30menit mendekati waktu jadwal yang ditentukan. tapi wanita satu ini masih setia dengan selimut yang membalut tubuhnya.
" hey putri kodok, ini sudah menjelang pagi. apakah tidak ingin beranjak dari tempat tidurmu ? " tapi sayangnya yang ditanya masih berada di alam bawah sadarnya.
" Berliana bangun !!!! " teriak Tasya dengan menyingkirkan selimut yang membungkus Berlian.
dia hanya menggeliat.
kebo !!!!
*****
pukul 11 pagi.
Diordan beserta Ragis menunggu kedatangan mereka. tapi yang di tunggu tak kunjung menampakkan batang hidungnya.
"apakah aku kurang jelas dengan pernyataanku kemarin ragis ? " tanya Diordan dengan terus memperhatikan putaran jam tangan mahalnya.
Ragis menggelengkan kepalanya " tidak tuan." mereka benar benar terlambat.
" maaf kami terlambat ! "
mereka yang terlambat kini berdiri disamping meja Diordan dan Ragis. gadis gadis ini seperti tidak punya aturan jam dalam bekerja.
hening tak ada yang menjawab. untuk kali ini kedua pria itu memilih diam dan menatap pada gadis gadis yang dihadapannya dengan wajah penuh senyuman tak berdosa.
" boleh kami duduk ? " tanya Tasya dengan sedikit menelan salivanya menahan kecanggungan di sekitarnya.
merasa tak ada jawaban, Berlian duduk di kursi kosong sebelah Ragis. benar benar wanita ajaib, sudah salah tapi merasa benar.
Diordan kesal, kenapa Berlian harus duduk disebelah Ragis kenapa tidak duduk disampingnya.
Tasya memberanikan duduk diantara mereka. menaruh berkas di atas meja. dan menghela nafas agar mengurangi ketegangan dalam dirinya.
" maafkan atas keterlambatan kami tuan. jujur saja saya tidak bisa bangun sepagi itu. " Berlian memulai membuka suara. " karena sa.... "
" kami lupa akan hari ini tuan, semalam kami bercerita hingga menjelang pagi. " potong Tasya dengan tatapan mata yang melirik kearah Berlian. begitupun sebaliknya Berlian membalas tatapan matanya.
" seharusnya kalian butuh kami, bukan kami butuh kalian. " tegas Diordan kali ini.
" maaf " ucap Tasya dan Berlian bersamaan.
*
*
*
*
waktu meeting pun berlalu berjalan sesuai semestinya. walaupun sempat ada perselisihan, akhirnya mereda setelah Diordan memaafkan kesalahan mereka.
kini mereka duduk untuk makan siang bersama. " apa yang ingin kalian makan ? " tanya Diordan. " ku dengar disini menu laut lebih menggoda. apa kalian ingin coba ? " sarannya.
" laut ? "
" iya laut. aku pesankan saja ya " Diordan memanggil waiters untuk menghampiri mereka.
" tapi tuan " suara Tasya tertahan dengan hentakan tangan Berlian yang memegang tangan kirinya. Tasya melihat raut wajah berlian seolah memberi tanda sesuatu.
" kenapa ? "
" tidak apa " jawab Berlian. Tasya melebarkan kedua matanya menatap horor pada sahabatnya itu.
tak lama pesanan mereka datang. mereka semua menikmati makanan yang tersaji diatas meja itu. tak ada suara sama sekali hanya terdengar dentingan peralatan makan.
" bagaimana ? lezat bukan ? " tanya Diordan saat mereka sudah selesai dengan makan siang mereka.
" sungguh lezat tuan. " jawab berlian dengan senyum getir di wajahnya.
cari mati dia ! , gumanan Tasya dengan rasa tak pedulinya.
" tolong jangan panggil saya tuan. panggil saya Dio atau apalah agar tidak ada rasa canggung di antara kita " pinta Diordan setelah meneguk tandas minuman yang ia pegang.
" apa itu tidak sopan tuan ? " tanya Berlian. Diordan tersenyum hangat. wanitanya ini sungguh menawan dalam benaknya.
" tidak karena aku yang memintanya. " kini Berlian menatap kedua mata Diordan untuk mencari kebenarannya. tapi tatapan itu mampu membuat jantung Diordan merasakan debaran luar biasa.
" baiklah. aku panggil Dio "
*******
hujan yang deras dimalam ini tidak membuat tegang para penghuni rumah ini. tapi mereka ketegangan ini datang dimana seorang gadis bergetar dengan panas di sekujur tubuhnya. histeris, mereka semua menangis karena yang mereka panggil tak kunjung sadarkan diri.
" bangunlah ! jangan tinggalkan kami "
kumohon bangunlah !
bangunlah !
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments