Event Sid II

"Mana Sid? Kenapa lama sekali?" Sebuah suara kemayu menyapa. Eri.

"Masih di ruangan ganti, pak. Sebentar saya akan memanggilnya dulu."

"Acaranya sudah dimulai. Sid tampil untuk pembuka. Tolong katakan padanya untuk cepat naik ke panggung!" Wajah Eri cemas.

Sebelum Kiran sempat menyusul, Sid sudah berdiri di sampingnya. Dia membawa sebuah gitar berwarna cokelat. Kiran mengamatinya. Sid mengenakan sepatu tali berwarna abu, dipadukan dengan celana jeans hitam. Kaos merah melekat manis di tubuhnya yang gagah, dilapisi jaket kulit berwarna hitam, senada dengan celananya.

"Kenapa melihatku seperti itu? Apa kau tidak memiliki pekerjaan lain?" Sid menatap lurus ke depan, ke bagian panggung. Ia sama sekali tak menoleh pada Kiran yang masih memandangnya penuh ke kaguman.

Tampan! Kau sangat tampan, tapi sayang hatimu tidak setampan wajahmu.

"Pak, kau tampan sekali malam ini." Kiran langsung menutup mulutnya dengan tangannya.

Mulut gila, bisa-bisanya kau memuji kakek lampir ini.

"Kapan aku tidak tampan?" Sid tiba-tiba berpaling menghadap Kiran, membuat gadis itu gelagapan.

"Sid, cepat! Acara sudah dimulai!" Eri tiba-tiba muncul. Dia menarik lengan Sid menuju belakang panggung. Kiran berkeliling, memastikan persiapan SAR E-Group.

Setelah itu, ia duduk di sebuah kursi bagian depan. Semua tempat sudah hampir terisi.

Sebuah tirai bergerak turun, menutupi panggung. Beberapa detik kemudian, tirai itu membuka kembali. Sebuah lampu sorot tertuju ke panggung, menyinari sesosok tubuh. Kiran mencondongkan tubuh ke depan, memerhatikan seseorang yang berdiri di tengah panggung.

Sid berdiri sempurna. Kedua lengannya memegang gitar dengan penuh perasaan. Jemarinya mulai memetik senar gitar.

Bibir Sid membuka, mengalunkan nyanyian merdu.

*Aku mengerti

Perjalanan hidup yang kini kau lalui

Ku berharap

Meski berat, kau tak merasa sendiri

Kau telah berjuang

Menaklukkan hari-harimu yang tak mudah

Biar ku menemanimu

Membasuh lelahmu

Izinkan kulukis senja

Mengukir namamu di sana

Mendengar kamu bercerita

Menangis, tertawa

Biar kulukis malam

Bawa kamu bintang-bintang

'Tuk temanimu yang terluka

Hingga kau bahagia

Aku di sini

Walau letih, coba lagi, jangan berhenti

Ku berharap

Meski berat, kau tak merasa sendiri

Kau telah berjuang

Menaklukkan hari-harimu yang tak indah

Biar ku menemanimu

Membasuh lelahmu

Izinkan kulukis senja

Mengukir namamu di sana

Mendengar kamu bercerita

Menangis, tertawa

Biar kulukis malam

Bawa kamu bintang-bintang

'Tuk temanimu yang terluka

Hingga kau bahagia, haa-haa

Haa-haa

Izinkan kulukis senja

Mengukir namamu di sana

Mendengar kamu bercerita

Menangis, tertawa

Biar kulukis malam

Bawa kamu bintang-bintang

'Tuk temanimu yang terluka

Hingga kau bahagia

'Tuk temanimu yang terluka

Hingga kau bahagia*

Sid menyanyikan lagu Melukis Senja yang dinyanyikan oleh Budi Doremi.

Setelah selesai, semua orang bertepuk tangan untuk Sid. Saat hendak turun dari panggung, tiba-tiba Eri menahannya.

"Sid, aku mohon kali ini kabulkan keinginanku!"

"Apalagi?" Ketus Sid.

"Mainkan saxophone!"

"Tidak!" Jawab sid dengan nada dingin.

"Aku mohon!" Pinta Eri dengan wajah memelas.

"Baiklah." Sid mengambil sebuah saxophone yang dibawa Eri, lalu kembali naik ke panggung.

Sebuah Clip on sudah terlait di kerah jaket kulitnya. Kedua lengannya menggenggam alat musik itu dengan penuh perasaan.

