Sebagai bentuk dukungan kawan-kawan buat Novel Seven Deadly Child ini. Penulis berharap, tanpa paksaan, cukup melakukan dua hal ini.
Sempatkan pencet tombol LIKE sebelum membaca.
Sempatkan meninggalkan KOMENTAR setelah membaca, terserah mau komen kayak apa, ketik satu huruf "A" saja sudah termasuk komentar kok :v
_____________________________________________
"A-apa ini? Nona muda! Tolong segera tarik aku kembali kedalam tatto segel!" Teriak Succubus, dengan wajah panik, saat merasa aliran Mana miliknya dengan lahap mulai di konsumsi oleh satu energi aneh yang keluar dari dalam jubah milik Theo.
"Kau mau meninggalkanku di saat seperti ini?" Dengus Bianca, begitu mendengar permintaan iblis panggilannya.
"Sebenarnya apa yang ia minta cukup wajar! Karena bila terus berlanjut, maka kekuatannya akan benar-benar terserap habis!" Tanggap Theo.
"Terus berlanjut? Terserap habis? Apa yang sedang kau katakan?" Bentak Bianca kepada Theo. Tak mengerti.
"Ohhh… Aku lupa jika selain aku dan juga para Iblis Hell Orb, tak ada yang bisa melihat atau merasakan pancaran energi milik Lord Satan!" Ucap Theo. Dengan nada santai.
"Intinya, lebih baik kau turuti permintaan iblismu ini! Jika tidak mau melihatnya lenyap!" Tambah Theo.
Mendengar kata-kata Theo, Bianca yang tampak masih tak mengerti, hanya terdiam untuk beberapa saat. Sebelum suara Succubus yang mulai berteriak kesakitan, kembali menyadarkan gadis ini dari lamunannya.
*Wunggg….!!!
Dengan satu kedipan, Bianca kembali mengaktifkan tatto segel Hell Orb di keningnya. Dalam sekejap menarik kembali Succubus kedalam tatto segel.
Menyisakan kini hanya Bianca sendiri tinggal di lokasi, diam menatap kearah mata Theo yang juga menatapnya balik. Masih mempertahankan salah satu pedang kembar Asmodeus mengarah pada leher gadis tersebut.
"Jadi, apa lagi sekarang?" Tanya Bianca, setelah diam cukup lama. Memecah keheningan yang terjadi.
"Dari awal aku hanya ingin sekedar mengobrol untuk memberi beberapa tawaran kepadamu! Tapi kau malah dengan keji berniat membunuhku!" Tanggap Theo.
"Keji? Kau bilang aku keji? Tamu apa yang memiliki niat sekedar mengobrol, namun menyempatkan membantai para penjaga gerbang dari tuan rumah!" Bentak Bianca.
"Ohhh… Sekarang kau menyalahkanku? Penjaga gerbang macam apa yang hendak merampok tamunya? Bukankah kau lihat sendiri mereka mencoba membunuhku untuk mendapatkan Spirit Beast kontrak milikku?" Tanya Theo balik.
"Diam! Itu adalah resiko jika kau berkunjung ke markas Bandit!" Bentak Bianca, tak mau kalah.
"Seperti itu? Jadi itu juga resiko dari para penjaga gerbangmu! Salahkan nasib buruk mereka karena kebetulan hari ini bertemu dengan target yang salah! Menendang palang besi!" Jawab Theo.
"Banyak omong! Lalu tamu macam apa yang secara keji melecehkan tuan rumah! B*jingan!" Bentak Bianca lagi. Mengembalikan topik, merasa memakai para anak buahnya yang di bantai Theo kini tak lagi berguna.
"Hmmmm… Kepala batu, kembali ke topik ini lagi!" Dengus Theo.
"Hahh, lupakan! Ngomong-ngomong, Iblis panggilanmu cukup unik! Bukankah seharusnya itu hanya 10 Iblis terkuat dari Hell Orb yang memiliki kemampuan berbicara dan sedikit kehendak bebas?" Tanya Theo. Mengabaikan desakan Bianca yang mencoba mengejar kesalahan dengan kembali mengganti topik.
Disisi lain, mendengar Theo tampak sengaja mengabaikan dengan mengganti topik yang sama sekali tak berhubungan, ekspresi wajah Bianca berubah semakin marah.
"Kau harus mati!" Gumam Bianca. Bersamaan dengan itu, aliran Mana Kegelapan, kembali mulai meluap keluar dari dalam tubuhnya.
Theo yang tentu saja melihat hal tersebut, hanya menggelengkan kepala, tampak sangat kesal.
"Hah..!!! Lupakan! Ini benar-benar merepotkan! Kenapa setiap wanita yang kutemui, hampir seluruhnya memiliki sikap keras kepala dan berdarah panas!" Dengus Theo. Seraya dengan satu ayunan tangan, memukul keras leher bagian belakang Bianca menggunakan gagang pedang kembar Asmodeus di tangan kirinya.
Satu pukulan tenaga fisik yang di berikan oleh Theo, menyebabkan Bianca yang merupakan seorang Soul Knight dengan tubuh fisik tak terlalu kuat, segera jatuh kehilangan kesadaran. Kembali ke wujud manusia normal
*Tap….!
Tepat sebelum tubuh tak sadarkan diri Bianca akan jatuh ketanah, Theo dengan sigap menangkapnya.
