Part 4 POV Jeremy & Serin

POV Jeremy.

Aku sangat mencintai kekasihku, namanya Atlanta Serin Dominic. Apapun akan aku berikan untuk wanita itu, bahkan jika ia meminta nyawaku sekalipun.

Suatu ketika saat aku memintanya untuk menikah, ia bersedia menikah denganku namun dengan syarat aku juga harus menikahi adiknya. Awalnya aku menolak dengan lantang permintaan konyol Serin, mana ada istri yang rela melihat suaminya menikah lagi?! Pikirku berkecamuk, namun Serin mengancam, jika aku tidak mau, maka dia akan meninggalkanku.

Aku tidak mau kehilangan Serin, aku sangat mencintainya. Akhirnya aku menyetujui permintaan konyolnya.

“Baiklah akan aku lakukan apapun untukmu.” jawabku sambil menahan emosi yang ada dalam dadaku.

“Statusnya memang istrimu, namun aku mau, kau menyiksa wanita itu. Jadikan ia boneka mu! Kau bisa menikmati tubuhnya namun tidak dengan hatinya.”

“Ya!” hanya itu yang mampu aku jawab.

Akhirnya aku dan Serin menikah atas persetujuan keluarganya juga. Namun pernikahan kami hanya sebatas di atas kertas, tanpa pesta atau resepsi apapun, bahkan benar-benar di sembunyikan dari publik.

Satu tahun pernikahanku bersama Serin, aku memang hidup bahagia bersamanya. Walaupun pernikahan kami rahasia, namun seluruh keluarga Dominic kecuali Opa Axton mengetahui siapa aku sebenarnya.

Setelah satu tahun pernikahan, akhirnya Hana dan Arabella melaksanakan misinya dengan menjodohkan aku dengan putri keduanya.

Wanita manis, lembut dan ya harus aku akui, ia memang sangat cantik, namanya Alatha Senora Dominic, adik dari istriku.

Entah aku tidak tahu apa yang di rencanakan keluarga Dominic hingga tega melakukan ini, wanita itu menerima perjodohan ini dan akhirnya kami menikah. Pernikahan yang sangat megah kami selenggarakan.

“Ingat! Dia hanya bonekamu, jangan pakai hati." ucap istriku Serin mengingatkan.

“Aku mengerti, Serin!” ucapku sambil mencium bibirnya.

Aku benar-benar memberikan neraka dunia bagi wanita itu, bukan hanya menyiksa tubuhnya, aku juga menyiksa batinnya. Ini semua ku lakukan demi cintaku pada Serin.

Aku melakukan semuanya tanpa perasaan, bagiku wanita ini hanyalah boneka yang hanya untuk di mainkan.

Istriku hanya satu dan itu cuma Atlanta Serin Dominic.

Lama kelamaan aku menikmati jalan ini, ada Serin istriku tercinta dan ada Atha boneka mainan bagiku.

Entah mengapa Atha tak pernah sekalipun memberontak bahkan membela dirinya. Ia hanya diam ketika aku memaki dan menghajarnya. Entah dia wanita bodoh atau memang benar-benar dia tengah menikmati perannya sebagai istriku. Aku tidak ingin tahu!

Lama kelamaan, akhirnya aku tahu alasan apa yang mendasari Serin sangat membenci adiknya.

Bukan, wanita yang ia nikahi bukanlah adik kandung Serin. Dia hanya anak dari seorang jalaang yang menikah dengan keluarga Dominic.

Bukan hanya Serin, namun kedua mertuaku bahkan Oma juga membenci Atha.

Inilah alasannya aku semakin tidak menyukai wanita ini, ternyata dia hanyalah anak haram yang tidak di inginkan.

Pantas saja seluruh keluarganya tak menyukainya.

“Ingat! Kau akan selamanya menjadi budak ku, kau hanya boneka untukku. Kau mengerti?!”

POV Jeremy End.

POV Serin.

Aku benci harus mengakui ini, aku benci pada Alatha. Dia hanya anak dari seorang wanita jalaang namun Opa sangat menyayanginya, bahkan bisa di katakan pria tua itu lebih menyayangi Alatha di bandingkan aku.

Aku selalu menjadi nomor dua, selalu menjadi bayangan Alatha. Kehadiranku bahkan tak pernah di lihat, semua orang selalu menyukai Alatha tapi tidak denganku. Aku benci ini, aku benci Alatha!

Semua orang selalu memuji kecantikan, kecerdasan bahkan selalu membandingkan aku dengan wanita itu. Apa yang aku sukai selalu menyukai Alatha, aku tidak terima.