Bibir Sid kembali terbuka, mengalunkan nyanyian yang merdu lagi.

*I do swear that I'll always be there

I'd give anything

"From this moment*." Kiran menggumam. Lagu Shania Twain ini merupakan lagu kesukaannya.

And everything

And I will always care

Through weakness and strength, happiness and sorrow

For better, for worse, I will love you

With every bear of my heart

Seorang wanita berjalan mendekat. Tapi, karena tak mendapat kursi kosong lagi, dia berdiri di samping Kiran. Kiran meliriknya sekilas. Cantik, wajahnya putih bersih. Dia mengenakan kemeja biru dengan rok katun warna navy.

Sid meniup saxophone. Lembut, teratur, tetapi menyiratkan sebuah kekuatan. Kekuatan cinta. Saat masuk ke bagian reffrain, Kiran merasa terbawa suasana. Sid sangat serasi dengan alat musik itu.

Sesekali dia menunduk, terkadang menengadah dengan posisi alat musik berada di atas tubuhnya.

Sangat mengagumkan. Sid benar-benar ahli dengan alat musik tiup itu.

Sid menghentikan permainannya, lalu kembali bernyanyi.

From this moment

As long as i live i will love you

I promise you this

There is nothing i wouldn't give

From this moment on

Secara tiba-tiba, Sid beralih lagi pada alat musiknya. Kembali menyatu dan bercinta untuk menyuarakan kekuatan perasaan. Kiran menahan napas. Akhirnya, tiupan itu mulai melemah dan semakin lirih.

From this moment on...

Sid menyelesaikan baris terakhir lagu itu, lalu hening. Sedetik kemudian, terdengar gemuruh tepuk tangan memenuhi atrium. Kiran berdiri dan bertepuk tangan dengan keras.

Tanpa sadar, air mata mengaliri wajahnya. Entah apa yang menjadi penyebabnya, tapi dia merasa ada ikatan gaib antara lagu itu dengan Sid. Sesuatu yang sulit dijabarkan. Sesuatu itu seperti... Luka.

Tirai tertutup, lalu selanjutnya kembali terbuka dan menampilkan sebuah band. Kiran berjalan menuju ke belakang panggung, ia melihat Sid sudah mengganti bajunya dan mengemasi gitarnya. Kiran berdiri di sisinya.

"Jangan melihatku seperti itu, kau seperti ingin melamarku saja! Risih!." Semprot Sid, galak.

"Pak, permainan anda sangat luar biasa. Membuatku sangat terharu." Kiran mengaku.

"Kiran, Kiran. Melankolis sekali kau ini. Jadi perempuan itu harus kuat, jangan sampai kau diremehkan laki-laki!" Sid menutup tas gitarnya.

"Saya rasa anda berjodoh dengan Saxophone itu. Sangat cocok."

"Berjodoh? Maksudmu aku harus menikahi alat musik itu? Begitu?! Aneh!"

Kiran sudah akan berbicara lagi, ketika dia merasa seseorang mendekat. Sid mendongak, lalu berdiri.

"Sid, apa kabar?" Sapa suara lembut khas perempuan itu.

Kiran terkesiap, wanita itu adalah wanita yang tadi berdiri di sampingnya, yang menikmati permainan Sid dengan sepenuh hati.

Siapa wanita ini? Dia sepertinya mengenal pak Sid? Apa jangan-jangan dia kekasih pak Sid?

Hati Kiran tiba-tiba saja merasakan sakit, entah apa penyebabnya.

Hei, kenapa aku sedih? Memangnya kenapa jika dia kekasihnya pak Sid?

Kiran berdiri mematung. Telapak kakinya seolah terpaku ke lantai. Kiran memutar kepala, menatap Sid. Pria itu berdiri tegak, dengan ekspresi sedingin es. Pun, saat wanita itu berjalan menghampiri.

"Sid, aku merindukanmu. Sangat merindukanmu." Ucap wanita itu lirih.

Deg...

Kiran merasa hatinya begitu sedih, mendengar kata-kata wanita itu.

Wajah wanita itu tampak menderita, seperti tengah menggendong seluruh beban dunia.

"Sorry, aku harus pergi! Ayo Kiran!" Sid menarik tangan Kiran dengan salah satu tangannya dan tangan lainnya meraih gitarnya, dan beranjak.

