SELAMAT MEMBACA 🙏🙏🙏🙏
Pagi itu KESEDIHAN benar-benar menyelimuti hati dan jiwaku, butiran-butiran air mata terus menggelinding membasahi kedua pipiku. Bagaimana tidak, jikalau Sang kekasih yang amat sangat kucintai sedang dekat dengan seseorang. Dan seseorang itu tak lain adalah mantanya dulu, Chacha. Ya namanya adalah Chacha. Ketakutan benar-benar bersarang dalam benakku, aku takut akan kehilangan dirinya dan akupun takut, jikalau nanti masa lalu bersama mantannya Chacha terulang kembali. Nasehatku terhadap sang kekasih seakan tak pernah didengar, ia hanya selalu berkata “COBALAH MENGERTI”, akan tetapi aku takan pernah bisa untuk mengerti jika melihat sang kekasih dekat dengan mantannya lagi.
“Yasmin, buka pintunya dong sayang!” Ucap sang Mamah dari balik pintu kamarku.
“Ada apa Mah?”
“Sarapan yuk sayang?!”
“Entar aja Mah, Yasmin lagi ngga mood untuk ngapa-ngapain di hari libur ini.”
“Loh kenapa, Ada masalah, cerita dong sayang?!”
“Yasmin malu mah untuk cerita, soalnya ini tentang Danar.”
“Ya udah, kamu buka pintunya dulu sayang, kita sarapan dulu!!!”
“Iya mah.”
“loh kok Anak Mamah nangis sih, sayang kamu jangan kayak gini ah, apalagi ini hanya karna cinta doang lagi?!”
“Abis Yasmin kesel mah sama Danar, Mamah tuh seharusnya ngertiin anaknya dong yang lagi Gegana ini.”
“iya sayang, mamah ngerti kok. lebih baik kita ke ruang tamu dulu yuk sayang. Nyampe sana baru deh kamu ceritain semuanya ke mamah.”
Sesampainya di ruang tamu Aku pun mulai bercerita kepada sang Mamah.
“jadi gini Mah, Akhir-akhir ini Danar lagi dekat dengan seseorang. Dan Mamah tahu, seseorang itu adalah mantannya. Chacha, Yasmin sih boleh-boleh aja gitu kalau dia dekat dengan siapapun termasuk dengan mantannya. Tapi, kedekatan disini itu, dengan batasan-batasan tertentu Mah.”
“oh, jadi gitu. Emangnya kedekatan mereka kayak gimana sayang?”
“Dekat banget Mah, Pulang sekolah mereka selalu Bareng. Ke kantin apalagi, pokoknya Danar tuh di sekolah benar-benar ngga ada waktu banget buat Yasmin mamah.”
“terus selama ini, apa yang kamu lakukan sayang melihat kedekatan mereka berdua?”
“Yasmin hanya menegur Danar aja Mah, Yasmin bilang kalau Yasmin CEMBURU melihat kedekatannya dengan Chacha. Tapi, Danar selalu bilang “COBALAH MENGERTI”. Maksudnya apa sih Mah, Yasmin ngga ngerti deh?”
“kamu itu ngga ngerti atau pura-pura ngga ngerti sayang, Mamah yakin Yasmin cukup pintar untuk mengartikan Kalimat itu. Dan setelah kamu tahu arti dari perkataanya Danar, kamu akan tahu apa yang harus kamu lakukan Sayang. Mamah ngga bisa terlalu ikut campur masalah kamu dengan Danar, Ikuti kata hatimu Sayang!”
“Hahhhh, Mamah pintar deh.. Makasih Mamah atas nasehatnya, Yasmin jadi tambah sayang deh sama mamah.”
“iya Sama-sama sayang.”
Saat kudengar alunan-alunan lagu Masa lalu milik Deviana Safara Lewat Hpku, tiba-tiba saja butiran-butiran air mata terus berjatuhan kepelipis pipiku. Aku benar-benar bingung dengan semua ini. Sang Mamah mengatakan Ikuti kata hatiku, dan kata hatiku bilang Aku ingin putus dengan Danar. Aku ngga mau terus dijajah seperti ini, Aku ngga mau Terus bertahan demi laki-laki yang tak memperdulikan perasaanku saat ini. Namun, rasa cinta yang kumiliki terhadap Danar mengalahkan segalanya, aku tak bisa memutuskan dia begitu saja. Aku benar-benar Dilema Malam ini, berkali-kali Alunan lagu Masa lalu kuputar dan terus kuputar hingga diriku Tertidur pulas, dan lagu itu seakan melukiskan keadaan hatiku saat ini.
