Terbongkarnya Perselingkuhan Rian

Flashback on

Aira tengah berlari menuju tempat parkiran, sampai ketika seseorang memukulnya hingga terjatuh.

"Hei, kenapa kau memukulku?" Aira mendongakkan kepalanya, ia terkejut ketika mengetahui bahwa yang memukulnya adalah Rian.

"Aira, kau tidak akan pernah bisa lolos dariku!" Rian menyeringai, lalu menarik Aira dan menyeretnya menuju mobilnya.

"Supir! Ayo cepat bawa dia ke tempat seperti biasa!" Perintah Rian pada supirnya.

"Apa? Lepaskan aku! Kau bajing*n, aku tidak akan membiarkanmu tetap bersama Kiran!" Aira berusaha turun dari mobil, namun pada satu kesempatan Rian membekap mulutnya dengan sapu tangan yang sudah di semprot obat bius hingga Aira tak sadarkan diri.

Mereka sampai di tempat tujuan, yang tak lain adalah apartemen milik Rian. Rian menggendong tubuh Aira hingga memasuki kamarnya. Di dalam kamar Rian segera mengambil segelas air, lalu menyiramkannya pada Aira.

"A... Aku dimana?" Tanya Aira lirih.

Rian tersenyum sinis, lalu mendekati Aira yang dibaringkannya di ranjang.

"Aira sayangku, kau berada di apartemenku! Dan sebentar lagi kau akan merasakan sesuatu yang sangat indah!" Jawab Rian sambil mendekati Aira.

"Apa maksudmu? Tidak! Kau tidak akan pernah bisa melakukan itu padaku! Aku akan segera keluar dari tempat ini dan akan segera memberitahukan Kiran tentang hal ini!" Aira berdiri dari ranjang, tetapi pada detik berikutnya Rian berhasil membuat Aira terjatuh kembali ke ranjang tepat di pelukannya.

"Lepaskan aku, Rian! Atau aku akan berteriak!"

"Berteriaklah, kamar ini kedap suara! Tidak akan ada yang bisa mendengar teriakanmu!" Rian tertawa sinis.

"Tidak, aku mohon hentikan! Rian! Jangan melewati batasmu!" Aira sudah menangis terisak-isak, karena Rian terus melakukan hal-hal tak senonoh pada Aira.

Hingga akhirnya Rian merobek paksa pakaian Aira, sedangkan Aira sudah menangis deras.

Rian terus saja menjelajahi tubuh Aira. Aira terus melawan sekuat tenaga, tapi apa dayanya yang hanya seorang perempuan lemah. Setelah melepaskan kain yang menutupi tubuh Aira, Rian melepaskan pakaiannya sendiri dan langsung memasukkan paksa senjatanya pada Aira.

"Tidaaaakkkkkk....!" Teriak Aira diiringi kembali tetesan air mata yang deras.

...----------------...

Bola mata Rian berbinar tatkala Kiran menghampirinya. Gadis itu terlihat berbeda dengan penampilannya pada saat di kantor. Dengan balutan gaun warna biru, sepatu high heels berwarna senada menyempurnakan penampilannya. Tidak lupa sebuah tas berukuran kecil tersampir manis di bahunya.

"Rian, bagaimana bisa kau memakai baju ini?" Kiran menyentuh kemeja Rian.

"Kenapa? Karena warnanya sama?" Rian tertawa riang.

"Kita tidak merencanakannya, tapi bagaimana bisa kita sama-sama memakai baju warna biru?"

"Itu karena ikatan batin kita kuat, sayang." Ujar Rian lembut.

Kalimat sederhana yang berhasil membuat Kiran melambung ke awan.

(Cuih dasar buaya darat penjahat kelamin!)

"Hmmm..." Mira berdeham. Tiba-tiba saja, dia sudah berdiri di antara pasangan yang sedang di mabuk rindu itu.

"Miraaa, kau ini kenapa?" Tegur Kiran.

"Jika tidak ingin di ganggu, jangan menghalangi pintu!" Cerocos mulut tajam Mira.

"Pergi sana!" Usir Mira.

