...Hari pertama bekerja....
...----------------...
Pagi yang cerah, sinar mentari pagi menapakan sinarnya, menghangatkan udara pagi yang sejuk. Di mana bertanda aktifitas kota kembali hidup setelah beristirahat semalaman. begitu juga degan dua anak manusia yang sedang belajar hidup mandiri, lepas dari kemewahan dan segala fasilitas yang mereka milik dahulu. Belajar hidup serba pas-pasan, tidak seperti yang meraka rasakan selama ini.
Naik angkutan umum. berdesak-desakan dengan penumpang lain yang sama-sama inggin berangkat bekerja.
Menghadapi tingkah aneh dari penumpang lain dan bersabar menghadapi tingkah mereka.
Kini keduanya tiba ditujuan, toko sembako dimana mereka pertama kali bertemu.
" Kalian sudah datang," pemilik toko menyebut kedatangan keduanya dengan ramah." Sekarang mulailah bekerja, sebentar lagi pembeli datang dan kalian layani mereka, bertanyalah denganku kalau kalian ada yang tidak paham.," menjelaskan dengan ramah. keduanya mengangguk.
Tak berselang lama, pembeli mulai berdatangan, keduanya mulai terlihat sibuk melayani pembeli. Keduanya juga terlihat kesusahan dalam melayani pelanggan. mereka banyak bertanya kepada sang pemilik akan letak barang yang dia cari, namun sang pemilik masih memaklumi hal itu. para pelanggan juga sedikit banyak membatu perkerja'an mereka degan mengambil apa-apa yang mereka cari, keduanya tinggal mencatat di selembar kertas lalu menyetor pada pemilik toko saat semua barang pelanggan selesai di catat dan mereka kemas dengan rapi.
Siang hari, toko mulai sepi dari pelanggan. melihat kerja keras mereka pemilik toko sangat puas dan mengajak keduanya untuk beristirahat sejenak sabil menikmati makan siang bersama. " kerja kalian cukup bagus, saya suka, pertahanan kan."
" Baik bu, terimakasih," jawab Ragata.
" Beristirahatlah, saat siang jarang ada pelanggan, dan akan kembali ramai saat cuaca sedikit teduh," pemilik toko menjelaskan sabil beranja pergi untuk kembali ke meja kasir.
" Apa kamu lelah?," Ragata melihat Cahaya memijit lengan, bahu dan betisnya.
" Iya, seumur hidup baru ini aku bekerja," Terus memijit bahu yang terasa pegal.
" Sama, aku juga, apa kamu butuh bantuan ku untuk memijit bahu mu.
flashback
"Ayak, apa kamu lelah, sini aku pijit bahu mu,"
" iya, aku lelah,"
" Sini, menghadaplah kesan biar aku pijit bahumu, pijitan dengan penuh kasih sayang dan cinta."
" Sebesar apa cinta mu?,"
" Sebesar gunung seluas samudra dan setinggi langit."
flashback on
"Ayak, kamu melamun?," Ragata mengibaskan tangannya tepat di wajah Cahaya. Cahaya bangkit, dan berlari kekamar mandi. " kenapa dia?," Bingung dengan tingkah Cahaya.
Di kamar mandi.
"Kamu bilang cinta mu seluas samudra dan setinggi langit, mana buktinya, mana.... hik hik hik," menagis. " lihat... lihat sekarang, kamu pergi begitu saja ninggalin aku dan anak kita, kamu jahat, aku benci sama kamu, hik hik hik.. " terua menangis
Flashback
Cahaya menarik kopernya masuk kehalaman sebuah rumah yang terletak di perumahan mewah. dengan sedikit ragu ia berjan, menatap rumah yang berdiri megah yang tampak sepi.
Aku harus menemunya, Memantapkan diri untuk bertemu dengan pemilik rumah. menarik nafas agar sedikit tenang, dan kembali berjalan menuju pintu utama yang terlihat cukup besar.
"Tok tok tok.
Mengetuk pintu rumah namun tak ada jawaban. mengulangi lagi namun masih tak ada yang kunjung datang. mengulang ketiga kalinya pintu itu di bukan dari dalam. Pekerja rumah tangga membuka pintu itu.
" Siang bu, saya Cahaya, saya mau..."
" Maaf, apa embaknya mau mencari tuan muda?, kalau iya, tuan muda sudah pergi keluaran negeri kemarin, melanjutkan kuliah di sana."
"Ke-keluar negeri?,"
" Iya,"
Kekecawa'an Cahaya semakin menjadi-jadi, rasa sakit yang dia rasa semakin bertambah, setelah apa yang dia lakukan padanya, kini orang yang Cahaya cintai pergi meninggalkan aip dalam hidupnya. Cahaya harus menanggung semuanya sendiri.
flashback on.
"Aku bersumpah tidak akan membiarkan kamu mendekati anak ku suatu saat nanti, meskipun kamu bersujud di kakiku!," Amarah Cahaya memuncak saat teringat akan hal-hal yang pernah di alami bersama sang kekasih.
Tok tok tok"
"Ayak, kamu tidak apa-apakan?,"
Ragata cemas karena mendegar suara tangisan dari kamar mandi.
Mendengar suara Ragata, Cahaya lekas membasuh muka, agar sembab di wajah nya tertutupi dengan bekas air di wajah nya.
Pintu kamar mandi Cahaya buka, melihat Ragata berdiri tepat di depan pintu. tidak mau menatap Raga. " Aku baik-baik saja, mari kita lanjut bekerja lagi." mencoba meyakinkan Ragata dengan ucapannya.
" Ayak, aku tadi mendengar tangisan dari dalam, apa kamu menangis?," masih penasaran dengan apa yang dia dengar.
" Oh Itu... itu suara ponsel, iya suara ponsel ku,"
" Ponsel?, tapi...
" Udah ayuk kedepan, bos nanti mencari kita." Menarik tangan Ragata. Ragata tersenyum senang saat Cahaya mengandeng tangan nya.
***
Salepas petang, keduanya sudah selesai dengan pekerja'an nya untuk hari ini. kembali ke kontrakan dengan berjalan kaki sambil mencari makan malam.
Keduanya kembali membeli nasi goreng. menikmati bersama sabil sesekali bercanda.
Selasa dari sana mereka kembali berjalan menuju kontrakan. mereka sengaja berjalan untuk menghemat pengeluaran. sekaligus menikmati indah kota saat malam hari, yang jauh berbeda saat siang hari.
"Ayak, selam hidup ku baru kali ini aku merasakan apa yang terjadi pada hari ini, berdesak-desakan di angkot, bertemu banyak orang dengan ragam sifat, makan di pinggir jalan, dan bekerja mencari uang sendiri."
" Aku juga, ini adalah pengalaman pertama ku,"
" Ternyata kita senasib, mari kita berjuang sama-sama, kita buktikan kepada mereka kalau kita bisa hidup mandiri!," Berucap penuh keyakinan.
" Kamu sangat bersemangat, aku jadi senang, karena aku tidak sendiri sekarang."
" Aku juga, mari berjanji, kalau kita akan bekerja keras bersama dan sukses bersama." Ragata meminta janji kelingking. Cahaya menyambut dengan gembira.
...----------------...
...PERHATIAN RAGATA....
...----------------...
Satu bulan kemudian. usia kandung Cahaya masuk bulan ke tiga, perut mulai terlihat membuncit meskipun tak begitu terlihat, rasa mual juga tak bisa di tutupi lagi.
Ragata semakin curiga dengan apa yang terjadi dengan Cahaya, namun enggan untuk bertanya. takut Cahaya tersinggung dan menjauhinya. Tanpa Cahaya ketahui Ragata mencari informasi di internet apa yang terjadi pada wanita yang seperti Cahaya alami. Kecuriga'an Ragata ternyata benar, apa yang Cahaya alami adalah tanda-tanda perempuan yang sedang hamil muda.
Setelah mendapatkan semua informasi, dapat Ragata simpulkan kalau Cahaya hamil di luar nikah bersama kekasih nya, bisa di lihat dari sikap Cahaya yang seperti keluarga berada, karena malu, Cahaya di usir oleh orang tuanya karena membawa aib dalam keluarga.
Dan semenjak itu Ragata jauh lebih peduli dan perhati'an dengan Cahaya. melarang Cahaya mengangkat berat, makan sembarangan, makan teratur dan membelikan buah yang baik untuk ibu hamil. Entah apa yang Ragata pikirkan dia mau melakukan hal itu, namun dia sangat senang saat memperlakukan Cahaya seperti itu, apa lagi melihat raut kebahagian di wajah Cahaya yang tak bisa Cahaya tutupi.
Anak baik, tumbuh lah dengan baik di sana, om janji akan menjaga ibu kamu dengan baik .
Menatap perut Cahaya yang tertutup kaos besar yang Cahaya pakai. keduanya sedang berada di angkutan umum menuju tempat mereka bekerja.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Fitri Chan
mampir kak, 🥰
salam dari ada cinta di balik kebencian 🙏
2021-10-10
0
🦊⃫⃟⃤Haryani_hiatGC𝕸y💞🎯™
hadirku kak🙏
2021-08-18
0
Titik pujiningdyah
like thor
2021-06-03
0