I Want Bunda
#Pengenalan Tokoh
Nayyara Salma_ seorang mahasiswi semester akhir jurusan fotografi. Berusia 21 tahun, dia biasa dipanggil Naya, memiliki sikap ceria, pekerja keras dan mencintai alam. Berasal dari keluarga sederhana yang berada di desa, Naya merantau ke kota untuk kuliah dan bekerja paruh waktu untuk membantu menafkahi keluarganya di kampung.
Derya Erhan Murat_ pria dewasa yang sangat terobsesi dengan kedisiplinan, overprotektif dengan waktu dan seorang CEO perusahaan besar yang bergerak di berbagai bidang salah satunya adalah usaha yang bergerak di bidang travel. Seorang duda beranak satu ini, masih terlihat muda di usianya yang hampir kepala tiga (29 tahun). Wajah berkarisma yang terukir jelas dengan hidung mancung dan mata bulat yang dihiasi bulu mata lentik, membuat para pemahat patung merasa gagal saat melihat ketampanan wajahnya.
Aydin Ilker Murat_ seorang anak kecil berusia 4 tahun dengan wajahnya yang menggemaskan walau hanya ekspresi datar yang selalu terlukis diwajah anak itu. Dia adalah anak tunggal Derya, kehilangan sang bunda saat melahirkan dirinya membuat dia tidak pernah merasakan bentuk kasih sayang seorang bunda. Dia selalu mengikuti ayahnya, kemana sang ayah pergi disitu selalu ada Aydin, sehingga menuntut dia untuk terbiasa dengan overprotektif waktu sang ayah, segala sesuatu telah diatur secara rinci untuk dirinya, apa yang harus dia lakukan sudah terjadwal. Hal inilah yang membuat dia berwajah datar dan tidak meiliki aura anak-anak pada umumnya.
***
🌤️🌤️🌤️
Padatnya kendaraan dan terik matahari tidak membuat seorang gadis yang sedang mengendarai motornya mengeluh, dia adalah Naya. Saat ini Naya sedang melajukan motornya kesebuah kafe bergaya mesir kuno, Naya sedang bekerja paruh waktu untuk memotret beberapa model yang ingin melakukan promosi baju keluaran terbaru sebuah toko pakaian.
Begitulah keseharian Naya jika tidak kekampus untuk kuliah maka Naya akan menjadi juru kamera sebagai pekerjaan sampingannya.
Menjadi fotografer diberbagai acara sudah pernah dilakukannya dari acara ulang tahun, prawedding, acara nikahan bahkan acara syukuran pun dia pernah melakukannya, pernah ada momen ketika dia diminta untuk menjadi juru kamera disebuah acara syukuran sunatan, yang menjadi objek fotonya adalah anak kecil yang masih menangis setelah disunat betapa susahnya membujuk anak tersebut untuk berhenti menangis agar hasil gambarnya bagus.
Ada saja orang tua yang ingin mengabadikan moment seperti itu, walau hal tersebut sedikit unik tapi Nayara tetap menjalaninya menurutnya moment tidak akan dapat terulang kembali, jadi tidak salahnya jika kita mengabadikannya untuk dikenang.
Hampir 30 menit di jalan, Naya sampai di resto tersebut. Pertama kali memasuki restoran sangat terlihat jelas desain interior khas mesir, Naya mengarahkan pandangannya ke sekeliling restoran mengamati sebentar seluruh desain yang ada, mencari spot foto yang menurutnya estetik.
Setelah menemukan spot yang di inginkan nya Naya mendatangi seorang pelayan untuk melakukan konfirmasi bahwa saat ini dia akan melakukan pemotretan disini, sebelumnya dia sudah membooking tempat untuk pemotretan kali ini.
Naya mengatur set tempat agar hasilnya fotonya nanti memuaskan, tidak banyak yang di aturnya hanya memindahkan beberapa kursi agar sang model nanti leluasa bergerak saat pemotretan.
Sembari menunggu model datang Naya memesan sebuah minuman untuk menemaninya, memang Naya saat ini masih bekerja sendiri tidak masuk agensi manapun karena dia tidak mau terikat dengan kontrak yang akan menganggu kuliahnya, dia hanya menggunakan relasi dari teman-temannya untuk mendapatkan klien pemotretan seperti ini.
