengamen dari warung ke warung yang buka 24 jam. Dia terus memperhatikan mereka sambil berjongkok karena tenaganya mulai habis akibat berlari tanpa arah dan tujuan. Arti juga tidak membawa uang sepeser pun karena semua apa yang dimilikinya dikuasai oleh Om dan Tantenya, dia bahkan sengaja meninggalkan handphone dan cincin berlian yang diberikan Al kepadanya diatas nakas samping tempat tidurnya. Supaya tidak ada ikatan apa-apa lagi dengan laki-laki tampan namun sangat arogan dan egois itu menurutnya, sebab Arti belum mengenal siapa Al sebenarnya.
Adriansyah Alrizzi sebenarnya adalah sosok laki-laki sejati yang tegas dalam bertindak dan mengambil keputusan, kharismatik, hangat juga
penyayang kepada kedua orangtuanya maupun orang-orang yang disayanginya. Namun dia selalu bersikap dingin kepada setiap wanita yang mengejarnya dan dijodohkan kepadanya, karena Al tidak suka dengan wanita yang agresif dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan perhatiannya. Berbeda ketika dia bertemu dengan Arti Aurora, biduanita itu justru menolak dengan tegas semua perhatian yang diberikannya.
Memang benar kata peribahasa.
Tak kenal maka tak sayang
Tak sayang maka tak cinta
Itulah yang terjadi di antara mereka berdua terutama Arti tentunya.
-
Arti akhirnya menghampiri sepasang pengamen jalanan itu lalu berkata kepada mereka berdua.
"Bolehkah aku ikut kalian mengamen? Untuk sekedar membeli minuman dan makanan." Ujarnya dengan nada sangat memelas.
"Memangnya kamu bisa nyanyi?" Sang pengamen laki-laki yang berusia sekitar 30 tahun dan selalu membawa gitarnya kemana-mana itu mengangkat satu alisnya.
"Iya." Lirih Arti sambil memegangi lehernya karena tenggorokannya benar-benar terasa kering dan sakit.
"Nich minum dulu sepertinya kamu sangat kehausan, habis lari dari rumah ya?" Tebak sang wanita sambil memberikan botol air mineral ke tangan Arti.
"Makasih ya." Ucap Arti seraya mengulas senyum tulusnya, tanpa membantah maupun mengiyakan tebakan pengamen jalanan itu.
Arti akhirnya ikut mengamen dengan pasangan pengamen jalanan itu sambil menyisir warteg dan angkringan pinggir jalan yang buka 24 jam, tanpa menghiraukan rasa lelah yang menghampirinya dan tatapan orang-orang yang mengenalinya.
🌿 Perih 🌿By Elvie Sukaesih
Di jalan manakah
Aku melangkah cari arah?
Anganku melayang
Dan menerawang tembus pandang
Merana sedang ku tak berduka
Kecewa, sedangkan ku tak lara
Serasa aku berteman hampa
Tujuan bagai sebatas angan
Di jalan manakah
Aku melangkah cari arah? Hoo-oo
Mungkinkah hidup laksana sekolah
Kegagalan kadang menjadi sejarah?
Mahligai cinta yang telah kubina
Tetap pecah berkeping-keping tak nyata
Kepedihan cuma dapat kutahan
Keperihan cuma dapat kutelan perih
Di jalan manakah
Aku melangkah cari arah? Hoo
Mungkinkah hidup laksana sekolah
Kegagalan kadang menjadi sejarah?
Mahligai cinta yang telah kubina
Tetap pecah berkeping-keping tak nyata
Kepedihan cuma dapat kutahan
Keperihan cuma dapat kutelan
...*****...
"Itukan Arti Aurora!" Seru pelanggan warteg yang sedang menunggu pesanannya.
"Masa sich? Gak mungkin lah seorang Arti Aurora yang terkenal diseluruh daerah ini mau mengamen di tempat kayak gini, apalagi dengan pakaian tidur lusuh seperti itu." Ujar temannya merasa tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
-
Baju tidur yang dipakai Arti memang tampak sangat kumal karena sudah dua hari dia tidak mandi dan menggantinya. Dia sengaja melakukan hal itu supaya Al ilfil kepadanya, sebab dia tahu laki-laki itu selalu memantaunya.
-
"Iya juga sich! Mungkin cuma mirip saja." Temannya yang lain membenarkan.