"Apa yang kau lakukan? Apa yang terjadi dengan Boss Besar!" Teriak salah satu anggota kelompok Bandit Menara langit yang baru saja bergerak mendekat.
"Bocah! Kau berani! Ini adalah markas besar kelompok Bandit Menara Langit!" Bentak anggota yang lain.
"Kurang ajar! Setelah keributan yang kau lakukan di wilayah perbatasan! Boss besar dengan rendah hati memaafkan dan memberi jamuan! Namun, sekarang kau malah menyerangnya!" Bentak anggota lainnya lagi. Kini semakin banyak anggota kelompok Bandit Menara Langit yang berdatangan. Dalam jarak tertentu, sepenuhnya mengerubungi Theo yang sedang memapah Bianca.
"Ck…! Anggota dan Boss Besar, sama saja! Benar-benar membuat kesal! Joy Kecil!" Dengus Theo. Kemudian mengaktifkan tatto segel Guardian Beast di punggung tangan kanannya. Memanggil keluar Joy Kecil.
*Wuuussshhh….!!!
*Tap…!!
Seperti biasa, Joy Kecil melompat keluar dari dalam tatto segel dengan melayang ringan, sebelum mendarat pada lokasi favoritnya, pundak kanan Theo.
"Tuuuu….!!!" Gumam Joy Kecil, sembari menatap kearah Theo.
"Waktu makan? Sama sekali tidak! Bukankah baru beberapa jam yang lalu aku memberi jatah makan kepadamu!" Dengus Theo. Semakin kesal karena kalimat pertama yang di ucapkan oleh Joy kecil tepat ketika ia keluar, adalah menanyakan tentang jadwal makan.
"Tuuuu….!!!" Dengus Joy Kecil, tampak memberi ekspresi wajah kesal balik kepada Theo.
"Sudah! Aura pelindung! Jangan biarkan ada yang masuk ke wilayah sekitar dalam beberapa waktu kedepan!" Ucap Theo. Dengan nada kesal memberi intruksi kepada Joy Kecil.
"Tuuuuu….!!!" Jawab Joy Kecil. Masih dengan nada kesal, namun tetap mengikuti intruksi yang di berikan oleh Theo. Dalam sekejap, membuat aura pelindung.
*Wuuungg….!!!
Aura pelindung tak kasat mata tercipta, menyebabkan setiap anggota kelompok Bandit Menara Langit yang mencoba untuk maju menyerang. Kini harus terhenti langkahnya. Berakhir hanya bisa menatap kearah dimana Theo berada sembari menggendong Bianca dengan ekspresi wajah penuh amarah.
"Baiklah! Tunggu dengan tenang dulu disana! Lagipula, jika aku kembali melakukan pembantaian, itu hanya akan menyebabkan situasi semakin rumit!"
"Aku benar-benar sudah tak ingin berada dalam situasi yang lebih merepotkan dari sekarang! Mengingat bagaimana sikap tak mau kalah dan tak mau tau dari gadis sialan ini!" Ucap Theo. Seraya meletakkan tubuh setengah telanjang Bianca, pada tanah di hadapannya. Sebelum mengambil posisi duduk bersila.
"Jika saja tetua Delario tak memberi permohonan khusus! Dan jika saja kau bukan keponakannya, itu akan lebih mudah menyelesaikan semua masalah dengan membunuhmu!" Dengus Theo. Masih merasa sangat kesal dengan niat Bianca yang tadi berusaha membunuhnya menggunakan cara keji yang tak manusiawi bagi seorang lelaki.
"Sekarang, bagaimana aku harus menghabiskan waktu? Menunggu gadis menyebalkan ini kembali siuman!" Ucap Theo. Sebelum akhirnya memutuskan untuk melakukan kegiatan menyalin koleksi buku perpustakaan gelang ruang-waktu. Sembari sesekali melihat kearah Joy Kecil yang saat ini sedang mengendus-endus tubuh Bianca.
"Jangan pernah melakukan apa yang sedang kau pikirkan!" Ucap Theo.
"Tuuuuu….!!" Tanggap Joy Kecil.
"Dia bukan makanan!" Dengus Theo. Begitu mendengar kata-kata Joy Kecil.
"Sialan! Lama-lama kau ini sungguh semakin mirip dengan Baal! Apa kau secara sembunyi-sembunyi sering melakukan kontak dengan bocah itu ketika sedang bermain ke dalam ranah jiwaku?" Lanjut Theo. Kini mulai curiga.
"Tuuuu….!!!" Jawab Joy Kecil.
"Bagus! Sekarang sudah berani membantah? Bukan urusanku kau bilang? Kau itu bisa di katakan adalah anakku! Jadi itu adalah urusanku juga saat menyangkut teman pergaulanmu!" Bentak Theo.
"Tuuuu….!!!" Ucap Joy Kecil, sembari memasang ekspresi wajah tak peduli. Meneruskan kegiatan mengendus tubuh Bianca.
"Kau….!!! Hahh…!"
Theo yang menjadi sangat kesal, akhirnya memutuskan untuk mengabaikan. Mulai merasa Joy Kecil saat ini tampak telah tumbuh menjadi seorang remaja. Susah sekali diatur. Ia kemudian kembali fokus menyalin buku perpustakaan gelang ruang-waktu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 255 Episodes
Comments
M Yusuf
yyy
2024-05-08
1
j
łł solusi
2023-09-06
0
lira madani
lagu wanita menjerit
2023-03-27
0