Tiga hari telah berlalu sejak kepulangan Ghina dan Louis dari Bandung kini keduanya kembali fokus pada pekerjaan, mengenai hubungan keduanya semakin dekat sekarang bahkan Ghina berangkat serta pulang kerja bersama dengan Louis. Di kantor mereka juga sangat dekat hingga banyak gosip beredar kalau keduanya menjalin kasih apalagi dengan adanya cincin di jari manis Ghina, tapi bagi keduanya ini bukan hanya sekedar jalinan kasih ada hal yang lebih dari itu yang ingin mereka capai.
Melupakan dan kembali mencintai.
Sejauh ini Ghina merasa begitu senang jantungnya juga selalu berdebar kencang setiap kali Louis berada di dekatnya dan masalah Alden dia selalu mengabaikan pria itu meakipun belakangan ini Alden sering menghubunginya. Saat ini Ghina hanya ingin fokus pada Louis yang selalu memberikan dia kebahagiaan serta rasa nyaman dan membuat dia merasa menjadi seseorang yang begitu spesial.
Kemarin malam Ghina juga pergi makan malam bersama keluarga Louis dan semua orang menerimanya dengan baik membuat Ghina merasa sangat senang. Jauh berbeda ketika dia menemui orang tua Alden dan mendengar penolakan mentah-mentah keduanya.
'Mama gak pernah izinin kamu pacaran Alden apalagi sama dia *dan Mama sama Papa sudah bilang bahwa kamu hanya akan menikah dengan wanita pilihan kami!'
'Tidak Alden selamanya Papa tidak akan pernah izinkan kalian bersama*!'
Mengingat jika dulu Ghina ditolak mentah-mentah dia bahagia ketika tau bahwa orang tua Louis sangat menerimanya bahkan keluarga termasuk adiknya.
"Ghina bisa buatkan aku kopi?"
Pertanyaan itu membuat Ghina mendongak lalu mengangguk singkat dan bergegas pergi untuk membuatkan kopi, dia sudah biasa dengan tugas itu sekarang karena Louis hanya ingin kopi buatannya saja.
Tak butuh waktu lama Ghina telah selesai membuat kopi lalu membawanya kepada Louis membuat pria itu tersenyum dan mengucapkan terima kasih.
"Nanti makan siang bersamaku ya?" Kata Louis
"Hm memang biasanya begitu kan?" Kata Ghina dengan senyuman
"Iya memang harusnya begitu." Kata Louis
Melirik cincin yang ada ditangan wanita dihadapannya Louis tersenyum penuh arti dan menatap lagi Ghina yang berjalan menjauh.
'*Jadi kita akan menjalaninya kan?'
'Iya Louis kita akan jalani ini sama-sama dan aku harap kamu tidak akan kecewa'
'Aku tidak akan kecewa Ghina karena keputusan ini aku sendiri yang mengambil dan segala konsekuensinya aku akan menanggung semuanya*'
Louis bertaruh pada hatinya yang mungkin akan merasakan sakit, tapi dia yakin bukan hal yang mustahil untuk mendapatkan Ghina karena ada banyak pasangan yang telah menjalin kasih selama bertahun-tahun lamanya dan berakhir dengan menjadi tamu undangan bukan menjadi pengantin.
Berapa lama kamu menjalin kasih tidak menjamin bahwa kamu dan dia akan sampai ke jenjang pernikahan.
¤¤¤
"Apa yang kamu lakukan disini?!"
Alden tetap berdiri kokoh dihadapan orang tua Ghina dan mengabaikan tatapan tajam keduanya bahkan dia tetap diam ketika sebuah pukulan melayang diwajahnya, dia tidak memberikan pembelaan. Meskipun pukulan berkali-kali dia dapatkan Alden tetap diam mengabaikan rasa perih yang dia rasakan hingga Mama nya Ghina menarik sang suami menjauh.
Saat itulah Alden berdiri dan kembali menatap keduanya hingga dia diminta untuk masuk ke dalam rumah lalu duduk berhadapan dengan keduanya. Tatapan mata Farhan begitu membunuh dia benar-benar ingin memukul wajah Alden lagi.
"Apa yang kamu lakukan?! Kamu mau apa lagi setelah menghancurkan hidup anak saya?!" Tanya Farhan
"Saya datang untuk meminta Ghina kembali dan tanggung jawab atas apa yang telah saya lakukan." Kata Alden
"Kamu baru datang sekarang? Tidak perlu Ghina sudah bahagia bersama Louis." Kata Farhan
"Dengar Alden anak saya dia sudah menjalani kehidupannya lagi, jadi berhenti saja kamu juga sudah bertunangan." Kata Dara
"Saya akan membatalkan pertunangan saya dan kembali pada Ghina lalu saya akan berusaha meyakinkan orang tua saya." Kata Alden yakin
"Apa kamu sudah hilang akal?! Kamu mau anak saya mendapatkan citra yang lebih buruk?! Kamu mau Ghina dianggap sebagai perebut pasangan orang sebagai alasan hancurnya pertunangan kamu?!" Bentak Farhan
"Pa...."
