di taman belakang.
mereka semua berkumpul menikmati teh dan cemilan buatan sang grandma.
Berlian yang baru saja datang, kini duduk di antara Amey dan grandma.
" maaf tuan, bukankah waktu itu asisten saya sudah memberitahu tuan untuk waktu meetingnya diundur Minggu depan ?" tanya Berlian.
Diordan yang kala ditanya tersebut sedang menyeruput sebuah kopi dan meletakkannya diatas meja. " apakah kita sudah sepakat untuk mengundur meeting pada Minggu depan ?" tanya balik Diordan dengan sebuah senyuman mengejek kearah Berlian.
cool
Anda keren tuan ! jangan biarkan nona Berlian tahu bahwa tuan menyukainya. gumaman dari sang kaki tangan.
Berlian yang ditanya seperti itu tidak bisa menjawab. keluh sudah lidah ini untuk membalas perkataan Diordan. memang benar mereka tidak ada sepakat karena ini hanya permintaan sepihak.
” kita akan meeting besok jam 8 pagi bagaimana bisa ? " kini sebuah permintaan , ralat bukan permintaan tapi perintah Diordan berikan.
Berlian mendesah frustasi " jangankan jam 8 pagi, belum tentu jam 9 aku belum bangun. " gumanan pelan Berlian tapi masih terdengar oleh Diordan.
" waaahh, saya baru tahu bahwa anda tidak bisa bangun pagi nona Berlian. " seru Diordan dengan nada jahilnya.
Amey yang mendengarnyapun dengan gatal menjawabnya " betul itu betul sekali. kak Berlian tidak akan pernah bisa bangun sangat pagi. apalagi seperti tadi dia akan merasakan pusing setengah hati. " dengan tertawa kecil mengejek kakaknya.
" apakah kau tahu tuan ? kakak ku kenapa tidak bisa bangun pagi ? karena setiap malam kakakku akan .... aaaaaaaa " belum selesai Amey berseru cerita kakinya dengan sengaja di injak oleh Berlian membuatnya meringis kesakitan.
" kak, sakit ! kakimu menginjakku " keluh Amey dengan menunjuk kakinya. Berlian yang sengaja menginjak hanya pura pura tidak tahu dan tersenyum manis kearah adiknya itu.
" maafkan kakiku ini adikku TERSAYANG ! " ucap berlian dengan penuh penekanan mengingatkan Amey untuk tidak banyak membuka kebiasaan Berlian.
sungguh manis sekali gadisnya ini, Diordan merasakan benar benar jatuh cinta dengan gadisnya ini.
kau sempurna sayang, gumaman Diordan dengan tatapan penuh hangat pada Berlian.
Tasya yang menyadari jikalau Diordan terus menatap pada sahabatnya itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.
******
" kau mau kemana nak ? " tanya Frans pada putri bungsunya yang kala itu tengah ingin beranjak keluar rumah dengan baju yang sudah rapih.
Ruby yang ditanya oleh papahnya tersenyum dengan lembutnya. " aku ingin ke toko buku pah, ada yang ingin aku beli. apakah aku boleh pergi ? " Ruby meminta ijin kepada sang papah.
Frans menganggukkam kepala tanda mengijinkan putri bungsunya itu untuk pergi ke toko buku sesuai permintaannya. " pergilah, dan hati hati."
Ruby senang ternyata sang papah mengijinkannya untuk pergi. " baiklah pah. aku pergi ! " pamit Ruby sebelum beranjak keluar dari rumah.
l
sampai di depan pintu utama Ruby menengok apakah sang papah masih pada tempatnya, atau sudah beranjak pergi ke kamarnya.
merasa sang papah sudah tidak ada pada tempatnya, Ruby merasa lega.
" aman. " ucapnya dengan mengelus dada tanda syukur terimakasih.
dibukanya tas yang ia pakai, di rogohnya isi tas tersebut. dan keluarlah sebuah kunci.
ternyata diam diam Ruby ingin memakai mobil Amey yang terdapat di garasi rumah.
kenapa kunci mobil Amey Ada ditangan Ruby, bukannya seharusnya ada di laci kamar Berlian ?
ya selama masa tahanan semua fasilitas Amey, Berlian yang pegang. dan masalah bagaimana bisa ada ditangan Ruby saat ini, karena Ruby telah berhasil mengambil dilaci kamar berlian.
" mereka semua tidak ada, maka kini aku yang menikmati. " ucap Ruby dengan penuh rasa senang melangkah ke arah mobilnya terparkir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments