Sebagai bentuk dukungan kawan-kawan buat Novel Seven Deadly Child ini. Penulis berharap, tanpa paksaan, cukup melakukan dua hal ini.
Sempatkan pencet tombol LIKE sebelum membaca.
Sempatkan meninggalkan KOMENTAR setelah membaca, terserah mau komen kayak apa, ketik satu huruf "A" saja sudah termasuk komentar kok :v
_____________________________________________
*Krauuukkkkkkk….!!!!
Suara renyah terdengar nyaring saat daging dan tulang di pundak anggota kelompok Bandit Menara Langit, digigit oleh Joy Kecil.
"Aaaarrgghhhhh…..!!!!"
Sembari menggenggam erat kepala Joy Kecil yang saat ini menggigit pundaknya, anggota kelompok Bandit Menara Langit, berteriak lantang kesakitan.
"Aaaarrgghhhhh….!!!"
Sang anggota masih berteriak kesakitan, berusaha melepas gigitan Joy Kecil dengan mendorong kepalanya kuat-kuat. Sampai pada akhirnya….
*Kreeesssss….!!!
Kedua rahang Joy Kecil yang sedang menggigit pundak sang lawan, akhirnya bertemu satu sama lain. Menandakan Joy Kecil telah sepenuhnya memisahkan pundak pria malang tersebut, terlepas dari tubuhnya.
*Buuugggg….!!!
Anggota kelompok Bandit Menara Langit yang bagian pundaknya kini telah menghilang, segera roboh kebelakang. Kehilangan kesadaran dengan darah segar mengalir deras pada luka parah di bagian pundaknya.
Melihat kejadian tersebut, tiga orang anggota Kelompok Bandit Menara Langit yang sebelumnya menerjang maju bersama dua kawannya, tanpa menunda segera mengambil langkah mundur jauh kebelakang. Tak ingin memberi ruang apapun pada Joy Kecil yang saat ini tampak sedang mengunyah makanan yang baru saja ia dapat, untuk kembali menargetkan salah satu dari mereka.
"Spirit Beast berbentuk kura-kura ini sangat berbahaya! Ia bahkan dapat mengalahkan dua orang King hanya dengan dua gerakan!" Gumam salah satu anggota kelompok Bandit Menara Langit yang masih tersisa.
"Tak ada pilihan lain, untuk sementara, kita harus bekerjasama terlebih dahulu! Kita tentukan siapa yang berhak mendapatkan Spirit Beast tersebut, setelah berhasil membunuh tuannya!" Saran salah satu dari tiga anggota kelompok Bandit Menara Langit.
"Saran yang cukup bagus!" Gumam anggota lainnya, sembari menatap tajam kearah Theo yang dari tadi hanya diam mengamati dari jauh.
"Apa?" Seru Theo dari jauh, dengan ekspresi wajah polos yang tampak sengaja di buat-buat saat melihat ketiga orang anggota kelompok Bandit Menara Langit, saat ini sedang menatap kearahnya.
"Hmmmmm…. Bocah tengik!" Gumam anggota Kelompok Bandit Menara Langit yang tadi memberi saran. Segera merasa tersinggung dengan ekspresi wajah Theo yang menurutnya semacam penghinaan.
"Karena kalian berdua adalah Meridian Knight, sementara aku satu-satunya Soul Knight yang terisisa, maka kerjasama di bagi dengan kalian menahan Spirit Beast itu untuk sementara!" Ucap anggota tersebut, dengan urat-urat tebal yang kini sudah muncul di keningnya. Tampak benar-benar marah.
"Aku akan membunuh bocah tengik itu!" Tutup sang anggota, sebelum tanpa menunggu persetujuan dari dua rekannya, segera maju menerjang kearah Theo.
"Sialan! Seenaknya sendiri memutuskan!" Tanggap anggota kelompok Bandit Menara Langit lainnya. Namun meski tampak kesal, ia sendiri merasa tak punya pilihan. Pembagian peran yang disampaikan oleh kawannya, memang adalah yang paling masuk akal melihat situasi terkini.
*Woooshhhh…!!!
*Woooshhhh….!!!
Tanpa banyak bicara lagi, dua orang Meridian Knight, melompat dengan sikap penuh kewaspadaan kearah dimana Joy Kecil berada. Masih tampak mengunyah makanannya.
Sementara itu, disisi lain…
"Bocah tengik! Kau akan mati hari ini!" Bentak anggota kelompok Bandit Menara Langit yang mengincar untuk membunuh Theo.
"Hahhaha…. Seolah kau bisa melakukannya!" Jawab Theo. Sambil tertawa lantang saat mendengar seorang King tahap Langit, dengan penuh percaya diri mengatakan ingin membunuhnya.
*Slaaaassshhh….!!!
*Slaaaassshhh….!!!
Menggunakan dua tangan yang di aliri Mana angin berbentuk pedang, anggota kelompok Bandit Menara Langit, melakukan gerakan menebas, terarah tepat pada leher Theo.
*Tap….!!!
Namun, ketika hanya tinggal beberapa inci saja dua pedang Mana angin tersebut akan mendarat di lehernya, Theo mengeksekusi teknik langkah siput. Bergerak ringan dengan gerakan aneh menghindar. Menyebabkan anggota kelompok Bandit Menara Langit, berakhir hanya menebas udara kosong.
"Hmmmm…. Sebuah kebetulan yang luar biasa! Terpeleset dan terhindar dari tebasanku!" Komentar anggota kelompok Bandit Menara Langit. Menganggap gerakan teknik langkah siput yang di eksekusi Theo, adalah langkah terpeleset biasa.