Wajah Kiran merona, sewarna dengan darah di dalam tubuhnya.

"Ayo kita pergi saja! Disini ada lalat pengganggu!" Kiran menggamit lengan Rian. "Kiper itu jaga gawang, bukan jaga pintu!" Goda Kiran.

"Kakak, jangan terlalu lama pulangnya!" Seru Mira, tak mengindahkan godaan kakaknya.

"Iya nyonya pengacara!" Jawab Kiran sembari berjalan menuju taksi yang sudah menunggu. Hatinya sedang berbunga-bunga. Tidak ada kata yang bisa mengungkapkan bagaimana perasaannya malam ini.

Makan malam berdua bersama kekasih hatinya yang sedang berulang tahun. Ah, indahnya cinta.

...----------------...

Mobil berwarna putih mewah berhenti di depan pagar. Mira membukakan pintu.

"Kiran ada di rumah, Mir?" Tanya Aira tanpa basa-basi. Wajahnya pucat dan kusut.

"Kak Kiran sedang makan malam di luar bersama kak Rian. Kakak tidak diberitahu kak Aira?"

Aira menggeleng. "Kiran tidak menjawab teleponku."

"Bagaimana dia akan menjawabnya, ponselnya saja tertinggal. Kakak seperti tidak tahu kak Kiran saja, jika dia sedang bersama kekasihnya pasti akan melupakan segalanya." Mira menyengir kuda.

"Kiran makan malam dimana?"

"Di restoran xx."

...----------------...

Mereka menuju restoran xx yang berada di jalan XX. Ruangan itu menggunakan penerangan berbagai efek warna, hingga meninggalkan kesan teduh dan hangat.

Tiap meja dilengkapi dengan lilin aroma terapi. Di panggung kecil sekelompok band menyanyikan lagu-lagu klasik. Bola mata Kiran tak lepas dari seorang pria yang bermain gitar.

"Kau serius sekali memandang mereka, sayang." Tegur Rian.

"Melihat gitaris itu, aku jadi teringat bos."

"Sayang, ini kencan kita! Jangan membawa masalah pekerjaan daj membahas bosmu itu! Yang ada hanya aku-kamu, Kita!" Rian menggenggam jemari Kiran lembut.

"Terima Kasih, kak Rian. Kau selalu membuatku merasa istimewa."

"Bagiku, kau memang sangat istimewa."

"Aku senang kau bisa menyempatkan waktumu untuk menemuiku, walau hanya sebentar." Mereka berdua tertawa bahagia.

"Aku sangat merindukanmu."

Untuk beberapa lama, acara dan adegan romantis itu berjalan lancar. Setiap kata-kata yang sangat manis keluar dari mulut Rian, membuat hati Kiran semakin berbunga-bunga dan melambung tinggi ke langit.

Rian mengangkat jemari Kiran yang masih berada di dalam genggamannya, lalu mengecup dengan penuh perasaan.

...----------------...

Aira memasuki area parkir restoran. Beberaoa saat gadis itu berdiri saja di samping mobilnya. Ia menimbang-nimbang, apakah keputusannya kali ini tepat. Dia merasa bersalah merusak makan malam Kiran dan Rian, tapi disisi lain Aira takut Kiran menjadi korban kebejatan Rian berikutnya.

Aira melangkah memasuki restoran dengan percaya diri, ia menangkap sosok sepasang kekasih itu sedang duduk berdua, dengan tangan Kiran berada dalam genggaman tangan Rian.

Aira terus mendekatinya, hingga ia mendengar apa yang akan di katakan Rian pada Kiran.

"I love you, dear. Aku dan kamu se..."

"Selamanya!" Aira memotong ucapan Rian. Mereka berdua spontan menatap Aira.

"Kau sangat tidak kreatif, Rian! Kalimat itu juga kan yang sering kau ucapkan pada wanita-wanita malammu itu?"

"Aira, apa yang kau lakukan?" Kiran memandang Aira tajam.

"Kalimat dan adegan ini juga yang Rian praktekkan pada wanitanya pada saat aku bertemu dengannya secara tak sengaja di Bandung! Bahkan sampai sebuah insiden besar menimpaku!" Aira membalas tatapan Kiran.

