Part 14

Terima kasih buat teman teman yang udah mampir di karya ku...❤

\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>>>>>

"Oke..." Alya meletakkan berkas-berkas tadi dan bersiap-siap untuk berangkat makan siang bersama Tasya.

Alya dan Tasya menuju Cafe yang telah ditentukan untuk pertemuan mereka. Tasya melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Alya sudah terbiasa keluar kantor dengan Tasya tanpa di ikuti sopir. Alya tak ingin terlihat sebagai seorang bos, bahkan dia berangkat ke kantor mengendarai mobil sendiri.

Pak Haris sering menasehati Alya agar menggunakan jasa sopir, namun Alya tak mau mendengarkannya. Karena Alya hanya ingin terlihat sebagai wanita biasa.

Tiga puluh lima menit perjalanan mereka pun telah sampai di cafe yang telah di tentukan.

Saat mereka masuk Cafe Tasya mengedarkan pandangannya mencari sosok CEO Pramuja. Setelah dia mendapatinya Tasya menarik tangan Alya mendekati meja yang disana telah duduk CEO Pramuja bersama asistennya.

"Selamat siang..." ujar Tasya berbasa-basi.

"Siang..." ujar asisten Leo.

CEO Pramuja mengangkat kepalanya yang awalnya masih sibuk dengan tabletnya saat mendengar suara Tasya.

"Alya...?" Arya kaget saat mendapati Alya berada di hadapannya bersama sekretaris CEO Sentosa Group.

"Kamu...???" Alya bingung mendapati kekasihnya berada di hadapannya.

"Kalian sudah saling kenal?" tanya Tasya bingung melihat ekspresi Alya dan Arya.

"Arya...?" Tasya mengingat sesuatu.

"Apakah Arya yang kamu ceritakan itu tuan Arya CEO dari Pramuja Group?" simpul Tasya melihat kedua CEO yang berada di depannya.

"Alya...kamu CEO Sentosa group?" tanya Arya bingung mendengarkan ucapan Tasya.

Alya mengangguk mengiyakan ucapan Arya.

"Ha..ha...kita mau nikah...namun belum tau jati diri kita masing-masing" Arya menertawakan dirinya yang tak mengetahui jabatan calon istrinya.

"Aku juga baru tahu kalau calon suamiku seorang CEO juga"

"Itu karena kebiasaan kalian yang tampil hanya seperti orang biasa..." ujar Tasya yang tahu betul alasan Alya menyembunyikan jati dirinya.

"Mungkin...."lirih Arya

"Yuk kita makan siang..." ajak Arya mencairkan suasana yang masih tegang.

Alya duduk di samping Arya dan Tasya disamping Leo. Alya dan Arya menikmati makan siang dengan bahagia, sedangkan Leo dan Tasya bagaikan nyamuk yang menikmati kemesraan kedua bos mereka.

Setelah selesai makan siang, Alya pamit pada Arya yang saat ini telah menjadi calon suaminya.

"Aku pamit dulu ya..." ujar Alya

"Aku antar kamu..." Arya menawarkan diri.

"Gak usah sayang...aku kan sama Tasya..."

Alya gak enak hati pada sahabatnya.

"Tasya jalan sama Leo aja pakai mobil kamu..." Arya memberi ide.

"Baik tuan..." ujar Leo dengan wajah datarnya.

"What???" Tasya berusaha mengelak namun dia berfikir Alya dan Arya mungkin butuh waktu untuk berdua membahas pernikahan mereka, dengan berat hati Tasya menyetujui permintaan tuannya.

"Kamu yakin Sya?" Tanya Alya masih ragu.

"Yakin nyonya..." ujar Tasya mengerlingkan matanya menggoda Alya agar Alya tidak merasa bersalah.

"Ya udah yuk jalan...." ajak Arya sambil menggandeng tangan Alya yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.

Alya yang kini sedang berbunga-bunga beda halnya dengan Tasya yang sewot karena harus balik ke kantor bersama asisten yang terkenal dingin sejagad perbisnisan.

Leo adalah asisten pribadi sekaligus sahabat Arya, dia terkenal dengan sosok pendiam dan sangat misterius. Wajah tampannya hilang seketika dengan sifatnya yang kaku dan dingin.

Leo hanya bersikap ramah di saat berjumpa dengan rekan bisnisnya, dan akan bersikap dingin pada wanita yang berada di sampingnya.

Alya dan Arya telah berlalu menuju mobil Arya, Arya membukakan pintu buat Alya lalu mengitari mobil menuju pintu kemudi dan masuk mobil duduk di samping Alya.