Sebelum dia sempat menjauh, wanita itu meraih lengannya yang memegang gitar dan menyentakkannya tiba-tiba, hingga tubuh Sid berbalik dan berdiri persis di hadapannya begitu juga dengan Kiran ikut berbalik.

Bersambung...

Jangan lupa like ya... like gratis kok 😊😁

Terpopuler

Comments

Zee Ka

Zee Ka

mantan y sid yg membunuh bunda y sid

2021-05-26

0

Sunarti

Sunarti

siapa dia..?

2021-02-26

1

Poeji Endhelya

Poeji Endhelya

Visual nya dong thor, 😘😘😘😘😘

2021-02-07

1

lihat semua
Episodes
1 Pencarian Sekretaris Baru
2 Bekerja Dalam Tekanan
3 Lupa
4 Lupa 2
5 Air Mata Bukan Tanda Lemah
6 Kakek Lampir
7 Perselingkuhan Rian
8 Event Sid
9 Event Sid II
10 Wanita Misterius Sid?
11 Terbongkarnya Perselingkuhan Rian
12 Air Mata Untuk Cinta
13 Mabuk
14 Kotak Sabun
15 Pengkhianatan di Masa Lalu
16 Mabuk Lagi
17 Mencurahkan Isi Hati
18 Mencurahkan Isi Hati II
19 Hadiah Untuk Kiran
20 Datang Terlambat
21 Berkunjung ke Rumah Kiran
22 Hari Spesial
23 Berbeda
24 Bermulanya Tumbuh Cinta
25 Ikhsan Yang Malang
26 Diam-Diam Merindukan
27 Makan Siang Bersama
28 Cemburu
29 Ingin Dirimu
30 Menjodohkan Kiran dan Siddharth
31 Kedatangan Kanaya ke Kantor
32 Menyatakan Cinta
33 Tidak Jadi Pergi
34 Hari Pertama Menghabiskan Waktu Bersama
35 Taman Kenangan
36 Hari Terakhir Bersama
37 Kenangan Perpisahan
38 Pernikahan dan Keterkejutan Siddharth
39 Pernikahan
40 Kekacauan di Luar Gedung
41 Membuka Kado
42 Hukuman Untuk Kanaya
43 Gagal Menanam
44 Kiran Marah
45 Bulan Madu
46 Olahraga Pertama
47 Bersantai
48 Pulang
49 Mencari Ayah Deva
50 Akhir dari Kanaya
51 Ayah Deva Sadar
52 Sikap Aneh Kiran
53 Kiran Hamil?
54 Ngidam Tengah Malam
55 Mengabari Ibu Rhea
56 Perut Kiran Sakit
57 Pengumuman
58 Pendarahan
59 Terbongkar
60 Kiran Kerasukan?
61 Kiran Kerasukan? II
62 Ketegasan Siddharth
63 Ceraikan Aku!
64 Ingin Ke Rumah Ibu
65 Pembalasan Maya
66 Pelabuhan Ratu
67 Terlambat
68 Hati yang Saling Terikat
69 Siddharth Yang Rapuh
70 Usia Kehamilan ke Delapan Bulan
71 Proyek Wisata Pulau Terpencil
72 Bulan Ke Sembilan
73 Firasat Hati yang Kuat
74 Dipertemukan Kembali
75 Rumah Untuk Kakek Narja dan Nenek Anjum
76 Kelahiran Siddharth Junior
77 Siran Kallandra Adeva Rafandi