"Aira, Aira! Jadi hanya ini yang akan kau katakan pada Kiran? Dia sudah tahu segalanya, dan kau tahu? Kiran sudah memaafkanku!" Rian tertawa mengejek.

"Dasar laki-laki br*ngsek! Kau hanya bisa merusak wanita!" Aira kembali menitikkan air matanya mengingat insiden yang terjadi padanya.

"Tidak usah mengurusi..."

"Stop! stop!" Kiran berteriak, menyudahi perdebatan antara Aira dan Rian. "Sebenarnya ada apa ini?" Tanya Kiran tak mengerti. Kiran menatap Aira dan Rian bergantian.

"Sahabatmu ini, dia selalu ikut campur dalam hubungan kita!"

"Aku kemari hanya ingin menyelamatkanmu, Aira! Dan aku hanya ingin memastikan, benar atau tidak kau bisa memaafkan laki-laki bejat ini?!" Aira mengacungkan telunjuknya di depan wajah Rian.

"Aku benar-benar tidak mengerti!" Kiran berteriak, beberapa pengunjung menoleh ke arah mereka.

"Kejadian yang di Bandung itu, Kiran! Pada saat aku memergoki Rian berduaan dengan wanita lain, bahkan dia melakukan hal yang sama, seperti yang dilakukannya tadi padamu! Aku ingin memberi tahumu waktu itu langsung, tapi laki-laki bejat ini menangkapku, bahkan ia melecehkanku!" Jelas Aira dengan air mata yang kembali membasahi pipinya setiap kali mengingat kejadian itu.

"Maksudmu, kak Rian selingkuh? Dan dia memperk*samu?" Tanya Kiran tak percaya.

Aira membuka ponselnya, lalu menunjukkan sebuah foto dimana Rian sedang mengecup jemari perempuan lain, lalu menunjukkan sebuah video dirinya yang sedang dilecehkan oleh Rian. Video itu diambil dari rekaman cctv apartemen Rian, sepulang Aira dari apartemen Rian dengan keadaan yang sudah sangat kacau.

"Kak Rian, apa ini? Aku tidak pernah menyangka kau akan setega itu! Bahkan, aku tidak menyangka kau aka melakukan hak sehina dan sebejat itu pada Aira?!"

Kiran meraih tasnya, lalu berlari keluar dari restoran itu menuju area parkir. Aira mengikuti Kiran, dan berhasil menyusulnya yang masih berada di parkiran.

"Maafkan aku, Kiran. Aku tidak bermaksud seperti itu, tapi aku hanya ingin menyelamatkanmu." Ucap Aira sambil memasukkan Kiran pada pelukannya.

"Kau menyelamatkanku, tapi kau sendiri terkena pelecehan. Aku bahkan tidak berani meminta maaf padamu."

Keduanya terdiam, saat ini Kiran hanya ingin menangis, menangis, dan menangis. Menangisi kebodohannya yang mencintai pria bejat seperti Rian, menangisi dirinya sendiri yang sudah membuat sahabatnya dilecehkan kekasihnya.

Bersambung...