-
Sedangkan dirumah mewah yang baru seminggu setelah kepulangan Arti dari rumah sakit ditempati oleh Toni dan Tia serta keponakannya itu terjadi keributan di akibatkan oleh kedatangan Al. Tuan Muda itu datang secara tiba-tiba dengan wajah penuh amarah, karena tidak bisa menerima sinyal keberadaan Arti. Pasangan suami istri itu terpaksa bangun dari tidur nyenyak nya karena Al berteriak seperti orang gila dari balik teleponnya.
"Ada apa sich sebenarnya? Kenapa kamu datang jam segini?" Tia bertanya dengan suara serak khas bangun tidurnya ketika membukakan pintu masuknya.
"Arti Mana? Kenapa dia tidak ada di kamarnya?" Cecarnya tanpa jeda.
"Masa sich?" Toni mengangkat satu alisnya.
"Aku selalu memantaunya melalui kamera mikro chip yang kuletakkan di handphone dan cincinnya, tapi sekarang dia sudah tidak ada!" Jawab Billar dengan lantangnya.
"Coba kita periksa lagi ke kamarnya!" Ajak Tia dan Toni sembari melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju ke kamar Arti.
Mereka bertiga akhirnya naik ke atas lalu masuk ke dalam kamar Arti menggunakan kunci cadangan yang dipegangi oleh Tia. Setelah pintu kamar terbuka mereka membuka selimut yang terlihat seperti tubuh manusia yang tertutup dari kepala sampai ujung kaki, namun ternyata didalamnya hanya ada guling dan bantal yang sengaja di tumpuk oleh Arti sebelum dia pergi untuk mengelabui mereka. Al langsung memerintahkan kepada para bodyguard bayangan dan detektif untuk mencari keberadaan Arti sampai ketemu dalam keadaan apapun dan bagaimanapun secepatnya. Dia juga menyusuri setiap jengkal rumah itu dengan para anak buahnya yang berjaga di rumah itu, namun mereka hanya menemukan gorden dan kursi taman belakang yang digunakan Arti untuk melarikan diri.
Dia meninggalkan handphone yang kuberikan kepadanya didalam kamarnya, pantas saja aku kehilangan jejaknya. Cincin yang melingkar di jari manisnya juga dilepaskannya. Kenapa kamu melarikan diri dariku Arti? Padahal lusa adalah hari pernikahan kita!" Batin Al sambil mengacak-acak rambutnya karena frustasi.
Al sengaja memasang mikro chip di handphone dan cincin berlian yang diberikannya kepada Arti supaya bisa memantau keberadaan wanita itu setiap detiknya, namun kenyataannya Arti tetap bisa lepas dari pantauannya. Al akhirnya melampiaskan kemarahannya dengan menghancurkan semua barang yang ada di hadapannya, dia juga memukuli anak buahnya satu persatu tanpa ampun dengan ilmu beladiri sabuk hitam yang dimilikinya, karena mereka telah lalai menjaga calon istrinya itu.
-
Ditempat lain tepatnya dikamar kost yang berukuran 2x3 meter persegi, yang terletak didalam gang sempit pemukiman kumuh. Arti diajak pasangan pengamen jalanan yang belum menikah tapi tinggal satu atap itu untuk menginap di sana, dia merasa risih sekaligus takut ketika menyaksikan pasangan yang belum halal itu bermesraan dan bercumbu di depan matanya. Bahkan keduanya tidur diatas kasur lipat single size yang sama dengan posisi berpelukan layaknya pasangan suami istri sehabis melakukan hubungan intimnya.
Setelah memastikan pasangan pengamen jalanan itu tertidur pulas Arti kembali melarikan diri dari tempat kost tersebut. Dia berjalan kaki menyusuri jalanan yang mulai gerimis hingga akhirnya tetesan air itu berubah menjadi guyuran hujan yang sangat deras. Arti yang sudah sangat kelelahan memilih untuk bernaung di halte yang ada didepannya sambil memeluk lututnya sendiri, tanpa sadar akhirnya dia terlelap dengan posisi seperti itu.
-
Bersambung....
Hai teman-teman semuanya jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya melalui tanda cintanya, setangkai bunga mawar merahnya, like yang tiada henti, komen yang selalu membangun sesuai alur ceritanya, rate bintang lima dan jadikan favorit kalian selalu ya.
Salam sayang selalu dariku Khardha Love.
See you next time!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Miracle Tree
ditunggu feedback nya kakak
2021-11-29
0
Yeyen Dhevan
arti arti
2021-08-08
0
Susi Ana
smangat love
2021-01-31
1