Ghina menatap pintu rumah Kakaknya cukup lama seolah ragu untuk menekan bel atau masuk ke dalam, dia berniat mengatakan semua masalah tentang Alden dimana pria itu baru saja bertunangan tadi malam. Namun, ada perasaan ragu dihatinya untuk tetap masuk dan mengatakn semuanya karena Ghina cemas kalau Gibran akan kembali marah hanya saja cepat atau lambat dia harus tetap bicara.
Menghela nafasnya panjang Ghina pada akhirnya menarik knop pintu dan masuk ke dalam rumah Gibran, melangkahkan kakinya masuk dia dapat melihat Kakaknya yang sedang bermain bersama Gavin membuat Ghina tersenyum melihatnya. Saat mata mereka bertemu Gibran tersenyum senang dan langsung beranjak dari tempatnya untuk menghampiri sang adik.
Sebuah pelukan Ghina dapatkan dan membuat dia refleks menutup matanya sambil memeluk Gibran dengan cukup erat. Tak lama Gibran menjauhkan tubuhnya lalu menatap Ghina dengan senyuman.
"Kesini sama siapa?" Tanya Gibran
"Hm sendiri aja Kak mumpung lagi gak kerja." Kata Ghina
"Sini duduk dulu." Kata Gibran
"Kak Diandra kemana?" Tanya Ghina
"Lagi ke pasar sama Bi Diah." Kata Gibran
"Ante Inaaa"
Ghina menoleh dan tersenyum sambil merentangkan tangannya ketika Gavin berlari menghampirinya lalu memeluknya dengan sayang.
"Halo sayangnya Ante kamu gak ikut Mommy?" Tanya Ghina
"Enggak Gavin di lumah cama Daddy dan Danila." Kata Gavin dengan wajah lucunya
"Danira nya mana?" Tanya Ghina
"Tidull"
"Gavin enggak tidur?" Tanya Ghina
"Enggak Gavin macih nonton kaltun." Kata Gavin
"Gavin sayang kamu nonton lagi ya? Daddy mau ngomong sama Tante Ghina." Kata Gibran
Mengangguk patuh Gavin mendekat dan mencium pipi Ghina lalu berlari kecil ke ruang tengah untuk menonton tv. Sesaat setelah Gavin pergi Ghina kembali diam sambil menatap Kakaknya dengan senyuman.
"Ada apa?" Tanya Gibran
"Em sebenarnya ada sesuatu yang ingin Ghina katakan." Kata Ghina ragu
"Iya ada apa Ghina?" Tanya Gibran dengan penuh kelembutan
"Kakak tau kan tadi malam aku kemana?" Kata Ghina
"Hm tau ke pertunangan Cassandra teman kamu." Kata Gibran
"Kakak tau Cassandra bertunangan dengan siapa?" Tanya Ghina membuat Gibran tertawa kecil mendengarnya
"Tentu saja tidak, memang dengan siapa?" Tanya Gibran
"Alden"
Perkataan itu membuat Gibran diam sambil menatap adiknya dengan tidak percaya, tapi Ghina malah menundulkan kepalanya karena merasa takut.
"Alden?"
Ghina berguman pelan sebagai jawaban.
"Pria itu bertunangan?!" Kata Gibran marah
Mendengar nada suara Kakaknya yang mulai meninggi Ghina langsung meraih tangan Gibran dan menggenggamnya dengan penuh kelembutan.
"Ghina gak papa." Kata Ghina
Gibran menghela nafasnya pelan sambil mengusap kasar wajahnya, dia marah.
Kenapa Alden malah bertunangan dengan wanita lain setelah melakukan hal buruk pada Ghina?!
"Kak semuanya sudah selesai hubungan aku dan dia kami sudah selesai, sungguh aku baik-baik saja." Kata Ghina
Menatap adiknya yang tersenyum menenangkan Ghina ikut tersenyum lalu mengusap pipi Ghina dengan sayang.