Jangan lupa Like ya, atau author mau hiatus aja 😭😭😭😭

Terpopuler

Comments

Ernadina 86

Ernadina 86

knapa gak di laporkan kalo udah ada bukti

2023-06-03

0

Ellsyfa

Ellsyfa

rian pantas d penjara

2022-10-01

0

hayati nopi

hayati nopi

Aira kasian banget...
dilecehin sama pacar sahabat sendiri

2021-03-10

0

lihat semua
Episodes
1 Pencarian Sekretaris Baru
2 Bekerja Dalam Tekanan
3 Lupa
4 Lupa 2
5 Air Mata Bukan Tanda Lemah
6 Kakek Lampir
7 Perselingkuhan Rian
8 Event Sid
9 Event Sid II
10 Wanita Misterius Sid?
11 Terbongkarnya Perselingkuhan Rian
12 Air Mata Untuk Cinta
13 Mabuk
14 Kotak Sabun
15 Pengkhianatan di Masa Lalu
16 Mabuk Lagi
17 Mencurahkan Isi Hati
18 Mencurahkan Isi Hati II
19 Hadiah Untuk Kiran
20 Datang Terlambat
21 Berkunjung ke Rumah Kiran
22 Hari Spesial
23 Berbeda
24 Bermulanya Tumbuh Cinta
25 Ikhsan Yang Malang
26 Diam-Diam Merindukan
27 Makan Siang Bersama
28 Cemburu
29 Ingin Dirimu
30 Menjodohkan Kiran dan Siddharth
31 Kedatangan Kanaya ke Kantor
32 Menyatakan Cinta
33 Tidak Jadi Pergi
34 Hari Pertama Menghabiskan Waktu Bersama
35 Taman Kenangan
36 Hari Terakhir Bersama
37 Kenangan Perpisahan
38 Pernikahan dan Keterkejutan Siddharth
39 Pernikahan
40 Kekacauan di Luar Gedung
41 Membuka Kado
42 Hukuman Untuk Kanaya
43 Gagal Menanam
44 Kiran Marah
45 Bulan Madu
46 Olahraga Pertama
47 Bersantai
48 Pulang
49 Mencari Ayah Deva
50 Akhir dari Kanaya
51 Ayah Deva Sadar
52 Sikap Aneh Kiran
53 Kiran Hamil?
54 Ngidam Tengah Malam
55 Mengabari Ibu Rhea
56 Perut Kiran Sakit
57 Pengumuman
58 Pendarahan
59 Terbongkar
60 Kiran Kerasukan?
61 Kiran Kerasukan? II
62 Ketegasan Siddharth
63 Ceraikan Aku!
64 Ingin Ke Rumah Ibu
65 Pembalasan Maya
66 Pelabuhan Ratu
67 Terlambat
68 Hati yang Saling Terikat
69 Siddharth Yang Rapuh
70 Usia Kehamilan ke Delapan Bulan
71 Proyek Wisata Pulau Terpencil
72 Bulan Ke Sembilan
73 Firasat Hati yang Kuat
74 Dipertemukan Kembali
75 Rumah Untuk Kakek Narja dan Nenek Anjum
76 Kelahiran Siddharth Junior
77 Siran Kallandra Adeva Rafandi
78 Donat Ditaburi Gula Pasir
79 Alasan Kepergian Rafa
80 Pulang
