Sebagai bentuk dukungan kawan-kawan buat Novel Seven Deadly Child ini. Penulis berharap, tanpa paksaan, cukup melakukan dua hal ini.
Sempatkan pencet tombol LIKE sebelum membaca.
Sempatkan meninggalkan KOMENTAR setelah membaca, terserah mau komen kayak apa, ketik satu huruf "A" saja sudah termasuk komentar kok :v
_____________________________________________
"Hmmmm… Situasi kalian, benar-benar rumit!" Gumam Theo.
"Yah, kurang lebih seperti itu!" Tanggap Tetua Delario.
"Saat ini, bisa di bilang bahwa selain Nona Bianca, aku sendiri juga berada dalam posisi yang hampir mirip dengannya!"
"Beberapa Tetua, meragukan loyalitasku pada Lord Santiago! Menyebabkan, banyak mata dan telinga asing yang kini selalu berada di sekitar. Mencari satu kesalahan sekecil apapun yang bisa digunakan untuk menjadi alasan menyingkirkanku! Atau setidaknya, membuat aku lengser dari posisi ketua Dark Guild cabang kota Gurun Zordan!" Ucap Tetua Delario.
"Hahhaahha….! Tak di ragukan lagi! Dengan adanya Death Arena pada cabang ini, dimana merupakan salah satu sumber pemasukan terbesar milik Dark Guild, akan banyak yang mengincar posisimu, bahkan jika kau tak punya hubungan apapun dengan Beladro, itu akan tetap saja sama!" Tanggap Theo.
"Ditambah sekarang malah secara kebetulan kakakmu adalah istri dari Beladro! Bisa dibilang, kau saat ini sedang berjalan dalam satu jembatan kecil, sedikit saja terpeleset, kau akan jatuh pada lautan api membara di bawah!" Lanjut Theo.
"Kalimat kiasan yang begitu kejam! Namun harus kuakui, bahwa sangat tepat! Hahhahaah….!" Ucap Tetua Delario, menutup kalimatnya dengan tawa lantang begitu mendengar kata-kata Theo.
"Tapi Tetua, aku cukup yakin bahwa Santiago, akan cukup pintar dengan tak membiarkan orang sepertimu, lepas dari sisinya!" Ucap Theo.
Satu kalimat yang kali ini hanya disambut dengan senyum sederhana oleh Tetua Delario. Menatap Theo dengan tatapannya yang khas, dimana seolah begitu penasaran ingin membuka kepala Theo dan melihat seluruh isi yang ada di dalamnya.
"Tetua, maafkan jika aku langsung saja! Karena memang tak memiliki banyak waktu luang!"
"Dimana sebenarnya kau ingin ujung kesimpulan dari semua percakapan ini berakhir?" Tanya Theo.
Pertanyaan yang membuat Tetua Delario tampak berfikir untuk beberapa saat, sebelum memutuskan untuk menjawabnya.
"Sebelumnya, aku tak pernah meminta bantuan apapun padamu, namun kali ini, aku ingin kau bersedia untuk mencoba melakukan beberapa hal!" Ucap Tetua Delario.
"Aku mendengarkan!" Tanggap Theo.
"Cukup sederhana! Dan ini berhubungan dengan Nona Bianca!"
***
(Keesokan harinya. Gaia Inn)
Semua kebutuhan sumberdaya yang di pesan Theo dari Gaia Treasure, baru saja datang. Tersimpan rapi di dalam beberapa Spacial Ring.
Anggota kelompok Bandit Serigala yang ikut dalam kunjungan ke Kota Gurun Zordan, yakni Sanir, Hella, Razak, dan Syakira, tampak telah membereskan barang masing-masing, siap untuk melakukan perjalanan pulang kembali ke markas kapan saja.
Sampai kemudian, Theo mengatakan beberapa hal yang sedikit mengubah agenda kelompok mereka pagi itu.
"Aku masih ada beberapa urusan yang perlu kuselesaikan! Dimana menyebabkan tak bisa ikut kembali ke markas bersama kalian untuk saat ini!" Ucap Theo.
"Urusan macam apa Boss? Biar aku menemanimu!" Ucap Razak.
Tepat ketika Razak menyelesaikan kalimatnya, Hella yang juga ada di dalam ruangan, tampak akan menyampaikan bahwa ia juga ingin ikut. Namun, belum sempat ia mengatakan apapun, Theo mendahului.
"Tak perlu! Agar lebih cepat dan efisien, kali ini aku akan bergerak seorang diri!" Ucap Theo. Seraya menyerahkan beberapa Spacial Ring yang berisi sumberdaya dari Gaia Treasure, kepada Sanir.
"Serahkan sumberdaya tersebut pada Oscana! Biarkan ia mengurus sisanya! Oscana sudah tahu apa yang harus dilakukan dengan sumberdaya-sumberdaya itu!" Ucap Theo.
Sanir yang menerima beberapa Spacial Ring penuh sumberdaya, segera menyimpannya dengan baik. Memberi anggukan singkat pada Theo sebagai jawaban bahwa ia mengerti.
"Baiklah! Dalam satu minggu kedepan, Sanir, kau ajak Thomas dan Tuan Leluhur, untuk ikut dalam pertemuan dengan utusan Eleanor Tribe ditempat ini!" Lanjut Theo. Kembali memberi intruksi pada Sanir.
"Hanya Thomas dan Tuan Leluhur?" Tanya Sanir.
"Yah, kali ini cukup kalian bertiga saja yang ikut! Ditambah mungkin nanti Darsa!" Jawab Theo.
"Baik!" Jawab Sanir singkat.