78 Donat Ditaburi Gula Pasir
79 Alasan Kepergian Rafa
80 Pulang
81 Peringatan Kematian Bunda Aisha
82 Pertumbuhan Baby Kal
83 Obrolan Pagi Hari
84 Jalan-jalan Berdua
85 Kiran Hamil Lagi?
86 Dua Embrio
87 Kebahagiaan Kiran dan Kesedihan Ami
88 Kerasnya Kehidupan
89 Memindahkan Rafa
90 Hukuman dari Siddharth
91 Kiran Shock Berat
92 Kemarahan Siddharth
93 Melihat Sosok Yang Telah Lama Tiada
94 Bunda Masih Hidup?
95 Pulang ke Rumah
96 Bahaya Yang Selalu Mengintai
97 Mengantar Ke Bandara
98 Kal Yang Bersembunyi
99 Sandiwara Kematian Bi Asih
100 Mencari Rekaman CCTV (London)
101 Memulai Perang yang Sesungguhnya
102 Kecerdikan Kiran
103 Fakta Sebenarnya
104 Bersatu Lawan Musuh!
105 Rio, Aira, Ami, Rafa Yang Datang Membantu
106 Ibu Aisha Menyerahkan Diri
107 Akhir Kisah Dendi
108 Membuka Lembaran Baru
109 Menyambut Kebahagiaan
110 Peresmian Pembukaan Pulau Siran (End)
111 Bonus I : Pertumbuhan Janin Kembar
112 Menyambut Kelahiran Si Kembar
113 Kasih Sayang Kal pada Ira dan Ima
114 Kal Yang Mandiri
115 Tampilan Novel Siran
116 Mengantar ke Asrama
117 Keakraban Keyra dan Siran
118 Jahilnya Si Kembar
119 Keyra Sakit
120 Meninggalkan Asrama
121 Membuka Identitas Kal
122 Pengumuman
123 Satu Telepon Perenggut Nyawa
124 Kebangkrutan
125 Menginginkan Anak ke Empat
126 Hasil Tes Sid dan Kiran
127 Ngidam Pertama di Kehamilan ke Tiga
128 Ditunda
129 Bersedih
130 Resmi Season 2
131 Ke-1 (Season 2)
132 Ke-2 (Season 2)
133 Ke-3 (Season2)
134 Ke-4 (Season2)
135 Ke-5 (Season2)
136 Ke-6 (Season2)
137 Ke-7 (Season2)
138 Ke-8 (Season2)
139 Ke-9 (Season 2)
140 Ke-10 (Season 2)
141 Ke-11 (Season 2)
142 Ke-12 (Season 2)
143 Ke-13 (Season 2)
144 Ke-14 (Season 2)
145 Ke-15 (Season 2)
146 Ke-16 (Season 2)
147 Ke-17 (Season 2)
148 Ke-18 (Season 2)
149 Ke-19 (Season 2)
150 Ke-20 (Season 2)
151 Ke-21 (Season 2)
152 Ke-22 (Season 2)
153 Ke-23 (Season 2)
154 Sampai Jumpa
155 Ke-24 (Season 2)
156 Ke-25 ( Season 2 )
157 Ke-26 ( Season 2 )
158 Ke-27
159 Ke-28
160 Ke-29
161 Ke-30
162 Ke-31
163 Ke-32
164 Ke-33
165 Ke-34
166 Ke-35
167 Ke-36
168 Ke-37 Tamat
169 Mampir Yuk
170 Promosi "Selir Rahasia CEO Casanova"
171 Promo Lagi
172 Di Baca
Episodes

