"Bandung?"
Ghina menganggukkan kepalanya sesaat setelah Farhan menanyakan alasan dia mengemas beberapa pakaian kedalam tas. Selesai mengemas barang-barangnya Ghina menghampiri Farhan lalu memeluknya membuat pria paruh baya itu tersenyum dan membalas pelukannya.
Dulu dia merasa jauh sekali dari Ghina, tapi sekarang Farhan merasa begitu dekat dengan anak perempuannya. Setiap kali Ghina melawan perkataannya bahkan pernah membentaknya Farhan merasa begitu sedih dan terluka, tapi dia hanya diam dan sekarang anaknya itu begitu dekat dengannya.
Mungkin memang salahnya mendidik dengan terlalu keras pada anak-anaknya yang ternyata justru membuat kedua anaknya tidak suka dan melawan semua perkataannya.
"Boleh kan Pa?" Tanya Ghina
"Boleh asal Ghina jangan telat makan ya?" Kata Farhan sambil mengusap kepala Ghina dengan sayang
"Hm Pa sebenarnya Ghina mau bicara jujur." Kata Ghina
"Bicara apa?" Tanya Farhan
Ghina melepaskan pelukannya lalu menatap Papa nya dengan senyuman dan menggenggam tangannya dengan penuh kelembutan.
"Sebenarnya Cassandra bertunangan dengan Alden." Kata Ghina
Tadinya Ghina fikir reaksi Papa nya akan sama seperti Gibran, tapi diluar dugaan pria paruh baya itu justru tersenyum.
"Papa tau"
"Papa tau?" Tanya Ghina kaget
"Hm Kakak kamu sudah mengatakannya dan Papa hanya menunggu kamu sampai bicara jujur." Kata Farhan
"Maaf karena Ghina gak langsung jujur sama Papa." Kata Ghina
"Tidak masalah sayang Papa bisa mengerti." Kata Farhan
"Pa sekarang Ghina janji bakal dengar semua perkataan Papa dan tidak akan melawan lagi, maafin Ghina karena belum jadi anak yag baik untuk Papa." Kata Ghina
Farhan tersenyum sambil mengusap pipi anaknya dengan sayang.
"Hey bicara apa anak Papa? Kamu anak yang baik sayang sudah jangan bahas yang lalu." Kata Farhan
"Ghina sayang bangettt sama Papaa." Kata Ghina sambil mengeratkan pelukannya
"Papa juga sayang sama kamu." Kata Farhan
Tersenyum manis Ghina melepaskan pelukannya lalu mengajak Papa nya untuk keluar dan makan malam bersama Mama mereka. Berjalan beriringan Ghina memeluk Papa nya hingga ketika mereka sampai di dapur Dara menatapnya dengan senyuman.
"Ada apa ini anak Mama manja banget sama Papa?" Kata Dara
"Mama besok Ghina harus ke Bandung sama Louis." Kata Ghina
"Bandung? Berapa hari sayang?" Tanya Dara
"Hm kata Louis tiga hari untuk pekerjaan karena Ghina sekretarisnya, jadi Ghina harus ikut." Kata Ghina
"Sudah siapkan semuanya?" Tanya Dara
"Sudah Ma baru saja selesai." Kata Ghina
"Yaudah sekarang sini kita makan malam dulu." Kata Dara
Mengangguk patuh Ghina duduk diantara kedua orang tuanya dan langsung mengambil makan malamnya dengan porsi yang cukup banyak.
"Ya ampun Mama masak makanan kesukaan Ghina dan sekarang Ghina jadi mau makan banyak." Kata Ghina membuat kedua orang tuanya tertawa
"Kalau gitu kamu harus makan yang banyak sayang." Kata Dara
"Tentu saja Ma malam ini Ghina akan makan banyak." Kata Ghina senang
Selesai mengambil makan malamnya Ghina mulai menyantap dengan lahap karena selain lapar Mama nya juga memasak makanan kesukaannya. Dalam diam ketiganya menyantap makan malam mereka masing-masing hingga selesai dan Ghina membantu Mama nya membersihkan meja makan.
Membawa semua piring kotor ke dapur Ghina berniat mencucinya, tapi Dara langsung melarangnya dan meminta dia untuk kembali ke kamar saja.
"Tapi, Ma aku..."
"Ghina ke kamar istirahat besok kamu mau ke Bandung." Kata Dara
Menghela nafasnya pelan Ghina mengangguk patuh lalu memeluk Mama nya dan memberiman ciuman di pipinya.
"Selamat malam Ma mimpi indah." Kata Ghina
"Kamu juga sayang." Kata Dara
Tersenyum manis Ghina akhirnya pergi ke kamarnya dan sebelum tidur Ghina lebih dulu ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya serta memakai night cream miliknya. Setelah selesai Ghina langsung menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang dan mengambil ponselnya yang ada di bawah bantal.
Ada beberapa pesan dari temannya, tapi mata Ghina fokus pada nama Louis yang langsung membuat dia membuka pesannya.
Ghina
Sudah menyiapkan semuanya?
