part 5

Sore harinya bastian dan tama tengah mengerjakan tugas yang diberikan oleh arsen untuk menghancurkan perusahaan seseorang yang tengah bermain main dengan keluarganya.

"lebih baik lo hubungi arsen, lihatlah dia sudah bekerja sejauh ini" ucap tama

"hmm oke" bastian langsung menelfon arsen untuk segera datang ke mansion tiger white.

"gimana?" tanya arsen kearah bastian dan tama sesaat setelah duduk di hadapan bastian dan tama.

"dia mulai bergerak ! sepertinya dia mulai akan menghancurkan perusahaanmu sen, salah satu anak buahnya sudah masuk kedalam perusahaanmu untuk mencuri data rahasia perusahaan, lo harus lebih waspada, gue udah memberi tahu Roxi untuk terus mengawasi gerak geriknya" ucap tama

"good"

"apa lo akan membunuhnya?" tanya tama

"bunuh lah ! untuk apa sampah kayak dia dibiarkan hidup" celetuk bastian sewot

"dia hanya pion ! yang dicuci otaknya untuk memuluskan kejahatannya,gue rasa kalau kita cuci balik otaknya jadi lebih menarik" tersenyum menyeringai

"waah ide bagus" bastian bertepuk tangan dia sangat setuju dan antusias.

"kalian tau?gue udah dapatkan data rahasia perusahaan mereka, dan mereka belum mengetahuinya" ucap bastian lagi

"waaah lo emang keren bas" tama memuji

Bastian langsung tersenyum lalu mengibaskan rambutnya kebelakang "iya lah bastian emang keren dan tampan"

bruuk bantal sofa melayang mengenai wajah bastian "sialan lo tam! "

"makanya nggak usah narsis gue pen muntah"

"iri bilang tam ! "

"diam ! " bentak arsen sembari memijat pelipisnya pusing melihat kedua sahabatnya selalu saja berdebat.

"cepat kita selesaikan ! gue pengen pulang" tambah arsen

"jangan pulang dulu lah sen, kita minum minum dulu"

"gue nggak bisa"

"kenapa?" tanya bastian

"valey akhir akhir ini melarang gue minum dia mual saat mencium bau wine, nanti bisa bisa gue diusir tidak boleh tidur bersamanya"

"ya sudahlah,kasian juga burung elo kalau sampai diusir kakak ipar" ucap tama sambil terkekeh bersama bastian.

Semua pekerjaan selesai sampai malam "besok perusahaan itu akan hancur! " bastian menyeringai.

"good job" ucap arsen kearah tama dan bastian.

"hahaha jelas kita selalu bisa lo andelin sen tapi jangan lupa bonusnya lo transfer entar" ucap tama sambil cengengesan.

"oke, gue balik" berlalu pergi tanpa menunggu jawaban dari bastian ataupun tama.

------

"gimana tadi pagi?" tanya tama yang saat ini tengah duduk berdampingan di sofa tempat biasa mereka menghabiskan waktu senggangnya.

"fiiiuuuuh" bastian menghela nafas panjang lalu bersandar di sofa

" bisa gue tebak kalau lo gagal"

"iya huwaaaa" pura pura nangis supaya mendapat simpati sahabatnya , merentangkan tangannya hendak memeluk tama

"stop !!" pekik tama sambil menahan wajah bastian dengan tangannya.

"dia bahkan selalu bicara ketus ke gue tam" menyandarkan badannya kesofa kembali.

"tam"

"hmm"

"gue tampan apa enggak si menurut elo?" tanya bastian

"biasa aja"

"cih" melengos tidak suka

"hahaha"

"tapi menurut gue, gue itu tampan bahkan lebih dari pada elo" ucapnya dengan penuh percaya diri.

Sekarang tama yang melengos tidak suka "cih merendahkan sekali padahal mendapatkan satu wanita saja lo nggak becus, beda cerita dengan gue semua wanita akan bertekuk lutut saat melihat senyum manis gue"

"terus gue gimana? lo udah janji mau membantu gue loh, mobil yang elo minta juga sudah gue kasih"

"kenapa nggak cari wanita yang lemah lembut atau yang sedikit manja sih? mereka akan bersemu merah hanya saat elo rayu dengan gombalan receh"

"nggak bisa! gue harus mendapatkannya!" ucapnya dingin penuh dengan penekanan.

"apa lo mencintainya atau hanya sebatas obsesi ingin memilikinya karena elo pernah ditolak?" tanya tama

"gue benar benar mencintainya. dan dia harus menjadi milik gue ! " pergi dari sana meninggalkan tama.

"itu obsesi bodoh ! kalau sampai bastian enggak mendapatkannya gue yakin si psyco gila itu akan membuat siapa saja yang mendekati gadis itu mati" batin tama sambil memijit pelipisnya pelan.