SELAMAT MEMBACA 🙏🙏🙏🙏
Ridho tersenyum melihat kedua orang temannya sudah datang. Mereka berdua membawa tas ransel yang terisi penuh. Teman satunya memakai tudung kepala bertuliskan dieng. Sedangkan teman satunya memakai topi bertuliskan Bali.
“Udah siap Dho ?”, Tanya teman Ridho yang memakai tudung kepala bertuliskan Dieng.
“Udah dare tadeeeeee”, jawab Ridho riang gembira. “emang kamu diijinin cewekmu, Mar?” Tanya Ridho pada temannya yang bertudung kepala. Nama asli teman Ridho sebenarnya adalah Rama, tapi dipanggil Komar oleh teman-temannya.
“Udah dong.. udah aku sogok kata-kata puitis hahahah”, sahut Komar sambil tertawa.
“Emang mau dia?, tanya Ridho.
“Halah.. itu sudah cukup bikin ceweknya klepek-klepek, emang dasar playboy”, sahut teman Ridho yang memakai topi.
“Tahu dari mana kamu, Yog?”, Tanya Ridho pada Yoga, temannya yang memakai topi.
“Tadi sebelum berangkat ke sini, aku diajak Komar mampir ke rumah ceweknya. Kena semburan rayuan maut Komar, pacarnya seperti terbius, racun buaya darat. Heran, kayaknya mulut Komar ada susuknya tuh.”, kata Yoga memberi penjelasan.
Komar tersenyum dengan memperlihatkan barisan giginya.
“Jadi berangkat gak nih?” Tanya Komar pada teman-temannya.
“Jadi, tuh mobilnya udah aku panasin,” kata Ridho. “udah siap perjalanan jauh.”
“Oke, yuk ah..”, kata Komar.
Mereka bertiga segera membuka pintu mobil dan memasukkan seluruh tas mereka ke dalam mobil. Mereka akan melakukan perjalanan dari Surabaya ke Bali. Mereka akan berlibur selama seminggu di sana.
Komarlah yang mendapat giliran pertama menyetir mobil, dari Surabaya hingga banyuwangi. Setelah 6 jam sampai di Banyuwangi, Komar digantikan oleh Ridho. Saat sudah mendekati kota Denpasar, Ridho digantikan oleh Yoga, Ia mendapatkan giliran mencari penginapan.
Mereka sengaja tidak memesan penginapan dari awal, tapi mereka sudah memiliki beberapa tujuan dan alternatif penginapan. Mereka sudah searching di aplikasi dan google sebelumnya. Mereka sudah mengantongi beberapa alamat kontrakan.
Mereka mencari kontrakan di pinggir kota Denpasar, dekat sawah biar sejuk pemandangannya. Setelah menghubungi nomor kontak pemilik kontrakan pertama, mereka pun segera meluncur ke sana.
Sesampai di lokasi, mereka sudah ditunggu oleh pemilik kontrakan. Si pemilik membuka gerbang dan menyuruh mereka masuk. Setelah melihat-lihat mereka kurang cocok dengan kontrakan tersebut. Mereka pun memohon maaf pada pemilik kontrakan bahwa mereka kurang minat dengan rumah tersebut.
Perjalanan pun dilanjutkan menuju lokasi kontrakan ke-2. Lokasinya agak jauh dari kontrakan pertama, sekitar 20 menit perjalanan. Setelah melihat-lihat mereka pun sepakat untuk menginap di kontrakan tersebut.
Mereka langsung membayar dimuka untuk seminggu. Mereka pun mulai mengeluarkan seluruh peralatan dari dalam mobil dan memasukkannya ke dalam kontrakan. Setelah menerima pembayaran kontrakan dan menyerahkan kunci rumah, seorang penjaga yang merupakan karyawan pemilik kontrakan segera pergi meninggalkan mereka bertiga.
Rumah kontrakan ini bergaya arsitektur eropa. Dengan 2 pilar besar penyangga di depan teras, memperlihatkan kebesaran rumah tersebut. Rumah ini berukuran besar, sebenarnya terlalu besar bila ditinggali oleh mereka bertiga.
Depan rumah tersebut terdapat taman yang tidak terawat. Terlihat tidak pernah dibersihkan sehingga daun-daun kering tergeletak membusuk. Sedang rumputnya tinggi tidak pernah dipotong. Sebuah pohon sawo besar berdiri di tengah-tengah taman tersebut.