"Kamu benar-benar baik?" Tanya Gibran
"Hm sebenarnya aku memang masih sesekali memikirkan dia, tapi tidak masalah Kak seiring berjalannya waktu aku akan semakin membaik." Kata Ghina
"Sini peluk Kakak." Kata Gibran
Tertawa kecil Ghina mendekat lalu memeluk Gibran dengan sayang dia merasakan kalau Kakaknya itu memeluknya dengan cukup erat dan memberikan ciuman di puncak kepalanya.
"Kamu pantas mendapat yang lebih baik dari Alden." Kata Gibran
"Iya Kak"
"Tadi malam kamu kesana bersama Louis?" Tanya Gibran
"Heem aku tidak mau datang sendirian." Kata Ghina
"Itu bagus Kakak mendudukung kamu bersama Louis akan lebih bagus kalau kalian berpacaran." Kata Gibran
"Kakk kami bahkan baru saling kenal." Kata Ghina
"Iya iya maaf, tapi menurut kamu Louis orang yang seperti apa?" Tanya Gibran
"Dia sangat baik meskipun ketika bekerja suka menyebalkan, tapi dia baik dan jarang marah-marah." Kata Ghina
"Kamu suka kerja sama dia?" Tanya Gibran
"Hm suka kami berteman sekarang." Kata Ghina
"Teman?"
"Iya mungkin karena usiaku dengan dia tidak beda jauh, jadi aku merasa nyaman Kak bahkan dia minta aku untuk panggil nama meski sedang bekerja." Kata Ghina
"Dan kamu mau?" Tanya Gibran
"Hm tidak kalau sedang bekerja, tapi ketika di luar aku memanggil nama." Kata Ghina
"Baguslah Kakak senang mendengar kalau kamu merasa nyaman." Kata Gibran
Melepaskan pelukannya Ghina menatap Kakaknya dengan senyuman manis.
"Ghina akan baik-baik saja." Kata Ghina
Ikut tersenyum Gibran mengacak rambut adiknya dengan gemas membuat Ghina mengerucutkan bibirnya sebal. Bersamaan dengan itu Diandra datang dan membuat Ghina langsung tersenyum lalu berlari kecil menghampirinya.
Diandra menaruh plastik belanjaannya lalu memeluk Ghina ketika wanita itu berada dihadapannya.
"Kakakk"
"Ya ampun Ghina kamu sudah lama sekali tidak kesini." Kata Diandra
"Sekarang sudah." Kata Ghina
Melepaskan pelukannya Diandra mengajak Ghina untuk kembali duduk lalu meminta Bi Diah mengambilkan minum. Belum sempat bicara suara Gavin sudah terdengar anak itu berlari menghampiri Diandra dan melompat kedalam pelukannya.
"Ya ampun Gavinn"
"Mommy Mommyy mana coklat Gavin?" Tanya Gavin dengan antusias
"Ada sama Bibi." Kata Diandra
"Gavin mau coklat." Kata Gavin sambil melepaskan pelukannya dan berlari ke dapur
"Danira masih tidur Mas?" Tanya Diandra
"Masih sayang." Kata Gibran
Mengangguk faham Diandra kembali menatap Ghina dan tersenyum padanya.
"Nah Ghina kamu mau makan apa?" Tanya Diandra
"Eh Ghina belum lapar Kak." Kata Ghina
"Hm baiklah, jadi kita harus melakukan apa?" Tanya Diandra
"Ajarin Ghina masak?" Kata Ghina
"Boleh, mau belajar masak apa?" Tanya Diandra
"Hm apa aja." Kata Ghina
"Mau ke dapur sekarang?" Tanya Diandra
"Iyaaa"
Bersama dengan Diandra pergi ke dapur Ghina berniat menceritakan masalah Alden yang memukul Louis tadi malam. Tentu saja dia tidak akan menceritakan pada Kakaknya karena tidak mungkin Ghina mengatakan kalau dia mencium Louis.