Setelah selesai memberi arahan, tanpa membuang lebih banyak waktu, Theo memimpin kelompoknya untuk berjalan meninggalkan Gaia Inn. Selama perjalanan di dalam kota Gurun Zordan menuju gerbang kota, Theo menutup sebagian wajahnya dengan tudung jubah merah darah. Hal yang sama juga di lakukan keempat orang lainnya.
Bagaimanapun juga, ia tak ingin mengambil resiko, karena menurut Tetua Liu dan Tetua Delario, Kelompok Barbarian Tribe masih melakukan pergerakan masif untuk mencari keberadaan atau informasi apapun mengenai Boss Besar kelompok Bandit Serigala.
Dan tepat ketika telah sampai di wilayah luar Kota Gurun Zordan, Theo mengeluarkan Empat Boneka Bernyawa Serigala Metalik yang mana akan dijadikan Sanir, Hella, Razak, dan Syakira, sebagai transportasi tunggangan dalam perjalanan pulang mereka ke Benteng Osiris.
Tanpa banyak basa-basi tak penting, kelompok empat orang anggota Bandit Serigala, bergerak cepat menunggang para Serigala metalik. Menelusuri lereng perbukitan. Keluar dari wilayah Kota Gurun Zordan.
Disisi lain, melihat kelompoknya telah meninggalkan tempat, Theo segera kembali melakukan gerakan mengayunkan tangan ringan. Kali ini mengeluarkan Raja Naga Hitam dari dalam gelang ruang-waktu.
Duduk di atas singgasana punggung Raja Naga Hitam, Theo memerintahkan sang Raja langit, terbang cepat membelah awan. Menuju ke suatu arah.
***
(1 hari kemudian, Gurun Purba)
*Woooshhhh….!!!
Seperti biasa, Raja Naga Hitam yang bergerak dengan kecepatan penuh, tampak bagai penguasa seluruh langit. Menembus dan membuyarkan beberapa deretan awan yang menghadang.
Sementara Theo yang duduk diatas singgasana, dimana sudah mulai terbiasa dengan terjangan angin bagaikan pisau tajam yang menerpa wajahnya ketika sedang menunggang Raja Naga Hitam dalam kecepatan penuh, kini terlihat sedang mendekap Joy Kecil, dengan telaten memberi makan Joy Kecil yang baru saja bangun dari hibernasi. Menyuapi sang Silver Turtle dengan aliran Mana Besi pekat dari ujung jari telunjuknya.
"Pelan-pelan! Makan dengan tak terburu-buru! Kau ini lama-lama semakin mirip Baal saja! Begitu rakus!" Ucap Theo. Dengan tatapan gemas mengelus kepala mungil Joy Kecil.
"Tuuuuu….!!" Gumam Joy Kecil untuk sesaat, sebelum tampak kembali menelan aliran Mana Besi yang keluar dari ujung jari telunjuk Theo.
"Hmmmm… Sepertinya kita sudah dekat!" Ucap Theo. Saat melihat Raja Naga Hitam melintasi satu daerah perbukitan yang berkelok.
"Raja Naga Hitam! Kita turun disini!" Kata Theo. Memberi intruksi agar Raja Naga Hitam melakukan pendaratan.
Mendengar intruksi Theo, tanpa menunda Raja Naga Hitam melakukan satu manuver terbang turun kebawah.
*Woooshhhh….!!!
*Bammmmm….!!!
Dengan gerakan sayap yang elegan, Raja Naga Hitam mengepakkan kedua sayapnya untuk melakukan satu pendaratan. Menyebabkan getaran ringan pada tanah yang ia pijak.
Disisi lain, tepat ketika telah selesai mendarat, masih mendekap dan memberi makan Joy Kecil, Theo melompat turun dari punggung sang Raja langit. Sebelum mengayunkan tangan ringan. Menarik kembali Raja Naga Hitam kedalam Gelang ruang-waktu. Theo memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.
"Jika sesuai petunjuk yang di berikan oleh Tetua Delario, seharusnya ada disana!" Ucap Theo. Sembari melihat kearah sebuah bukit besar yang mana cukup mencolok jika dibanding dengan deretan bukit lain, karena pada puncaknya, bukit tersebut memiliki bentuk agak aneh, sepenuhnya datar. Seperti telah dipotong dengan cukup rapi oleh sebuah pedang raksasa.
Sembari membekap Joy Kecil, Theo berjalan menuju bukit tersebut untuk beberapa saat. Masuk lebih dalam pada wilayah perbukitan.
Sampai kemudian, langkah kaki Theo terhenti ketika beberapa Knight berkelas King menghadang. Secara tiba-tiba muncul dihadapannya.
"Anak muda! Kau tersesat?" Ucap salah satu Knight penghadang.
"Kurasa tidak! Aku cukup yakin jika arah yang kutuju saat ini sudah sangat tepat dan benar!" Jawab Theo. Sembari memasang satu senyum ramah sederhana. Namun, sorot matanya memberi hal yang berkebalikan. Menatap dengan penuh ketajaman.
"Berhenti bermain-main, atau kau akan kehilangan nyawamu!" Bentak pengawal yang tadi sempat bertanya pada Theo.
"Katakan siapa dirimu! Ada urusan apa memasuki wilayah Kemah Besar kelompok Bandit Menara langit!"
-----
Note :
Sebagai rasa terimakasih untuk kawan-kawan pembaca semua yang tampak begitu antusias di chapter pertama, untuk hari minggu ini, tak seperti hari minggu biasanya, saya up 2 chapter ^^
Btw, mohon bantuannya memberi jempol, favorit, dan rate 5. Karena saya sebagai author, bisa di bilang merintis lagi dari awal, sehingga harus kejar kontrak dan level lagi 😁
Big love...!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 255 Episodes
Comments
Muhammad Yusuf
Y
2024-05-08
0
M Yusuf
yyy
2024-05-07
0
j
titik
2023-09-06
0