Sejak tadi Louis merasa kalau ada yang aneh dengan sekretarisnya karena sejak tadi Ghina berkali-kali menatapnya, tapi ketika dia menatapnya wanita itu langsung mengalihkan pandangannya dan terlihat sangat gugup. Mengingat ini masih jam kerja Louis memilih untuk tidak ambil pusing dan kembali fokus pada pekerjaannya mungkin nanti dia akan bertanya.
Masalah kemarin sebenarnya Louis tau bahwa yang membuat Ghina menangis adalah Alden karena dia melihat sendiri pertemuan Ghina dengan Alden. Secara kebetulan kemarin dia bertemu dengan Diego di tempat yang sama makanya Louis melihat sendiri Ghina yang bertemu dengan mantan kekasihnya.
'Daddy sangat kasihan pada Ghina dia gadis yang baik, tapi mengalami hal yang begitu buruk'
Masih ingat sekali perkataan Daddy nya tentang Ghina sebelum Louis memulai pekerjaan. Awal bertemu dia pikir Ghina sudah bersikap biasa dan tidak mengalami trauma atau apapun itu, tapi melihat gadis itu menangis kemarin membuat Alden sadar akan satu hal.
Ghina bukan baik-baik saja, tapi berusaja untuk baik-baik saja di depan orang-orang.
"Pak ini ada berkas yang harus anda tanda tangani"
Perkataan itu membuat Louis mendongak dan menatap Ghina yang meletakkan berkas di mejanya. Bergumam pelan Louis memeriksanya sebentar sebelun akhirnya memberikan tanda tangannya disana.
"Em Pak"
"Iya? Ada lagi yang harus aku tanda tangani?" Tanya Louis
"Tidak em kalau anda tidak keberatan nanti siang bisa kita makan bersama?" Kata Ghina gugup
"Makan siang bersama?" Tanya Louis memastikan
"Iya ada hal yang ingin aku bicarakan." Kata Ghina
"Hm begitu, apa itu sesuatu yang penting?" Tanya Louis
"Iya bagiku." Kata Ghina pelan
"Okay mau makan disini atau bagaimana?" Tanya Louis
"Di kantin saja." Kata Ghina
Louis mengangguk singkat membuat Ghina tersenyum lalu kembali ke meja kerjanya dan meninggalkan Louis yang menatapnya dengan penuh tanda tanya.
'Apa yang akan dia bicarakan?'
Menggelengkan kepalanya pelan Louis berusaha untuk tidak memikirkannya dan kembali fokus pada pekerjaannya. Entah apa yang akan Ghina bicarakan nanti yang jelas Louis akan mendengarkan dan membantu apa yang bisa dia bantu.
Ghina gadis yang baik dan Alde adalah pria bodoh yang telah menyakiti bahkan sampai meninggalkannya. Seandainya itu Louis maka dia tidak akan pernah meninggalkan Ghina meski hanya sesaat.
Jarum jam terus berjalan hingga tanpa terasa hari sudah semakin siang dan waktu makan siang telah datang. Ditempatnya Ghina semakin gugup, dia merasa takut dan bingung untuk mengatakan hal itu pada atasannya.
Apakah sopan meminta Louis untuk membantunya?
Menghela nafasnya pelan Ghina mendongak dan melihat Louis yang sudah berdiri dihadapannya sambil tersenyum. Membalas senyuman itu Ghina merapihkan mejanya lalu mengambil tas serta memasukkan ponselnya ke dalam tas.
"Kemari pegang tanganku." Kata Louis
"Eh tidak usah aku pakai sepatu yang tidak terlalu tinggi." Kata Ghina
"Benarkah?" Tanya Louis sambil melihat ke bawah
Ternyata benar sekretarisnya itu memakai sepatu yang tidak terlalu tinggi.
"Baiklah kalau gitu ayo." Kata Louis
Mengangguk singkat keduanya jalan beriringan dan langsung menaiki lift menuju kantin yang ada di perusahaan tepat berada di lantai satu. Sampai di lantai satu mereka langsung pergi ke kantin dan selama berjalan orang-orang menunduk sopan pada Louis yang dibalas dengan senyuman singkat olehnya.
Setelah mendapat tempat seseorang lansung datang untuk menanyakan pesanan mereka dan Ghina langsung menyebutkan pesanan yang sama dengan atasannya. Duduk behadapan Ghina terlihat semakin gugup dan bingung untuk bicara.
Dia takut salah.
Bagaimana kalau Louis akan marah?
Oh ya ampun kenapa juga dia mengatakan pada Cassandra akan datang bersama pacarnya?!
