Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah, Baron juga telah berangkat ke kota Bandung beberapa hari yang lalu, untuk melanjutkan sekolahnya.
Jimmy telah belajar untuk hidup mandiri, hari ini dia bangun jam 5 pagi. Mempersiapkan segala yang dia butuhkan baik perlengkapan sekolah, menyiapkan sarapan pagi, membuat bekal makan siang dan beres-beres rumah.
Dia telah sedikit tumbuh menjadi pribadi yang mandiri berkat didikan orang tuanya sedari kecil.
Menyelasaikan sarapannya, dia bersiap berangkat kesekolah.
"Sudah jam 6 pagi, sebaiknya aku harus cepat-cepat pergi. tidak lucu dihari pertama sekolah terlambat".
Sebelum berangkat kesekolah, Jimmy memandang foto ke dua orang tuanya.
"Ayah, Ibu! Jimmy berangkat sekolah dulu" ucap jimmy.
Kemudian dia pun berangkat kesekolah.
Jarak sekolah dari rumahnya memakan waktu 1 jama perjalanan dengan menggunakan sepeda.
Mengendarai sepedanya, Jimmy berangkat ke sekolah. Sambil menikmati udara pagi yang sejuk, ia bersenandung menyanyikan lagu band favoritnya.
Tidak hanya Jimmy, di hari pertama sekolah yang berangkat lebih awal. Tapi banyak juga siswa lain yang pergi kesekolah berangkat pagi-pagi.
"Sepertinya bukan cuma aku yang semangat hari ini, tapi mereka juga sepertinya sama"
Jimmy tidak melewati jalan raya biasa yang selalu di lewati orang-orang. Dia melalui jalan-jalan memotong untuk mempersingkat waktu.
Dia takut melewati jalan utama itu akan membutnya melihat lokasi kecelakaan kedua orang tuanya. Mungkin ini bentuk trauma yang sering di katakan orang-orang.
Jimmy lebih memilih melewati taman alun-alun kota. walau pun jaraknya jauh karena harus memutar, paling tidak dia bisa menghindari tempat itu.
Hampir 1 jam mengayuh sepedan dengan kecepatan normal pada umumnya, akhirnya dia tiba di depan gerbang masuk sekolah. Ada banyak siswa-siswi yang diantar orang tua pada hari pertama masuk sekolah.
Tanpa dia sadari, melihat hal seperti itu air matanya menetes jatuh. Jimmy menghentikan laju sepeda, berhenti untuk menyeka air mata dengan tangannya.
Jimmy menarik napas dalam-dalam, kemudian menghembuskan keluar.
"Ayo ! Jimmy kamu pasti kuat " ucap nya menyemangati diri sendiri.
Masuk kedalam area sekolah, ada banyak sekali siswa -siswa yang telah datang. Jimmy berjalan ke parkiran sekolah untuk meletakan sepedanya disana.
Kemana aku harus pergi, aku tidak tau dimana kelasku, sebaiknya aku bertanya ke kantor administrasi bidang kesiswaan untuk menanyakan kelasku.
Tepat seperti dugaan Jimmy, sebelum masuk kedalam siswa terlebih dahulu melaporkan diri ke kantor administrasi sekolah bidang kesiswaan untuk mendapatkan almamater sekolah dan kartu pengenal diri atau sering di sebut kartu pelajar.
Di depan kantor administrasi sekolah bidang kesiswaan ada 4 counter pelayanan yang membagikan dan memberikan almamater sekolahndan kertu pelajar.
"Permisi pak ! saya Jimmy siswa baru " ungkapnya ke staf kantor
Jimmy memberitahukan identitas dirinya ke staf, seperti pertanyaan staf itu kepada Jimmy.
Jimmy di berikan almamater sekolah dan kartu pelajar oleh staf sesuai informasi yang ia berikan. Melihat kertu pelajarnya ia terdaftar sebagai siswa kelas 1 A.
Ruangan kelas nya berada di lantai 2, dilantai 2 total ada 10 ruangan. Dimana setiap ruangan hanya menampung 20 orang siswa, jadi dapat disimpulkan bahwa setiap tahunnya SMA Elit menerima 200 orang siswa.
"Sudah masih ada lagi yang ingin kamu tanyakan, Jimmy!" kata staf kantor kepada Jimmy, untuk memberikan kepada yang lain.