Hari ini adalah hari Senin, hari pertama masuk sekolah setelah kemarin melewati masa liburan yang hanya satu hari saja. Dan hari ini akan menjadi saksi bisu dimana aku akan memutuskan kekasih yang sangat kucintai. Keputusanku sudah bulat aku sudah benar-benar lelah, dan aku rasa Cinta benar-benar mulai tumbuh atau bahkan sudah tumbuh kembali di hati Danar juga chacha. Selesai sarapan dan pamitan kepada sang Mamah dengan langkah yang penuh dengan SEMANGAT 45, Akupun segera menuju sekolahku. Dan sesampainya di sekolah, aku bertemu dengan Chacha.
“Hai Yas.” Ucap Chacha padaku.
“juga.”
“kamu kenapa Yas, Ada masalah?”
“Ada ataupun ngga itu bukan urusan kamu Cha.”
“oh gitu, ok aku ngerti kok. Oh iya, Danar dimana ya, kamu liat dia ngga?”
“Kayaknya sih Kekasihku belum dateng tuh, kenapa, kok pagi-pagi buta kayak gini udah nyariin pacar orang aja sih?”
“Aku, aku hanya ada urusan aja sama dia Yas, kok kamu jutek kayak gitu. Ngga kayak biasanya, Aku heran deh sama kamu.”
“Tanya aja sama diri kamu sendiri!!!” Tanpa terucap kata apa-apa lagi dari mulutnya Chacha, akupun pergi meninggalkan Chacha ke ruangan kelasku.
“Gimana Yas hubungan kamu sama Danar, mulai membaik? Tanya Sahabat karibku Kania, sesampainya aku di kelas.
“mulai membaik apanya, mulai Hancur iya.”
“loh, kok gitu?”
“kamu liat aja Mereka, semakin hari mereka semakin bertambah Dekat. Udah kayak perangko aja mereka.” Aku dan Kania pun melihat ke arah dimana Chacha dan Danar berada, yaitu di ambang pintu kelas. Terlihat mereka sedang asyik mengobrol, dan aku ataupun Kania tidak tahu apa yang sedang mereka perbincangkan hari ini. Yang aku tahu, hari ini aku akan memutuskan tali kasih antara aku dan Danar.
“Kamu mau kemana Yas?” Tanya Kania saat aku akan menghampiri Danar juga Chacha.
“Aku, ya aku mau menghampiri mereka berdua lah, semuanya akan ku selesaikan hari ini juga.”
“kamu ngga lagi mimpikan Yas?” setelah mengumpulkan semua keberanianku, akupun segera menghampiri Danar dan Chacha tanpa memperdulikan pertanyaan-pertanyaan yang Kania lontarkan kepadaku.
“Sayang, aku mau bicara sama kamu.”
“bicara apa yang?”
“sebenarnya pacar kamu itu aku atau dia sih?”
“ya kamu lah sayang, lagian kamu kenapa sih yang aneh-aneh aja deh. pasti deh rasa CEMBURUNYA kamu kumat lagi, udah ah aku ngga mau dengerin itu lagi, aku capek menghadapi kamu Yas!!!”
“terlebih Aku Dan.” mataku sudah mulai berkaca-kaca, aku hanya tak menduga jika kalimat itu akan terucap dari bibirnya Danar padaku.
“terus sekarang, maunya kamu apa Yas?”
“Aku mau kita PUTUS.”
“apa, putus kamu bilang, kamu ngga serius kan sayang dengan ucapanmu itu?”
“lebih dari kata serius, aku udah mulai capek dengan semua ini Dan. Aku lebih memilih untuk mundur dari pertandingan ini, aku ngga mau berlama-lama seperti ini. Sekarang kamu bilang sama aku, kalau kamu masih sangat mencintai Chacha, ayo bilang Dan!!!” kali ini Air mataku sudah tak dapat kubendung lagi, kubiarkan saja air mata ini mengalir mungkin dengan air mata akan sedikit menghilangkan rasa sakit di hati ini.
“maafkan aku sayang, aku udah buat kamu nangis kayak gini. Mulai hari ini, aku janji sama kamu kalau aku ngga akan dekat lagi dengan Chacha. Dan aku mohon sama kamu, cabut lagi perkataan PUTUS mu itu yang!!!”
“kamu serius dengan ucapanmu yang?”
“serius sayang, aku ngga mau kehilangan kamu Yas.” Serasa mimpi saat Danar berkata seperti itu padaku, hari ini aku benar-benar bahagia, aku bahagia karena Danar tak akan dekat dengan mantannya lagi, Chacha.
Tak lama kemudian, Chacha pergi berlalu meninggalkan ruangan kelas. Tak mau tahu dengan perasaan Chacha saat ini, yang aku tahu hari ini adalah hari bahagianya aku. Bel masukpun berbunyi, semua Teman-teman, Aku juga Danar duduk di bangku masing-masing. Pelajaran pertama hingga pelajaran akhir menjelang akan pulang kulalui dengan begitu SEMANGAT, hari ini aku akan pulang dengan membawa berita kebahagiaan kepada Sang Mamah.
“Assalammualaikum…” Ucapku sesampainya dirumah.
“Waalaikumsalam, eh anak Mamah sudah pulang aja, makan dulu sayang.”