"Em Kak"
"Iya"
"Sebenarnya Ghina mau bicara sesuatu." Kata Ghina
"Iya bicara apa Ghina? Yaudah kita duduk dulu." Kata Diandra
Mengikuti Kakak iparnya itu untuk duduk di ruang makan Ghina melirik ke sekitar dan memastikan kalau tidak ada Kakaknya.
"Kak"
"Hmm"
"Ghina merasa bersalah sekali sama Louis." Kata Ghina
"Merasa bersalah? Kenapa?" Tanya Diandra bingung
Mendekatkan wajahnya Ghina membisikkan sesuatu yang membuat Diandra terkejut bukan main hingga dia membuka mulutnya dan menutupnya menggunakan tangan.
"Kemarin Ghina mencium Louis lalu Alden marah dan memukulnya hingga Louis terluka"
Begitu Ghina menjauhkan wajahnya Diandra langsung menatapnya dan Ghina hanya mengangguk singkat sebagai jawaban bahwa itu semua benar.
"Tapi, bagaimana bisa? Kenapa Alden juga marah?" Tanya Diandra
Menggigit bibir bawahnya pelan Ghina menceritakan semua perkataan Alden ketika mereka bertemu dan hal itu sukses menyulut emosi Diandra. Tangan Diandra bahkan sampai memukul meja sangking kesalnya dan hal itu membuat Ghina terkejut.
"Apa pria itu sudah gila?! Bagaimana mungkin dia memiliki pikiran begitu?! Bukankah kalau dia masih mencintai kamu harusnya dia tidak pergi?! Bukankah harusnya dia datang dan menjelaskan semua kepada Mama dan Papa?!" Kata Diandra kesal
"Kak...."
"Tapi, dia malah pergi begitu saja lalu datang dengan undangan pertunangan dan mengatakan hal yang sangat tidak masuk akal! Astaga dia benar-benar tidak punya otak." Kata Diandra sambil memukul meja lagi
"Ya ampun Kak jangan...."
"Atau paling tidak dia jelaskan alasan kenapa dia tidak bisa datang, tapi ini tidak bahkan ketika Mas Gibran dan Papa ke rumahnya dia tidak ada! Ya ampun Ghina kenapa bisa ada pria seperti itu di dunia?!" Kata Diandra dengan emosi yang terlihat jelas
Ghina melirik lagi ke sekitarnya karena takut Gibran datang mengingat Kakak iparnya itu bicara dengan suara cukup keras.
"Dengar menjauhlah dari pria seperti itu dia tidak punya pendirian, tidak bertanggung jawab, dan tidak tegas! Aku ingin sekali bertemu dengannya lalu memukul kepalanya!" Kata Diandra
"Iya Kak sudahlah sekarang bantu aku, sungguh aku merasa sangat bersalah pada Louis." Kata Ghina
"Kamu sudah minta maaf?" Tanya Diandra
"Sudah dan dia bilang tidak masalah, tapi aku tetap merasa bersalah." Kata Ghina
"Kalau begitu kamu harus bersikap sangat baik dan perhatian padanya besok." Kata Diandra
"Begitukah Kak?" Tanya Ghina
Diandra mengangguk dengan semangat.
"Tentu saja hal itu bisa untuk menebus rasa bersalah kamu." Kata Diandra
"Kakak benar"
Ghina tersenyum karena merasa sudah menemukan solusi untuk masalahnya.
"Tapi, bisakah kamu pertemukan Kakak dengan Alden sungguh Kakak ingin memukulnya!"
Ghina menepuk pelan jidatnya, dia salah bercerita pada Ibu hamil.
¤¤¤
Aduh Ghina udah tau Ibu hamil sensitif😂
Tadinya gak mau update, tapi gak jadi deh hehe mungkin hanya satu part untuk hari ini💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
ㅤ ㅤ ᵀᵃˡˡʸ❥⃝⃝⃝⃝ʏ💅🏻
diandra mau mukul alden kek nya bawaan baby yaa
2021-03-09
1
Jeniramaini Jeni
Diandra marah galak juga ya,,,,😁
2021-03-07
0
namiza hadist
waduuuh,,,diandra marah,,
2021-01-25
0