"Pergi dari sini dan buang jauh-jauh pikiran kamu untuk mendapatkan Ghina karena anak saya pantas mendapat yang lebih baik dari kamu! Tanggung jawab kamu bilang?! Semua sudah terlambat anak saya sudah tidak membutuhkannya lagi." Kata Farhan dengan penuh penekanan
"Saya mohon Om izinkan saya kembali sama Ghina." Pinta Alden
"Apa kamu tidak mendengar apa kata saya?!" Bentak Farhan
"Papa jangan begitu nanti sakit kamu kambuh." Kata Dara
"Pergi dari rumah saya sekarang juga!" Titah Farhan
Diluar dugaan Alden malah mendekat dan bersimpuh dihadapan orang tua Ghina sambil menatapnya dengan penuh permohonan.
Raut wajah penyesalan tergambar jelas disana.
¤¤¤
Tawa Ghina terdengar merdu ditelinga Louis ketika mereka sedang bercerita tentang masa remaja pria itu yang dihabiskan dengan hal-hal membosankan lalu Louis yang mengungkapkan rasa kesalnya karena sang adik yang diizinkan sekolah umum seperti yang lainnya. Keduanya mengobrol tentang banyak hal hingga melewati makan siang dan begitu sadar sudah cukup lama Ghina mengajaknya kembali ke kantor.
Jalan beriringan Ghina menggenggam tangan Louis membuat pria itu tersenyum lalu menautkan jari-jari mereka. Sampai di parkiran Ghina segera masuk lalu memakai sabuk pengamannya dan tak lama setelahnya Louis melajukan mobilnya meninggalkan rumah makan.
"Aku tidak menyangka kamu menghabiskan masa muda dengan hal membosankan." Kekeh Ghina
"Ya begitulah Ghina." Kata Louis
"Kalau begitu kamu belum pernah ke club malam?" Tanya Ghina
"Belum dan tidak akan mau juga." Kata Louis
"Kenapa?" Tanya Ghina penasaran
"Berisik dan ada banyak wanita dengan pakaian terbuka." Kata Louis
"Kamu tidak suka?" Tanya Ghina
"Hm tidak apa kamu suka ke club malam?" Tanya Louis
"Iya dulu bahkan meskipun orang tuaku marah aku tetap pergi." Kata Ghina sedih
"Hey jangan sedih." Kata Louis tidak suka melihat gadis itu sedih
"Hanya merasa sedih saja Louis dan aku mulai merasa kalau kamu terlalu baik untukku." Kata Louis
"Don't say that Ghina! Kamu wanita baik." Kata Louis
"Benarkah?" Tanya Ghina
"Tentu saja aku tidak bohong dan semua orang memiliki masa lalu jangan sedih." Kata Louis
Ghina mengangguk lalu tersenyum tipis, tapi Louis masih dapat melihat kesedihan dimatanya membuat tangannya kini terulur untuk menggenggam tangan Ghina dengan sayang.
"Kamu sudah janji tidak akan sedih lagi." Kata Louis
"Hm tidak"
Akhirnya sepanjang perjalanan mereka hanya diam hingga sebelum turun dari mobil Louis membawa Ghina untuk menghadapnya dan menatap matanya. Masih ada wajah penuh kesedihan disana yang membuat Louis langsung tersenyum.
"Aku tidak pernah mempermasalahkan masa lalu kamu, jadi jangan sedih"
Mengangguk singkat Ghina tersenyum lalu keduanya keluar dari mobil dan berjalan beriringan hingga ketika sampai di dekat ruangan Louis seseorang membuat Ghina menghentikan langkahnya.
Tangannya menggenggam tangan Louis semakin erat ketika dia berjalan mendekat lalu memanggil namanya dengan suara pelan.
"Ghina"
Dia Alden!
¤¤¤
Aduh Alden datangg bagaimanaa ini😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
ㅤ ㅤ ᵀᵃˡˡʸ❥⃝⃝⃝⃝ʏ💅🏻
alden ga tau malu
2021-03-12
0
Naomi Willem Tuasela
Tetep Louis 💙 Ghina...
2021-01-25
0
namiza hadist
aaaaah,,,,othor,,,uuuupp
2021-01-25
0