"Jadi Ghina ada apa?" Tanya Louis
"Ehh itu em nanti." Kata Ghina
Tertawa kecil Louis tidak bertanya lagi dan menunggu saja sampai Ghina bicara. Sesaat setelah pesanan mereka datang Ghina minum sebentar untuk meredakan rasa hausnya lalu menatap Louis lagi.
"Louis"
"Iya Ghina?"
"Bolehkan aku minta bantuan?" Tanya Ghina
"Hm boleh selagi aku bisa akan aku bantu." Kata Louis
"Sebenarnya aku malu sekali untuk mengatakannya... ah dasar Ghina bodoh." Kata Ghina sambil memukul pelan kepalanya
"Hey santai saja, kamu kenapa?" Tanya Louis
"Aa aku benar-benar malu mengatakannya." Kata Ghina lagi
"Kenapa malu? Katakan saja." Kata Louis yang terlihat begitu santai
"Jangan marah padaku." Kata Ghina
"Tentu saja tidak, katakan ada apa?" Tanya Louis lagi
"Bisakah kamu menemaniku ke acara pertunangan seseorang? Aku... aku mengatakan akan datang bersama pacarku, tapi aku.. aku tidak memiliki pacar." Kata Ghina
"Kamu ingin aku berpura-pura menjadi kekasihmu?" Tanya Louis
Ghina mengangguk sebagai jawaban dia juga menatap Louis dengan penuh harap.
"Siapa yang akan bertunangan?" Tanya Louis
"Em mantan kekasihku." Kata Ghina pelan
Louis terdiam sejanak mendengarnya dan mulai bertanya-tanya lagi.
'Mantan kekasih yang kemarin itu? Wah pria itu benar-benar gila setelah menyakiti Ghina dia malah ingin bertunangan'
Kembali menatap Ghina yang masih menatapnya dengan penuh harap Louis tertawa kecil.
"Baiklah, kapan dan dimana acaranya?" Tanya Louis
"Kamu akan membanti aku? Benarkan?" Tanya Ghina senang
"Ya, aku akan membantu kamu, jadi katakan kapan dan dimana acaranya." Kata Louis
"Nanti malam di gedung." Kata Ghina
"Jam?"
"Delapan malam." Kata Ghina
"Aku jemput setengah delapan, tapi izinkan aku bertanya sesuatu." Kata Louis
"Iya aku izinkan." Kata Ghina dengan senyuman
"Siapa mantan kekasih kamu? Maksudku mungkin saja aku mengenalnya dan itu bukan hal yang baik." Kata Louis
Ghina terdiam sejenak lalu mengangguk setuju.
"Alden"
Mendengar nama itu Louis langsung merutuk dalam hati, benar dugaannya.
"Dasar brengsek"
"Apa? Kamu bilang apa?" Tanya Ghina yang tidak mendengar ucapan Louis barusan
"Apa? Kenapa? Aku tidak mengatakan apa-apa." Kata Louis
"Em baikah kalau gitu ayo makan aku akan bayar." Kata Ghina
"Okay boleh aku memesan lagi?" Tanya Louis
"Boleh"
"Tidak hanya bercanda ini sudah cukup." Kata Louis
Tersenyum manis Ghina mulai menyantap makan siangnya dengan semangat karena dia merasa sedikit lega sekarang.
Louis sangat baik karena mau membantunya.
Berbeda dengan Ghina yang bahagia karena Louis mau membantunya Louis justru tersenyum penuh arti, dia memiliki tujuan lain. Pria brengsek itu memilih untuk bertunangan dengan wanita lain, tapi kemarin dia terlihat masih berharap pada Ghina.
Mungkin akan menjadi hal yang menyenangkan membuat pria itu cemburu dan sudah dipastikan Louis akan membantu Ghina.
Lihat saja akan Louis buat pria itu menyesal karena sudah menyakiti Ghina, dia akan dengan senang hati berdekatan dengan Ghina.
Mari kita lihat apakah Alden benar-benar sudah melupakan Ghina atau belum.
Satu hal yang pasti Louis akan menjadi pacar yang perhatian dan penuh kasih sayang untuk Ghina nanti malam.
¤¤¤
Aduh gak sabar melihat pertemuan Louis sama Aldenn😶
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Ca Niz
Berasa ikut ga sabar...
2021-11-20
1
ㅤ ㅤ ᵀᵃˡˡʸ❥⃝⃝⃝⃝ʏ💅🏻
semoga jangan ada ribut di antara mereka
2021-03-09
0
namiza hadist
yeeiy,,,semangat louis,,
2021-01-24
0