"Hahhha… Kau benar-benar konyol! Sangat menghibur!" Jawab Theo. Tak bisa menahan tawanya. Merasa pihak lawan yang sedang ia hadapi, benar-benar adalah seorang badut menari.
Sekarang ia mulai sedikit paham, kenapa dulu Masternya sering sekali membuat satu hal sulit dimana menyebabkan dirinya akan tampak seperti seorang manusia dungu.
"Ternyata ini benar-benar hiburan terbaik! Hahahahahah….!!!" Seru Theo kembali tertawa lantang. Seraya terus menghindari serangan tebasan-tebasan lain yang dari tadi tanpa henti dilancarkan oleh lawannyan menggunakan teknik langkah siput.
"Sialan! Gerakan aneh yang ia lakukan, apakah benar-benar bukan gerakan acak?" Gumam anggota kelompok Bandit Menara Langit. Mulai merasa bahwa gerakan yang terlihat seperti orang sedang terpeleset yang di peragakan Theo, adalah sebuah teknik gerakan.
"Baiklah cukup! Kita hentikan bercandanya!" Ucap Theo, secara tiba-tiba bergerak dengan langkah tak terlihat. Mendadak muncul kembali di belakang lawannya.
*Woooshhhh….!!!
Theo menghimpun aliran Mana besi pada kepalan tinju tangan kanannya untuk beberapa saat, sebelum kemudian, dengan gerakan mengayunkan tangan, memukul keras kepala bagian belakang anggota kelompok Bandit Menara Langit.
*Boooommmmm….!!!!
Gerakan memukul Theo, menyebabkan kepala pria malang tersebut, berakhir tertancap pada tanah yang sebelumnya sedang ia pijak.
"Hmmmm… Sepertinya di sebelah sana juga telah selesai!" Gumam Theo. Sembari melihat kearah dimana Joy Kecil berada.
"Kau cukup beruntung karena memilihku sebagai lawan, jika tidak, itu kau yang akan bernasib seperti mereka!" Lanjut Theo, sembari menginjak kepala lawannya.
Mendengar kata-kata Theo, anggota kelompok Bandit Menara Langit yang kepalanya sedang ia injak, dengan usaha keras melirik kearah dimana Theo sedang melihat. Tepatnya kearah dimana seharusnya dua kawannya sedang menahan Joy Kecil.
"Ti-tidak mungkin!" Gumamnya. Begitu melihat, Joy Kecil saat ini kembali sedang mengunyah dengan lahap. Sementara dua kawannya, satu orang tengah berteriak kesakitan sembari menekan lengan kanannya yang buntung, satu lagi tak sadarkan diri dalam keadaan kaki kiri buntung.
"Masih menginginkan kura-kuraku?" Tanya Theo. Dengan seringai lebar menyeramkan, kini menghiasi wajahnya.
*Tap….!!!!
Bertepatan dengan Theo menyelesaikan kalimatnya, tak jauh dari tempat Joy Kecil sedang sibuk mengunyah, seorang tiba-tiba melakukan pendaratan ringan yang tak menyebabkan riak apapun.
"Hmmmm??" Gumam Theo, saat melihat kedatangan tiba-tiba sosok tersebut.
*Woooshhhh….!!!!
Tanpa peringatan, sang sosok misterius yang tampaknya adalah seorang wanita dengan penutup wajah, tiba-tiba merilis aura Mana Kegelapan pekat. Sebelum dengan gerakan yang tak terlihat oleh mata biasa, menghilang dari posisinya semula. Muncul kembali di depan Joy Kecil.
*Boooooommmmm…..!!!
Menggunakan telapak tangan, wanita tersebut memberi satu pukulan keras pada wajah sang Silver Turtle. Menyebabkan Joy Kecil memuntahkan semua makanan yang sedang ia kunyah, terpental agak jauh mundur kebelakang.
"Tarik kembali makhluk ini! Sebelum aku benar-benar akan membunuhnya!" Ucap sosok tersebut. Menatap tajam kearah Theo. Sembari merilis aura Mana Kegelapan pekat yang sepenuhnya terkunci kepada Theo.
"Ohhhh… Sungguh menyeramkan!" Jawab Theo. Masih dengan seringai lebarnya.
"Lepaskan orangku juga!" Tambah sang wanita misterius. Bersamaan dengan kata-katanya, sekelompok orang berjumlah puluhan, kini tiba-tiba muncul dari berbagai arah. Mengepung Theo.
"Hahhahaah….. Boss Besar telah datang! Kau akan mati! Lepaskan aku anak l*cur!" Bentak anggota kelompok Bandit Menara Langit yang sedang diinjak Theo. Sembari tertawa lantang.
"Anak l*acur?" Gumam Theo. Dengan nada yang sangat dingin. Begitu dingin hingga membuat punggung anggota kelompok Bandit Menara Langit, yang mendengarnya, serasa sedang ditusuk oleh ribuan jarum tajam.
Aliran Mana Kegelapan yang tak kalah pekat dari milik sosok wanita yang baru datang, kini merembes keluar dari dalam tubuh Theo. Diiringi dengan hawa membunuh yang sangat intens.
"A-apa yang ingin kau lakukan? Jangan macam-macam! Apa kau tak lihat situasi di sekitar…" Anggota kelompok Bandit Menara Langit mulai bergetar ketakutan, ingin mengancam Theo. Namun, belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya…
*Slaaaassshhh….!!!!
Dengan gerakan sangat cepat, Theo mengeluarkan dua pedang kembar Asmodeus. Tanpa mengatakan apapun dan bahkan tanpa berkedip, menebas leher orang tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 255 Episodes
Comments
M Yusuf
yy
2024-05-08
0
j
bner
2023-09-06
0
lira madani
Theo masih terjungkal ke arah mana ya
2023-03-22
0