81 Peringatan Kematian Bunda Aisha
82 Pertumbuhan Baby Kal
83 Obrolan Pagi Hari
84 Jalan-jalan Berdua
85 Kiran Hamil Lagi?
86 Dua Embrio
87 Kebahagiaan Kiran dan Kesedihan Ami
88 Kerasnya Kehidupan
89 Memindahkan Rafa
90 Hukuman dari Siddharth
91 Kiran Shock Berat
92 Kemarahan Siddharth
93 Melihat Sosok Yang Telah Lama Tiada
94 Bunda Masih Hidup?
95 Pulang ke Rumah
96 Bahaya Yang Selalu Mengintai
97 Mengantar Ke Bandara
98 Kal Yang Bersembunyi
99 Sandiwara Kematian Bi Asih
100 Mencari Rekaman CCTV (London)
101 Memulai Perang yang Sesungguhnya
102 Kecerdikan Kiran
103 Fakta Sebenarnya
104 Bersatu Lawan Musuh!
105 Rio, Aira, Ami, Rafa Yang Datang Membantu
106 Ibu Aisha Menyerahkan Diri
107 Akhir Kisah Dendi
108 Membuka Lembaran Baru
109 Menyambut Kebahagiaan
110 Peresmian Pembukaan Pulau Siran (End)
111 Bonus I : Pertumbuhan Janin Kembar
112 Menyambut Kelahiran Si Kembar
113 Kasih Sayang Kal pada Ira dan Ima
114 Kal Yang Mandiri
115 Tampilan Novel Siran
116 Mengantar ke Asrama
117 Keakraban Keyra dan Siran
118 Jahilnya Si Kembar
119 Keyra Sakit
120 Meninggalkan Asrama
121 Membuka Identitas Kal
122 Pengumuman
123 Satu Telepon Perenggut Nyawa
124 Kebangkrutan
125 Menginginkan Anak ke Empat
126 Hasil Tes Sid dan Kiran
127 Ngidam Pertama di Kehamilan ke Tiga
128 Ditunda
129 Bersedih
130 Resmi Season 2
131 Ke-1 (Season 2)
132 Ke-2 (Season 2)
133 Ke-3 (Season2)
134 Ke-4 (Season2)
135 Ke-5 (Season2)
136 Ke-6 (Season2)
137 Ke-7 (Season2)
138 Ke-8 (Season2)
139 Ke-9 (Season 2)
140 Ke-10 (Season 2)
141 Ke-11 (Season 2)
142 Ke-12 (Season 2)
143 Ke-13 (Season 2)
144 Ke-14 (Season 2)
145 Ke-15 (Season 2)
146 Ke-16 (Season 2)
147 Ke-17 (Season 2)
148 Ke-18 (Season 2)
149 Ke-19 (Season 2)
150 Ke-20 (Season 2)
151 Ke-21 (Season 2)
152 Ke-22 (Season 2)
153 Ke-23 (Season 2)
154 Sampai Jumpa
155 Ke-24 (Season 2)
156 Ke-25 ( Season 2 )
157 Ke-26 ( Season 2 )
158 Ke-27
159 Ke-28
160 Ke-29
161 Ke-30
162 Ke-31
163 Ke-32
164 Ke-33
165 Ke-34
166 Ke-35
167 Ke-36
168 Ke-37 Tamat
169 Mampir Yuk
170 Promosi "Selir Rahasia CEO Casanova"
171 Promo Lagi
172 Di Baca
Episodes