^^^Hm sudah, kamu sendiri?^^^
Sudah ini baru selesai dibantu sama Lily adik saya
^^^Oh kamu punya adik? Aku baru tau^^^
Iya usianya sudah 18 tahun
^^^Baru mau masuk kuliah?^^^
Hm begitulah, kamu belum tidur?
^^^Baru selesai makan malam, kamu sendiri kenapa belum tidur?^^^
Belum mengantuk
^^^Sudah makan malam?^^^
Sudah tadi makan malam sama Daddy dan Lily
^^^Besok kita berangkatnya siang kan?^^^
Hm siang jadi perkiraanku kita sampai sore lalu langsung istirahat di hotel
^^^Baiklah berarti aku akan bersantai dulu nanti^^^
Ya lakukanlah
^^^Em baiklah aku akan tidur ya?^^^
Ya, selamat malam dan mimpi indah Ghina
^^^Terima kasih, kamu juga Louis^^^
Kamu boleh telpon aku kalau kamu tidak bisa tidur atau terbangun
^^^Terima kasih Louis^^^
Setelah membalas pesan itu Ghina mengeluarkannya dan tersenyum tanpa alasan, tapi senyumnya perlahan pudar ketika dia mendapat pesan dari Alden.
Ghina bisakah kita bicara?
Belum sempat membalas Alden sudah menelponnya, tapi Ghina memilih untuk mediamkannya dan enggan untuk mengangkat telponnya. Berkali-kali hingga akhirnya pria itu berhenti lalu mengirim pesan lagi padanya.
Ghina aku mohon sebentar saja
Awalnya enggan, tapi Ghina mengangkatnya dan meletakkan ponselnya ditelinga tanpa mau bicara dia menunggu hingga Alden yang membuka suara.
'Ghina'
"Cepatlah bicara aku sudah mengantuk." Kata Ghina
'Benarkah? Biasanya kamu selalu tidur larut malam bahkan kita sering telponan hingga kamu tidur'
"Itu dulu." Kata Ghina
Hatinya menahan sesak ketika mengingatnya, tapi tidak semuanya sudah selesai.
'Bisa kita bertemu Ghina?'
"Tidak! Aku tidak punya waktu." Kata Ghina
'Ghina kumohon, bagaimana kalau besok?'
"Aku akan pergi ke Bandung selama tiga hari bersama Louis." Kata Ghina
'Bandung? Orang tua kamu mengizinkan?'
"Tentu saja mereka sangat percaya pada Louis." Kata Ghina
'Ghina apa secepat itu kamu melupakan aku?'
Ghina terdiam lalu mendongak untuk menahan air matanya dan mengatakan dengan nada suara dinginnya.
"Iya secepat itu aku melupakan kamu, jadi bisakah kamu berhenti?!" Kata Ghina
'Aku tau kamu bohong Ghina'
"Aku tidak bohong!" Kata Ghina
'Kamu bohong! Kamu mencintai aku Ghina kita bersama-sama selama lebih dari lima tahun!'
"Lalu kenapa?! Aku membenci kamu Alden! Aku sangat sangat membenci kamu!" Kata Ghina dengan penuh penekanan
'Ghina aku...'
Ghina langsung mematikan panggilan telponnya dan melempar asal ponsel miliknya lalu menutup wajahnya dengan bantal.
'Selamat hari jadi kita yang ke lima tahun Ghina sayang aku janji sebentar lagi akan melamar kamu'
Bahu Ghina perlahan bergetar dia menangis dan terisak pelan ketika mengingat itu semua. Harusnya dia tidak mengangkat telpon dari Alden dam pergi tidur saja.
Ini menyiksanya.
Lima tahun lebih kebersamaan mereka terlalu sulit untuk dilupakan.
Kalau sudah begini Ghina tidak akan bisa tidur nyenyak apalagi mimpi dengan indah, dia akan tersiksa sepanjang malam.
Cukup lama menangis Ghina mengambil ponselnya yang tergeletak di dekat selimut lalu meraihnya dan mencari nomor telpon Louis.
Dengan sedikit ragu Ghina menelpon Louis dan tak butuh waktu lama telponnya diangkat.
'Kamu tidak bisa tidur?'
Ghina tersenyum tipis ketika mendengar suaranya.
"Bisa temani aku sampai tidur Louis." Kata Ghina dengan suara serak
Tidak ada jawaban untuk beberapa saat sebelum akhirnya Louis bersuara dan membuat Ghina kembali tersenyum.
'Sure, aku akan temani kamu sampai kamu tidur aku juga belum mengantuk'
¤¤¤
Aku update lagii lohh😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
emak ririn
louis😍😍😍
2021-06-21
0
Npy
Laki model Alden itu cuma modal omong doang.. menang kata tanpa tanggung jawab.. cinta ingin memiliki tapi omongan sama kelakuaan tak sejalan., pengecut 🤯😤
2021-03-26
4
ㅤ ㅤ ᵀᵃˡˡʸ❥⃝⃝⃝⃝ʏ💅🏻
laki2 ga ada akhlak alden
2021-03-09
0