🌹Surat undangan
Ibunya Heru sudah mempersiapkan segalanya dengan baik, tinggal menyebarkan surat undangan pernikahan Heru.
*Tutt
Tuttt*
"Halo ma, ada apa?"
"Halo, Heru kamu bisa suruh Anton kesini gak. Mama mau kasih tugas untuk dia" ucap ibunya
"Kayaknya sih nggak ada ma, mama mau nyuruh apa"
" Mama mau suruh dia nyebarin surat undangan pernikahan kamu" ucap ibunya
"Ohh gitu, ya udah nanti aku suruh dia kerumah ya ma"
"Iya sayang, sekarang ya nak" ucap ibunya memastikan
"Iya ma"
Heru mematikan teleponnya,
"Anton kamu disuruh mama kerumah" ucap Heru kepada Anton yang sedang duduk dimeja kerja nya sebagai sekertaris Heru disana.
Anton sedikit menoleh,
"Ada apa" tanya Anton bingung
"Katanya ada tugas untuk kamu" ucap Heru sembari tersenyum tipis
"Tugas apa" tanya Anton kembali
"Sudah, pergi saja sana" Usir Heru
"Tapi pekerjaan ku gimana" Tanya Anton bingung
"Udah, serahin semuanya padaku. Nanti aku suruh Sarah yang mengerjakan nya" ucap Heru
"Baiklah, aku pergi sekarang" ucap Anton pasrah
Anton adalah sepupu Heru, sekaligus sekertaris dikantornya Heru. Dengan tubuh yang kekar, tinggi, dan rambut yang agak panjang lurus. Terlihat sangat cocok dengan perawakan nya.
Anton berlalu pergi dari sana dan melajukan mobilnya menuju rumah Heru.
Setelah sampai dirumah Heru, Anton masuk kedalam rumah dan menghampiri ibunya Heru.
"Anton kamu sudah datang" ucap ibunya Heru yang menyadari kehadiran Anton
"Tante, kenapa menyuruhku kesini" tanya Anton
"Duduk dulu sini" ucap ibunya Heru sembari menepuk sofa agar Anton duduk disana
Anton mulai duduk didekat ibunya Heru, dan mendengarkan beberapa arahan darinya untuk siapa saja undangan itu.
Setelah semuanya dimengerti oleh Anton, ibunya Heru kembali berbicara.
"Anton, antar ini juga kerumah Alira di gang jeruk jalan cempaka" ucap ibunya Heru, memberikan selembar kertas undangan pernikahan Heru.
"Baik Tante" ucap Anton menuruti saja semua permintaan tantenya itu
"Jangan bilang sama Heru jika tante mengundang Alira" perintah ibunya Heru kembali
"Baik Tante" ucap Anton dan berlalu pergi
Setelah Anton pergi dari sana, Ibunya Heru menghela nafas lega.
"Syukurlah, semua sudah aku atasi dengan baik sesuai dengan apa yang Reihan minta kemarin" Lirih ibunya Heru
Anton yang sudah didalam perjalanan, mengantar satu persatu surat undangan itu hingga selesai, termasuk undangan untuk Reihan. Kini tinggallah satu undangan lagi yang masih ada ditangan nya, yaitu undangan untuk Alira.
Anton sudah sampai di gang jeruk, namun tidak mengetahui dimana rumah Alira berada.
"Isss, kenapa juga aku tadi tidak bertanya kepada tante, rumahnya no berapa? Tante hanya mengatakan jika rumah Alira berada digang jeruk ini" gerutu nya kesal yang sudah mengacak-acak rambutnya, terlihat masih tampan walaupun rambutnya sedikit teracak seperti itu.
Sebenarnya ibunya Heru juga tidak tau nomor berapa rumah Alira, itu sebabnya iya hanya mengatakan gang rumah Alira, Seingatnya Reihan cuma mengatakan kalau rumah Alira berada digang jeruk.
Anton mulai frustasi, karna sepanjang perjalanan tidak menemukan rumah Alira dan juga sudah bertanya kesetiap rumah yang ada disana. Karena itu hanya sebuah gang jadi mobil tidak bisa masuk, dan mengharuskan Anton untuk berjalan kaki menuju kedalam.
"Ya ampun, hanya karena satu undangan ini. Aku harus berjalan kaki seperti ini, kakiku sangat sakit karena berjalan terlalu jauh" Gerutu Anton yang sudah berjongkok dan mengacak rambutnya frustasi didepan rumah seseorang.
Seseorang keluar dari rumah, dan menangkap sosok seorang pria tampan berambut panjang lurus sedang berjongkok dengan kepala tertunduk.
"Ada apa dengannya" Alira memberanikan diri untuk mendekat
Ketika Alira sudah berada didekat Anton dengan kepala sedikit menunduk, Alira berniat ingin menyapa Anton. Namun tiba-tiba saja Anton berdiri, membuat kepala Anton dan Kening Alira saling bertabrakan.
"Awwwwww" ucap keduanya bersamaan
Anton memegang kepala nya yang sakit, sementara Alira memegang keningnya yang juga sakit.
"Aduhh sakit, dasar laki-laki aneh" Gerutu Alira kesal
"Kamu yang aneh, ngapain juga kamu tiba-tiba ada didekat aku" Ketus Anton yang juga kesal
"Ehh tunggu-tunggu, kamu seperti mirip deh sama,,,," Anton sengaja memotong ucapannya setelah melihat wajah Alira dan mengambil hp nya untuk melihat sebuah foto yang ibunya Heru kirim tadi. Karena Anton memang belum pernah bertemu dengan Alira, jadi wajar jika Anton tidak mengenal Alira.
Sementara Alira hanya termenung diam menatap Anton, iya merasa sangat heran sekaligus kesal.
"Kamu Alira ya" ucap Anton senang
"Iya, kenapa" ketus Alira masih kesal
"Syukurlah aku menemukanmu, ambil ini" Anton menyodorkan sebuah kertas undangan
"Ini undangan pernikahan Heru, kamu dateng ya. Ini perintah dari mama nya" ucap Anton lagi dan berlalu pergi, masih dengan memegang kepalanya yang masih terasa sakit.
Sementara Alira, termenung diam menatap sebuah kertas undangan pernikahan. Seperti tidak percaya dengan apa yang barusan iya dengar dari Anton, bahwa Heru akan menikah.
Alira membuka Surat undangan itu, setelah membacanya tanpa sadar air matanya mengalir dengan deras di pipinya.
Alira berlari kedalam dan masuk kekamarnya, Alira membanting kasar pintu kamarnya. Sehingga membuat semua yang ada dirumah itu terkejut.
Alira menangis sejadi-jadinya disana, dan seluruh barang-barang nya sudah iya banting dan berhamburan dilantai.
Biasakan Like and vote ya sesudah membaca🙏🌺🌺🌺
Baca juga novel aku yang lainnya berjudul
- Kuntilanak Berwujud Manusia
- Reinkarnasi putry Lili
- Jodoh Tak Terduga
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Djumiah Sumiarti
Alira patah hati
2022-05-22
0
Edonajov Bangngu Riwu
Sedih banget
2022-04-04
0
al - one ' 17
yo ws tuh alira ama anton aja
2021-12-18
0