Saat kuliah aku mempunyai seorang kekasih, namanya Faiz Jeremy Renner. Aku sangat mencintainya, dia lelaki yang bahkan tak tertarik dengan kecantikan Alatha. Dia lelaki muda yang tampan dan rupawan, pemilik Renner Company.

Aku sangat bahagia, kekasihku ini benar-benar selalu memanjakan aku. Aku satu langkah di depan Alatha, dia tidak bisa mendapatkan lelaki seperti Jeremy.

Di dalam kepalaku sudah tersusun rencana jahat untuk menyakiti Alatha. Aku akan menggunakan kekasihku untuk memikat Alatha dan meninggalkannya begitu saja.

Aku ingin wanita itu merasakan sakit hati, aku akan menunjukkan di depannya, jika Serin bisa menjadi nomor satu dan mengalahkan Alatha.

Namun rencana ku harus gagal ketika Jeremy melamar ku untuk menjadi istrinya. Aku tidak ingin menolak, tapi aku ingin membalas dendam dengan Alatha. Akhirnya pikiran licik melintas di kepalaku.

“Aku mau menikah denganmu, tapi aku punya syarat!” aku menekan ucapan ku di hadapan Jeremy.

Aku tahu lelaki ini pasti tidak akan menolak keinginanku. Aku tahu dia sangat mencintaiku, aku pun juga begitu sangat mencintainya namun rasa iri lebih mendominasi diriku.

“Apapun akan aku berikan untukmu. Katakan saja!”

“Menikahlah dengan adikku.”

“APA???”

Suara Jeremy bahkan terdengar sangat keras.

“Kau gila? Aku ingin menikah denganmu, bukan adikmu!” tolaknya dengan marah.

Aku tidak habis akal, jika Jeremy menolak ku, aku akan mengancamnya.

“Jika tidak maka aku juga tidak akan menikah denganmu!”

“Kau! Bagaimana bisa kau melakukan ini, hah?!”

“Dengarkan dulu...”

“Apalagi yang harus aku dengar?!” bentaknya padaku. Selama ini bahkan Jeremy tak pernah menaikkan suaranya padaku, namun kali ini ia benar-benar membentak ku.

“Menikahlah dengan adikku, namun aku ingin kau membuatnya tersiksa. Hanya sebatas status, kau bisa melakukan apapun padanya. Aku sangat mencintaimu, Jeremy! Lakukan ini untukku.” aku memohon dengan isak tangis pelan.

“Jangan menangis!” aku tahu Jeremy tidak akan tega padaku. “Baiklah, apapun keinginan mu pasti akan aku lakukan.”

Yes!

Akhirnya Jeremy luluh juga. Aku tahu kekasihku ini sangat mencintaiku dan tak akan mungkin tergoda oleh Alatha.

Tidak sia-sia aku menunjukkan bakat aktingku. Aku sangat mencintaimu, Jeremy. Namun cintaku tak lebih besar dari kebencian ku pada Alatha.

Akhirnya aku menceritakan rencana ku pada Mama, Papa dan juga Oma. Mereka sangat menyetujuinya. Aku tahu itu karena mereka sangat membenci Alatha. Apalagi Oma, wanita tua itu bahkan selalu mencaci dan menghina Alatha terang-terangan.

Di mansion ini hanya Opa Axton yang sangat menyayangi Alatha. Entah bagaimana bisa, pria tua itu bahkan tak segan memarahi semua orang yang berbuat buruk pada cucu kesayangannya.

Pernikahanku berlangsung dengan sangat tertutup, hidupku bahagia bersama dengan Jeremy. Namun aku tetap tak melupakan niat awal ku.

Setelah satu tahun melewati masa-masa bahagia, akhirnya saat itu tiba. Mama dan Oma telah merencanakan menjodohkan Alatha dengan Jeremy.

Mama dan Papa beralasan bahwa perusahaan Dominic tengah mengalami krisis keuangan dan Jeremy menawarkan bantuan sekaligus ingin mempersuntingnya. Awalnya Alatha menolak, namun dengan sedikit paksaan dan bumbu-bumbu manis akhirnya ia menerimanya.

Aku bahagia, sangat bahagia!

Neraka yang sebenarnya akan segera di mulai. Aku akan menyiksamu lewat Jeremy!

“Aku benci menjadi nomor dua, aku benci menjadi bayangan mu, aku sangat membenci mu, Alatha! Kau akan merasakan sakit yang teramat, kau kini menjadi nomor dua. Kau kalah, Alatha!”