“iya Mamahku Tercinta.”
“kamu kenapa Sayang, keliatannya lagi bahagia banget, kenapa?”
“iya Mah, Aku sama Danar udah baikan Mah. Dan Mamah tahu, Danar janji sama aku kalau dia ngga bakalan dekat-dekat lagi dengan Chacha. Pokoknya hari ini aku seneng banget Mah, makasih ya Mah atas nasehatnya kemarin. Tadinya Yasmin mau mutusin Danar, Cuma ngga jadi gitu Mah.”
“Kamu yakin dengan Janjinya Danar sayang, kalau Mamah denger cerita kamu yang kemarin Mamah kurang yakin deh kalau Danar akan menepati janjinya itu.”
“loh, kok Mamah gitu sih?”
“Udahlah sayang kamu jangan terlalu memikirkan perkataan Mamah barusan, anggap aja Angin lalu. Mamah hanya berharap, Danar mampu menepati janjinya itu.” Tak dapat kupungkiri jika aku sangat memikirkan perkataan Mamahku, ada ketakutan di hati ini jika sang kekasih mengingkari janjinya itu.
“oh iya Mah, Papah kapan pulang Mah. Aku kangen deh Mah sama Papah?”
“1 Minggu lagi juga Papahmu pulang sayang.”
“ok Mah.”
Setelah itu, Aku dan Mamahku Makan siang dan selesai makan siang akupun pergi menuju kamarku. Masih terngiang-ngiang omongan Mamahku yang mengatakan sang Mamah tidak yakin dengan janjinya Danar, namun Aku mencoba untuk berpikir positif pada sang kekasih, Danar. Tiba-tiba saja dering Hpku berbunyi, membuyarkan semua lamunanku tentang Danar. Dengan cepat, kuraih hp di meja belajarku.
“Hallo, Ada apa Yan?” tanyaku pada Riyan yang tak lain adalah sahabat karibku juga Kania.
“Yas, Aku lagi sama Kania nih. Kamu kesini dong!!!”
“kemana, males ahk cuaca di luar hari ini sangat tidak mendukung Yan.”
“Ayolah kamu kesini Yasmin, ada sesuatu hal yang mau aku tunjukin sama kamu. Danar, ya Danar Yas.” tersentak kaget saat Nama Danar disebutkan, dalam hati ada rasa ingin tahu sesaat itu juga.
“ok, aku segera meluncur kesana. Kamu Sms aja ya Alamatnya dimana Yan, Makasih.” Akupun segera bergegas bersiap-siap untuk menuju ke Alamat yang sudah Riyan berikan padaku.
Akupun segera meluncur ke Alamat itu. Sesampainya disana, aku melihat Riyan juga Kania sedang mengintip sebuah rumah yang lumayan jauh dari tempat yang mereka intai.
“kalian pada gila atau kayak gimana sih, kurang kerjaan banget kalian ngeliatin rumah Chacha kayak gini.” Tanyaku saat aku tahu bahwa rumah itu adalah rumah Chacha.
“yang berada di rumah itu lebih gila daripada kita Yas.” Ucap Kania padaku yang semakin membuatku penasaran saja.
“maksud kamu apa sih Kan, aku ngga ngerti deh!!!”
“nih anak banyak nanya deh dari tadi, bawel banget kamu Yas.” Ucap sahabatku Riyan.
“Riyan, aku nanya karena aku ngga tahu dan aku sangat amat KEPO dengan apa yang kalian lakuin saat ini gitu.”
“mendingan kamu kesana dan ketuk pintu itu, layaknya seseorang yang ingin bertamu.” ucap Riyan lagi padaku.
“Apa, Aku kesana. Ogah banget, aku males ketemu sama si cewek perusak hubunganku dengan Danar Riyan?”
“sekarang juga kamu harus kesana, mau ngga mau harus!!!” ucap kania dengan begitu tegasnya, tak ada pilihan lain.
Akupun menghampiri rumah Chacha dan setelah mengetuk pintu berkali-kali. Sang pemilik rumah membuka pintu, diikuti oleh sang kekasih yang membuatku sangat MARAH sesaat itu juga. Tanpa kusadari butiran air mata terus berjatuhan di pelupuk mataku, sekarang JANJI hanya tinggal sebuah JANJI. Hari itu juga, aku putuskan Danar meski Danar terus memohon-mohon agar dirinya tak kuputuskan. Namun aku tetap dengan pendirianku, ini adalah akibat dari perbuatanya padaku yang terus saja berhubungan dengan mantanya, Chacha.
Tamat.
MAAF KALAU ADA KESAMAAN NAMA, ALAMAT, WAKTU, DAN TEMPAT. CERITA INI HANYALAH FIKTIF BELAKA. JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR, LIKE, KOMEN YANG BANYAK, JADIKAN FAVORIT, VOTE JUGA BOLEH. TERIMA KASIH
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments