Episode 11

Setelah sampai kosnya Naya segera bergegas menuju tempat pemotretannya kali ini, dia sudah terlambat. Walau masih belum terlalu terlambat namun tetap saja dia yang seharusnya on time malah membuat cliennya menunggu, membuat Naya menjadi tidak enak hati.

“Mohon maaf saya terlambat, karena tadi saya habis wawancara kerja” ucap Naya meminta maaf pada cliennya. Kali ini dia menjadi fotografer untuk foto praweding sepesang kekasih

“Iya tidak apa-apa Mbak Naya, kami juga tidak terlalu lama kok menunggunya” ucap sang client perempuan dengan ramah

Untunglah cliennya kali ini adalah orang yang ramah dan baik, sehingga dia tidak mendapat masalah karena terlambat. Ini semua karena anak mochi yang lengket dan tidak ingin lepas dari dirinya sehingga membuat Naya terlambat. Namun hal itu tidak membuat Naya marah, dia malah merasa lucu dengan sikap anak mochi yang semakin menggemaskan itu .

Pemotretan kali ini berjalan dengan lancer, mereka adalah sepasang muda-mudi yang saling mencintai. Senyum bahagia terpancar saat melakukan pemotretan mereka sudah tidak sabar untuk dipersatukan diatas pelaminan.

Naya yang tidak pernah merasakan jatuh cinta atau pacaran karena selama ini dia tidak ingin memikirkan hal tersebut melihatnya dengan biasa saja. Dia juga turut berbahagia saat cliennya bahagia.

***

Kini matahari sudah bersembunyi diperaduannya, jam sudah menunjukkan pukul 19.00 Aydin dan Derya sudah berada dirumah mereka.

Rumah ini sangat besar dan mewah namun hanya ada sedikit penghuni didalamnya, hanya ada dua orang pembantu yang bertugas untuk bersih-bersih , satu orang yang merawat kebun dan satu orang satpam yang berjaga didepan pagar. Mereka juga tinggal dibelakang, tidak didalam rumah besar tersebut.

“Ayah, lihat Bunda lucu ya” kata aydin, mereka saat ini sedang berbaring diatas kasur sehabis membersihkan diri

“Itu bukan lucu, tapi konyol Aydin. Kamu jangan mengikuti berpose seperti itu, tidak baik” ucap Derya saat melihat foto Naya yang mulutnya seperti bebek.

“Nah, yang ini Bunda cantikkan yah ? “ tanya Aydin lagi memperlihatkan foto Naya yang tersenyum hangat

“Biasa saja. Setiap orang jika tersenyum pasti terlihat lebih baik” ucap Derya yang kini mulai jengah karena ditunjukkan foto-foto Naya

“Nah kalau yang ini Bunda terlihat manis bukan yah ?“ Tanya Aydin lagi dan ingin menunjukkan foto Naya yang tersenyum pepsodent

“Sudah Aydin, ayah mau kerja dulu...” Ucap Derya bergegas menuju meja kerja yang ada didalam kamar tersebut, sebenarnya pekerjaannya sudah beres namun dia hanya menghindar saja dan berpura-pura memeriksa laptopnya.

Derya sesekali melirik anaknya yang sedang sibuk mengotak-atik handphonenya dan tak berapa lama terdengar suara mengucap salam.

“Assalamu’alaikum Bunda…” ucap Aydin saat ini mereka sedang melakukan video call sehingga nampak wajah Naya disebrang sana

“Wa’alaikumsalam Sayang” jawab seseorang disana

“Bunda sedang apa kok memakai itu ?” tanya Aydin bingung karena melihat Naya memakai seusatu yang putih untuk membungkus tubuhnya

“Bunda baru saja selesai shalat magrib sayang, ini namanya mukena untuk menutup aurat perempuan ketika sedang shalat” sahut seseorang ditelpon

“Oh,,, shalat itu apa Bunda ? “ tanya Aydin lagi

Deg…

Derya yang mendengar anaknya tidak tahu apa itu shalat menjadi merasa bersalah, karena selama ini dia tidak mengenalkan tentang agama kepada anaknya dan dirinya sendiri saja masih lalai dalam melaksanakan kewajibannya sebagai umat beragama islam. Membuatnya merasa gagal dalam mendidik anaknya padahal selama ini dia sudah merasa apa yang dia ajarkan sudah sempurna.

“Ayah kebawah dulu…” ujar Derya, dia tidak sanggup melihat wajah sang anak karena merasa menyesal

“Hmm,,,” sahut Aydin sambil menganggukan kepalanya

..."Apa yang kita rasa sempurna, belum tentu kebenarnya itu adalah sempurna. Karena kesempuraan hanya milik Allah swt. dan kita sebagai hambanya hanya bisa melaksanakan kewajiban kita seoptimal yang kita mampu, bukan sempurna "...