Updated 172 Episodes

1
Pencarian Sekretaris Baru
2
Bekerja Dalam Tekanan
3
Lupa
4
Lupa 2
5
Air Mata Bukan Tanda Lemah
6
Kakek Lampir
7
Perselingkuhan Rian
8
Event Sid
9
Event Sid II
10
Wanita Misterius Sid?
11
Terbongkarnya Perselingkuhan Rian
12
Air Mata Untuk Cinta
13
Mabuk
14
Kotak Sabun
15
Pengkhianatan di Masa Lalu
16
Mabuk Lagi
17
Mencurahkan Isi Hati
18
Mencurahkan Isi Hati II
19
Hadiah Untuk Kiran
20
Datang Terlambat
21
Berkunjung ke Rumah Kiran
22
Hari Spesial
23
Berbeda
24
Bermulanya Tumbuh Cinta
25
Ikhsan Yang Malang
26
Diam-Diam Merindukan
27
Makan Siang Bersama
28
Cemburu
29
Ingin Dirimu
30
Menjodohkan Kiran dan Siddharth
31
Kedatangan Kanaya ke Kantor
32
Menyatakan Cinta
33
Tidak Jadi Pergi
34
Hari Pertama Menghabiskan Waktu Bersama
35
Taman Kenangan
36
Hari Terakhir Bersama
37
Kenangan Perpisahan
38
Pernikahan dan Keterkejutan Siddharth
39
Pernikahan
40
Kekacauan di Luar Gedung
41
Membuka Kado
42
Hukuman Untuk Kanaya
43
Gagal Menanam
44
Kiran Marah
45
Bulan Madu
46
Olahraga Pertama
47
Bersantai
48
Pulang
49
Mencari Ayah Deva
50
Akhir dari Kanaya
51
Ayah Deva Sadar
52
Sikap Aneh Kiran
53
Kiran Hamil?
54
Ngidam Tengah Malam
55
Mengabari Ibu Rhea
56
Perut Kiran Sakit
57
Pengumuman
58
Pendarahan
59
Terbongkar
60
Kiran Kerasukan?
61
Kiran Kerasukan? II
62
Ketegasan Siddharth
63
Ceraikan Aku!
64
Ingin Ke Rumah Ibu
65
Pembalasan Maya
66
Pelabuhan Ratu
67
Terlambat
68
Hati yang Saling Terikat
69
Siddharth Yang Rapuh
70
Usia Kehamilan ke Delapan Bulan
71
Proyek Wisata Pulau Terpencil
72
Bulan Ke Sembilan
73
Firasat Hati yang Kuat
74
Dipertemukan Kembali
75
Rumah Untuk Kakek Narja dan Nenek Anjum
76
Kelahiran Siddharth Junior
77
Siran Kallandra Adeva Rafandi
78
Donat Ditaburi Gula Pasir
79
Alasan Kepergian Rafa
80
Pulang
81
Peringatan Kematian Bunda Aisha
82
Pertumbuhan Baby Kal
83
Obrolan Pagi Hari
84
Jalan-jalan Berdua
85
Kiran Hamil Lagi?
86
Dua Embrio
87
Kebahagiaan Kiran dan Kesedihan Ami
88
Kerasnya Kehidupan
89
Memindahkan Rafa
90
Hukuman dari Siddharth
91
Kiran Shock Berat
92
Kemarahan Siddharth
93
Melihat Sosok Yang Telah Lama Tiada
94
Bunda Masih Hidup?
95
Pulang ke Rumah
96
Bahaya Yang Selalu Mengintai
97
Mengantar Ke Bandara
98
Kal Yang Bersembunyi
99
Sandiwara Kematian Bi Asih
100
Mencari Rekaman CCTV (London)
101
Memulai Perang yang Sesungguhnya
102
Kecerdikan Kiran
103
Fakta Sebenarnya
104
Bersatu Lawan Musuh!
105
Rio, Aira, Ami, Rafa Yang Datang Membantu
106
Ibu Aisha Menyerahkan Diri
107
Akhir Kisah Dendi
108
Membuka Lembaran Baru
109
Menyambut Kebahagiaan
110
Peresmian Pembukaan Pulau Siran (End)
111
Bonus I : Pertumbuhan Janin Kembar
112
Menyambut Kelahiran Si Kembar
113
Kasih Sayang Kal pada Ira dan Ima
114
Kal Yang Mandiri
115
Tampilan Novel Siran
116
Mengantar ke Asrama
117
Keakraban Keyra dan Siran
118
Jahilnya Si Kembar
119
Keyra Sakit
120
Meninggalkan Asrama
121
Membuka Identitas Kal
122
Pengumuman
123
Satu Telepon Perenggut Nyawa
124
Kebangkrutan
125
Menginginkan Anak ke Empat
126
Hasil Tes Sid dan Kiran
127
Ngidam Pertama di Kehamilan ke Tiga
128
Ditunda
129
Bersedih
130
Resmi Season 2
131
Ke-1 (Season 2)
132
Ke-2 (Season 2)
133
Ke-3 (Season2)
134
Ke-4 (Season2)
135
Ke-5 (Season2)
136
Ke-6 (Season2)
137
Ke-7 (Season2)
138
Ke-8 (Season2)
139
Ke-9 (Season 2)
140
Ke-10 (Season 2)
141
Ke-11 (Season 2)
142
Ke-12 (Season 2)
143
Ke-13 (Season 2)
144
Ke-14 (Season 2)
145
Ke-15 (Season 2)
146
Ke-16 (Season 2)
147
Ke-17 (Season 2)
148
Ke-18 (Season 2)
149
Ke-19 (Season 2)
150
Ke-20 (Season 2)
151
Ke-21 (Season 2)
152
Ke-22 (Season 2)
153
Ke-23 (Season 2)
154
Sampai Jumpa
155
Ke-24 (Season 2)
156
Ke-25 ( Season 2 )
157
Ke-26 ( Season 2 )
158
Ke-27
159
Ke-28
160
Ke-29
161
Ke-30
162
Ke-31
163
Ke-32
164
Ke-33
165
Ke-34
166
Ke-35
167
Ke-36
168
Ke-37 Tamat
169
Mampir Yuk
170
Promosi "Selir Rahasia CEO Casanova"
171
Promo Lagi
172
Di Baca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!