Jimmy menggelengkan kepalanya dan berkata " tidak pak, terima kasih!".
Berjalan menaiki tangga menuju ke kelas, Jimmy memasangkan jaket almamater sekolah dan masuk ke ruang kelasn 1 A.
Masuk kedalam ruang kelas, Jimmy terkejut melihat apa yang ada di ruangan itu. Selain di meja guru yang ada komputer, di setiap meja siswa juga memiliki komputer pribadi sendiri yang dipakai untuk belajar.
Didepan kelas dekat dengan meja guru ada printer yang sudah terkoneksi dengan semua komputer siswa,.
Tidak hanya komputer dan printer, di depan juga ada layar besar, Jimmy sendiri tidak tau untuk apa itu di gunakan.
Masuk kesalam kelas, Jimmy mencari meja yang akan dia tempati. Menggunakan ID yang ada di kartu pelajarnya Jimmy mencari nomor yang sesuai dengan ID nya.
Mejanya berada di pojok kanan baris ke 3 berdekatan dengan jendela kaca, tiap meja siswa di beri jarak 1 meter. Jimmy duduk dikursinya sambil melihat ke arah luar kelas melalui jendelanya.
sungguh luar biasa, apa yang dia lihat semakin membuatnya mengagumi sekolah barunya ini.
Berbagai fasilitas olah raga baik indoor maupun outdoor memenuhi halaman sekolah, perpustakaa, lab IPA, ruang kesenian, ruang komputer berbasis internet, kantin , aula, pusat Bahasa, bahkan taman sekolah juga tidak kalah dengan taman kota J.
Alumni sekolah SMA Elit kota J biasa nya mudah untuk mendapatkan kerja di perusahaan-perusahaan dan masuk ke universitas negeri di seluruh kota-kota besar.
Ini adalah peluang bagus untuk ku, jika ingin cepat mendapatkan pekerjaan setelah lulus sekolah nanti.
Ketika sedang memikirkan masa depannya jimmy dikagetkan dengan siara yang menyapa dirinya " hei, selamat pagi!" sambil menoleh Jimmy melihat orang yang menyapanya.
"selamat pagi kembali"
Dia mengenalkan dirinya " perkenalkan aku Heru, meja ku tepat berada di depan mu. Aku sudah disini sejak tadi dan memperhatikan mu, melihat apa yang kau lakukan" sambung Heru kembal.
Dengan ekspresi bingung " Maaf aku tidak menyadari kehadiranmu, mungkin terlalu banyak hal yang aku pikirkan" sambil memikirkan kapan Heru datang.
"Kalau yang duduk di kursi belakang mu, dia Natto. Kami berdua saudara sepupu"
Jimmy melihat ke arah meja dibelakang nya, benar saja sudah ada yang duduk di sana. sepertinya akan menjadi masalah kalau aku sering tidak fokus.
"Salam kenal aku Natto!" dengan senang dia memperkenaikan dirinya, sambil menjabat tangan mereka bergantian " Aku Jimmy, salam kenal untuk kalian berdua!" ucap jimmy dengan tersenyum.
Bel masuk kelas berbunyi terdengar suara operator sekolah " bel masuk sekolah telah berbunyi diharapkan seluruh siswa masuk kedalam kelasnya masing-masing" suara operator terdengar keseluruh area sekolah.
Ruang kelas yang tadi hanya ada beberapa orang siswa didalam, kini seluruh siswa berjumlah 20 orang telah hadir didalam kelas dan menempati tempat mereka.
Jimmy melihat sekeliling memperhatikan satu persatu teman sekelasnya. Pandangan nya melihat ke arah lima orang siswi yang saling berbicara seakan memperkenalkan diri mereka.
Apa mereka juga teman satu kelasku, sepertinya ini tidak akan membosan kan dengan kehadiran mereka di dalam kelas setiap hari.
"Jimmy, siapa yang kau perhatikan di antara mereka berlima " tanya Heru sambil tertawa
" Ah! itu, tidak ada " kata Jimmy terbata-bata karena di kejutkan
"Kamu lebih baik mengaku saja, aku juga memperhatikan mereka" sambung Natto dengan Bangga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
Zayn Rizal
kenapa MC nya selalu duduk dekat jedela???
2021-12-27
0
Enda
.
2021-12-26
0
Juanda✨
keren
2021-12-06
1