Rumah ini berdiri sendirian di tengah area persawahan. Di pinggir jalan beraspal yang sepi. Cocok memang untuk refreshing dan ketenangan. Tetangga paling dekat berjarak 1 kilometer jauhnya.
Setelah mandi dan memakan bekal yang tadi di beli di jalan, mereka pun mulai mengantuk di sofa ruang tamu. Sambil menonton TV kabel, lambat laun mereka pun tertidur akibat kecapekan perjalanan jauh apalagi perut mereka sudah kenyang terisi makanan.
Saat mereka tertidur, waktu menunjukkan pukul 10 pagi. Perjalanan dari Surabaya ke Denpasar mereka tempuh malam hari, dengan harapan sampai di denpasar pagi hari. Sayangnya setelah sampai di penginapan, mereka malah tertidur.
***
Mereka terbangun ketika langit sudah beranjak sore hari. Ridho yang pertama kali bangun. Ia segera membangunkan kedua temannya.
“Woi bangun woi.. udah gelap nih”, seru Ridho sambil menggoyangkan tubuh Yoga dan Komar.
“mmm..”, kedua teman Ridho hanya bergumam dan tidak bangun.
“Wooooiiii bangun wooooiiii..”, suara Ridho membangunkan dengan keras.
Yoga dan Komar pun segera bangun. Sambil menguap dan mengucek mata. Mereka duduk bersandar di sofa.
“Jam berapa nih?”, Tanya Yoga.
“Jam 5”, sahut Ridho sambil mengambil handuk dan peralatan mandi dari tasnya.
“Wah pagi sekali ya.. emang mau kemana kita pagi-pagi?”, Tanya Komar.
“Pagi apaan ini jam 5 sore, ini nih akibatnya klo malam gak tidur, tidurnya pagi hari dan bangun sore. Jadi lupa waktu”, kata Ridho.
“Oh iya ya, kita tadi tidur pagi ya..”, kata Komar.
“Halah kamu emang sering lupa, Mar.”, seru Yoga.
“Aku mandi dulu”, kata Yoga.
Yoga pun berjalan menuju ruang belakang yang gelap. Ada sebuah bayangan bergerak-gerak di dalam kegelapan. Ia tidak bisa melihat dengan jelas akibat gelap, siapa tuh? Tanya Yoga dalam hati. Ia pun menyalakan senter dari smartphonenya, kemudian menyorot lokasi bayangan yang ia lihat tadi.
Tidak ada siapa-siapa. Padahal tadi seperti ada orang di situ. Mungkin hanya perasaanku saja, pikir Yoga. Meski ia sempat merasa bulu kuduknya meremang, ia tepis perasaan itu. Sejenak ia mencari-cari lokasi stop kontak lampu belakang, ia menemukannya di atas kulkas dekat pintu kamar mandi.
Setelah memasuki kamar mandi, ia pun takjub melihat luas kamar mandi dan segala peralatannya. Di dalamnya terdapat bak air, shower dan bak mandi untuk berendam. “Wah luas juga kamar mandinya”, pikir Yoga.
Yoga menyalakan musik dengan keras, ia terbiasa mandi dengan alunan music dari smartphone miliknya. Ia menikmati mandi dari shower, ia sudah melupakan kejadian yang baru saja di ruang belakang.
Yoga hendak mengambil sabun dengan tangan kanannya di samping shower, seketika ia terperanjat, bukan botol sabun yang ia pegang tapi seperti anggota tubuh manusia namun terasa dingin. Yoga pun menoleh ke samping di mana tangannya memegang sesuatu.
Deg !
Ternyata memang botol sabun! Ia benar-benar kaget, padahal tadi rasanya persis seperti kaki seorang manusia tapi dingin dan kaku. “Huft..”, Yoga menghela nafas lega. Segera ia menyelesaikan mandi dan bersiap-siap.
Sehabis Yoga yang mandi, berganti Ridho dan terakhir Komar. Mereka pun pergi menuju pantai Kuta.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Nabila Ramadhan
next part 👍👍👍
2021-08-24
0
🌸EɾNα🌸
ceritanya keren ditunggu up nya Thor 👍
jangan lupa feedback ke ceritaku ya
"Kekasih Simpanan Tuan Muda"
makasih 🥰
2021-01-22
2