Updated 172 Episodes

1
Pencarian Sekretaris Baru
2
Bekerja Dalam Tekanan
3
Lupa
4
Lupa 2
5
Air Mata Bukan Tanda Lemah
6
Kakek Lampir
7
Perselingkuhan Rian
8
Event Sid
9
Event Sid II
10
Wanita Misterius Sid?
11
Terbongkarnya Perselingkuhan Rian
12
Air Mata Untuk Cinta
13
Mabuk
14
Kotak Sabun
15
Pengkhianatan di Masa Lalu
16
Mabuk Lagi
17
Mencurahkan Isi Hati
18
Mencurahkan Isi Hati II
19
Hadiah Untuk Kiran
20
Datang Terlambat
21
Berkunjung ke Rumah Kiran
22
Hari Spesial
23
Berbeda
24
Bermulanya Tumbuh Cinta
25
Ikhsan Yang Malang
26
Diam-Diam Merindukan
27
Makan Siang Bersama
28
Cemburu
29
Ingin Dirimu
30
Menjodohkan Kiran dan Siddharth
31
Kedatangan Kanaya ke Kantor
32
Menyatakan Cinta
33
Tidak Jadi Pergi
34
Hari Pertama Menghabiskan Waktu Bersama
35
Taman Kenangan
36
Hari Terakhir Bersama
37
Kenangan Perpisahan
38
Pernikahan dan Keterkejutan Siddharth
39
Pernikahan
40
Kekacauan di Luar Gedung
41
Membuka Kado
42
Hukuman Untuk Kanaya
43
Gagal Menanam
44
Kiran Marah
45
Bulan Madu
46
Olahraga Pertama
47
Bersantai
48
Pulang
49
Mencari Ayah Deva
50
Akhir dari Kanaya
51
Ayah Deva Sadar
52
Sikap Aneh Kiran
53
Kiran Hamil?
54
Ngidam Tengah Malam
55
Mengabari Ibu Rhea
56
Perut Kiran Sakit
57
Pengumuman
58
Pendarahan
59
Terbongkar
60
Kiran Kerasukan?
61
Kiran Kerasukan? II
62
Ketegasan Siddharth
63
Ceraikan Aku!
64
Ingin Ke Rumah Ibu
65
Pembalasan Maya
66
Pelabuhan Ratu
67
Terlambat
68
Hati yang Saling Terikat
69
Siddharth Yang Rapuh
70
Usia Kehamilan ke Delapan Bulan
71
Proyek Wisata Pulau Terpencil
72
Bulan Ke Sembilan
73
Firasat Hati yang Kuat
74
Dipertemukan Kembali
75
Rumah Untuk Kakek Narja dan Nenek Anjum
76
Kelahiran Siddharth Junior
77
Siran Kallandra Adeva Rafandi
78
Donat Ditaburi Gula Pasir
79
Alasan Kepergian Rafa
80
Pulang
81
Peringatan Kematian Bunda Aisha
82
Pertumbuhan Baby Kal
83
Obrolan Pagi Hari
84
Jalan-jalan Berdua
85
Kiran Hamil Lagi?
86
Dua Embrio
87
Kebahagiaan Kiran dan Kesedihan Ami
88
Kerasnya Kehidupan
89
Memindahkan Rafa
90
Hukuman dari Siddharth
91
Kiran Shock Berat
92
Kemarahan Siddharth
93
Melihat Sosok Yang Telah Lama Tiada
94
Bunda Masih Hidup?
95
Pulang ke Rumah
96
Bahaya Yang Selalu Mengintai
97
Mengantar Ke Bandara
98
Kal Yang Bersembunyi
99
Sandiwara Kematian Bi Asih
100
Mencari Rekaman CCTV (London)
101
Memulai Perang yang Sesungguhnya
102
Kecerdikan Kiran
103
Fakta Sebenarnya
104
Bersatu Lawan Musuh!
105
Rio, Aira, Ami, Rafa Yang Datang Membantu
106
Ibu Aisha Menyerahkan Diri
107
Akhir Kisah Dendi
108
Membuka Lembaran Baru
109
Menyambut Kebahagiaan
110
Peresmian Pembukaan Pulau Siran (End)
111
Bonus I : Pertumbuhan Janin Kembar
112
Menyambut Kelahiran Si Kembar
113
Kasih Sayang Kal pada Ira dan Ima
114
Kal Yang Mandiri
115
Tampilan Novel Siran
116
Mengantar ke Asrama
117
Keakraban Keyra dan Siran
118
Jahilnya Si Kembar
119
Keyra Sakit
120
Meninggalkan Asrama
121
Membuka Identitas Kal
122
Pengumuman
123
Satu Telepon Perenggut Nyawa
124
Kebangkrutan
125
Menginginkan Anak ke Empat
126
Hasil Tes Sid dan Kiran
127
Ngidam Pertama di Kehamilan ke Tiga
128
Ditunda
129
Bersedih
130
Resmi Season 2
131
Ke-1 (Season 2)
132
Ke-2 (Season 2)
133
Ke-3 (Season2)
134
Ke-4 (Season2)
135
Ke-5 (Season2)
136
Ke-6 (Season2)
137
Ke-7 (Season2)
138
Ke-8 (Season2)
139
Ke-9 (Season 2)
140
Ke-10 (Season 2)
141
Ke-11 (Season 2)
142
Ke-12 (Season 2)
143
Ke-13 (Season 2)
144
Ke-14 (Season 2)
145
Ke-15 (Season 2)
146
Ke-16 (Season 2)
147
Ke-17 (Season 2)
148
Ke-18 (Season 2)
149
Ke-19 (Season 2)
150
Ke-20 (Season 2)
151
Ke-21 (Season 2)
152
Ke-22 (Season 2)
153
Ke-23 (Season 2)
154
Sampai Jumpa
155
Ke-24 (Season 2)
156
Ke-25 ( Season 2 )
157
Ke-26 ( Season 2 )
158
Ke-27
159
Ke-28
160
Ke-29
161
Ke-30
162
Ke-31
163
Ke-32
164
Ke-33
165
Ke-34
166
Ke-35
167
Ke-36
168
Ke-37 Tamat
169
Mampir Yuk
170
Promosi "Selir Rahasia CEO Casanova"
171
Promo Lagi
172
Di Baca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!