Ketika duduk dalam kesendirian seperti ini Naya selalu ingat akan ibu dan kedua adiknya di desa, apakah mereka sudah makan, apakah mereka sehat-sehat saja di sana, apakah masih ada penagih utang yang datang kerumah mereka.
Jauh dari keluarga membuat Naya sangat merindukan sosok ibunya itu, seorang ibu yang berjuang keras untuk menyekolahkannya dan adik-adiknya.
*Flasback on
Waktu itu Naya masih duduk di bangku kelas X , dia termasuk murid yang pintar sehingga mendapatkan beasiswa gratis SPP ketika bersekolah di sana. Dengan dua adik perempuan yang satu kelas 6 SD dan seorang lagi masih kecil sekitar umur 3 tahun.
Dan masalah itu datang, saat sang Bapak datang kerumah dengan membawa seorang wanita yang lebih muda dari ibu.
“Nisa (nama ibu Naya), kau aku ceraikan. Aku akan mengurus suratnya besok di pengadilan dan nanti akan ada orang yang mengantarnya kemari” Kata sang Bapak saat ditanya siapa wanita yang dibawa sang bapak
Naya yang mendengarnya merasa terkejut, sebab setahu Naya sang Bapak bekerja di toko bangunan setiap harinya, dia merasa Bapaknya adalah sosok yang baik dan sudah melakukan tanggung jawabnya untuk mencari nafkah, walau sang Bapak memang memiliki tempramen yang kadang meledak-ledak namun setelah ditenangkan oleh ibu Bapak menjadi lebih tenang.
Ternyata semua yang Naya tahu hanya manisnya saja, Ibu yang mendengar perkataan Bapak terlihat tenang, karena sudah lama dia ingin terbebas dengan kekerasan yang sering dilakukan oleh Bapak.
Naya tidak habis pikir bagaimana ibunya bisa menyembunyikan kekerasan yang bapaknya lakukan selama ini, Naya benar-benar sedih saat mengetahui kebenaran yang dilakukan Bapak kepada ibu.
Setelah berucap tanpa menunggu jawaban Ibu Bapak keluar dan mulai saat itu Bapak tidak pernah datang lagi ke rumah. Hanya para debt collector yang sering datang ke rumah menagih hutang atas nama ibu, padahal ibu tidak pernah berhutang sebesar itu kepada rentenir dan ternyata itu adalah ulah Bapak yang mengatas namakan ibu.
Setelah kejadian itu Naya ingin putus sekolah dan membantu sang Ibu yang hanya pedagang gorengan untuk menafkahi ke dua adiknya. Namun sang ibu bersikeras agar Naya tetap melanjutkan sekolahnya, memang benar jika Naya tidak membayar SPP tapi bagaimana dengan seragam, buku dan keperluan lainnya yang juga membutuhkan pengeluaran yang tidak sedikit, ditambah dengan kedua adiknya yang juga memerlukan pengeluaran untuk kebutuhan mereka.
Saat itu Naya merasa sangat tidak berguna, melihat Ibu nya berpeluh keringat saat berkeliling menjajakan gorengan, Naya tidak kehabisan ide walau dilarang sang Ibu untuk bekerja, namun Naya selepas sekolah secara diam-diam selalu menyempatkan untuk singgah disebuah warung makan menjadi buruh cuci piring agar setidaknya dapat membantu perekonomian keluarganya. Begitulah hari-hari Naya di desa, bekerja keras agar bisa mencari sesuap nasi.
*Flasback off
Note :
ini karya kedua Author semoga kalian suka ya 😉. Silahkan like👍 koment 💬 dan masukkan favorit jika kalian menyukai novel ini ❤️
Thanks all
See you next episode ~~~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 275 Episodes
Comments
sakura
..
2023-05-13
0
rika mayanti
aku mampir nhe Thor. .hehehe...nama ny persis kek nma anak mu naya
2022-07-23
0
Ladydiana Diana
mampir dsni ah smoga aq lanjut truz bcany y thor
2022-06-30
0